10. Marry(?)

2.5K 258 5
                                    

'Radeva hamil?? Sama pak Jef??'

••••••

Radeva berjalan santai memasuki kantor. Banyak mata yang menatapnya dengan tatapan mengejek. Radeva bingung. Sebenarnya ada apa?? Sampai ia duduk di tempat duduknya masih saja ada orang yang sepertinya berbisik-bisik. Entahlah, Radeva lebih memilih untuk bekerja. Sudah lama ia tak duduk di kursi ini.

"Sumpah, gue ngga percaya lo ngelakuin ini Dev" ucap Haidar. Radeva semakin bingung. Kenapa tiba-tiba Haidar seperti ini??

"Maksud kamu apa dar??" Bingung Radeva.

"Buka Twitter lo" Radeva pun membuka ponselnya dan melihat Twitter. Tepatnya akun gosip kantor ini.

Radeva menutup mulutnya tak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Radeva menutup mulutnya tak percaya. Siapa yang menyebarkan ini?? Dan darimana orang itu tau ia tengah hamil sekarang??

"Dev"

"Ahh iya pak??" Bingung Radeva melihat Mahen yang berdiri di depan mejanya.

"Ikut saya ke ruangan" Radeva mengangguk. Ia melirik sekilas ke Haidar yang nampak acuh. Tak salah jika Haidar marah. Sebagai sahabat Radeva ia pasti kecewa.

••••••

"P-pak Jef?"

"Duduk Dev" suruh Jefri. Rupanya pria itu menunggu di ruang kerja Mahen. Dengan perlahan Radeva duduk.

"Kamu saya pecat, say-"

"JANGAN PECAT SAYA PAK, SAYA MOHON" pinta Radeva. Ia berlutut ke Jefri bahkan pria itu belum menyelesaikan ucapannya.

"Berita ini sudah sampai di telinga mama saya, dan mama saya mendesak supaya saya menikahi kamu, lagipula saya membutuhkan surat pernikahan untuk mengurus akta kelahiran anak itu, dan dikarenakan pernikahan antar pegawai dilarang maka saya memecat kamu"

"Kok bapak ngga ada bilang sama aku?!"

"Ini saya bilang" Radeva mengusap air matanya. Menarik ingus yang hampir keluar. Jefri benar-benar membuatnya kesal. Ingin ia bunuh saja.

"Tau deh" Radeva keluar begitu saja dari ruangan Mahen. Meninggalkan dua pria yang tengah bingung.

"Moodyan banget" Mahen geleng-geleng kepala. Ia pun menatap Jefri yang menatapnya tajam.

"Hehe pak, kopi pak" tawar Mahen dengan menyodorkan secangkir kopi yang sudah dingin. Jefri tak peduli. Ia harus segera menghentikan berita itu dan menyelidiki siapa yang menyebarkan berita hoax itu.

Handsome Demon'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang