18. comfortable

2.1K 283 21
                                    

"Masih segini aja udah sering capek" keluhnya. Ya tapi memang sudah resiko. Pasti semakin besar kandungannya ia akan semakin sering lelah. Apalagi ia mengandung kembar. Radeva tak sanggup membayangkannya.

••••••

Pagi-pagi sekali Radeva sudah sibuk. Dia membantu bibi memasak. Sebenarnya ia yang memasak untuk sarapan tapi bibi bersikeras membantunya. Radeva tidak bisa menolaknya, tapi ia bilang jika semua bumbu ia yang membuat karena Jefri sendiri yang meminta.

Pagi ini ia memasak nasi kuning lengkap dengan berbagai pelengkapnya. Ia seperti masak untuk banyak orang sekarang. Masakan sudah siap, kini tinggal Radeva membangunkan Jefri lalu menjalankan hukuman yang diberikan Jefri selanjutnya. Radeva bingung, hukuman macam apa ini?? Ia justru senang dengan hukuman dari Jefri, ahhh entahlah ia jadi pusing sendiri.

"Mas?" Panggilnya ketika melihat Jefri tidak ada di ranjang. Suara gemericik air dari kamar mandi membuat Radeva tersadar bahwa Jefri tengah mandi sekarang. Cukup mandiri juga pria itu.

Radeva berjalan pelan menuju lemari pakaian. Memilih beberapa pakaian yang sekiranya cocok untuk Jefri kenakan. Pilihannya jatuh ke jas berwarna abu-abu tua, celana dengan warna senada serta kemeja putih andalan Jefri. Tak lupa demgan pakaian dalamnya.

Ceklekkk

"Mana baju mas?" Tanya Jefri datar. Radeva membawa pakaian pilihannya dan memberikannya ke Jefri. Pria itu pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Mana mungkin ia berganti di depan Radeva, yang ada Radeva melihat aset kebanggaannya.

Sembari menunggu Jefri, Radeva memilih membereskan kasur. Mengganti bed cover karena sudah 1 Minggu tak ia ganti. Merapikannya serapi mungkin supaya kamar mewah ini tak terlihat mengenaskan.

"Biar bibi yang cuci" ucap Jefri ketika melihat setumpuk bed cover. Ia tak boleh membiarkan Radeva kelelahan.

"Iya mas, sini aku pakein dasinya" Jefri pun disuruh duduk. Tangan Radeva terulur mengambil tiga buah dasi. Ia mencocokkannya dengan pakaian Jefri hari ini. Setelah menemukan yang cocok, ia memakaikannya dengan rapi.

"Ini" Jefri memberikan jam tangannya. Hal itu membuat Radeva mengernyitkan dahinya heran. Bukankah Jefri bisa memasangnya?? Bahkan pria itu bisa memasang jam tangan hanya dengan satu tangan.

"Pakein" suruhnya. Mau tak mau Radeva menerima jam tangan mewah itu dan memasangkannya.

"Udah"

"Jangan diliatin terus, mas tau mas ganteng" dengan kenarsisan tingkat dewa Jefri dengan enteng berbicara begitu. Mereka pun turun bersamaan lalu memakan sarapannya bersama. Cukup romantis, tapi sarapan kali ini Radeva merasa kesal karena kenarsisan Jefri yang tak kunjung selesai.

••••••

Siang hari yang panas ini Radeva harus datang ke kantor Jefri. Kedatangannya tentu menjadi perbincangan para karyawan. Bagaimana tidak?? Terakhir ia menyatakan resign dan sekarang justru datang bersama Yudhis.

"Jangan didengar"

"Kedengeran kak" balas Radeva. Yudhis terlihat menghela nafas. Ia tetap berjalan di belakang Radeva. Menjaga pemuda itu supaya tak ada yang melukai.

"Kebiasaan orang-orang kantor, bukannya kerja malah ngegosip" gumam Radeva sembari memainkan kakinya. Mereka tengah berada di dalam lift sekarang.

Handsome Demon'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang