12. unexpected

2.4K 257 13
                                    

"Terserah asal mama ngga tau aja, udah kamu boleh keluar" Radeva pun keluar dari ruangan besar itu. Meninggalkan Jefri yang kini tengah sibuk sendiri.

••••••

Jefri menatap Radeva dengan serius. Kini mereka sudah resmi menjadi menikah. Jefri tak pernah membayangkan dia akan menikah secepat ini, karena pada awalnya ia tak berniat menikah. Ia hanya ingin membawa Radeva untuk melahirkan anaknya saja. Tidak lebih. Tapi ternyata mamanya sangat tidak terduga, menikahkan dirinya dengan Radeva. Menggelar resepsi mewah di hotel pribadinya. Mengundang banyak tamu yang tentu saja itu tidak pernah terbayang oleh dirinya.

"Jangan harap mendapatkan cinta dariku"

"Aku juga tidak mengharapkannya" balas Radeva. Ya ia tahu tak akan mendapatkan itu dari Jefri. Jadi lebih baik ia sadar diri.

"Tetap bersikap biasa saja" bisik Jefri dengan mendekatkan pinggang Radeva ke tubuhnya. Ia harus bisa terlihat baik-baik saja. Apalagi di depan keluarganya.

"Selamat bang" Jefri menjabat tangan pemuda itu. Hima. Pemuda itu datang dengan menggunakan jas berwarna hitam.

"Sayang ini sepupu aku, namanya H-"

"Nirankara Himalaya" Hima mengulurkan tangannya ke Radeva.

"Radeva, kita kemarin ketemu kan?" Tebak Radeva. Hima mengangguk. Sekarang Jefri merasa dirinya dicueki.

"Hima, kakek memanggil mu"

"Oh? Ahh iya, pamit dulu ya kakak ipar" ucap Hima sebelum pergi. Radeva hanya tersenyum. Jefri tau itu, dan entah kenapa ia tak suka itu. Ia merasa Hima menyukai Radeva.

"Berhenti menatapnya"

"Inget mas, jangan mencampuri urusan masing-masing" balas Radeva. Ia sudah melepaskan tangan Jefri dari pinggangnya. Ia ingin menghampiri sahabatnya yang masih berbincang santai. Jefri hanya bisa menatapnya saja. Ia tak bisa melarang Radeva terlalu keras.

"Ayah percaya kamu sudah dewasa" Jefri menoleh. Surya berdiri di sampingnya. Memegang bahu tegapnya.

"Jaga menantu dan calon cucu ayah, jadilah suami yang baik, jangan jadikan ayah mu contoh, ayah memang suami yang buruk tapi ayah tidak mau kamu mengikuti jejak ayah, jagalah mereka, ayah percaya padamu" Jefri menatap mata sang ayah. Hanya tersirat sebuah ketulusan. Surya mengakui jika ia bukanlah suami yang baik bagi Indhira tapi ia ingin memastikan menantunya tak mengalami hal yang sama seperti istrinya. Karena ia juga tak ingin cucunya tumbuh seperti Jefri yang hidup di bawah kuasa dirinya dan sang kakek.

Surya menepuk bahu Jefri sebelum pergi dari sana. Sebenarnya ia ingin mengatakan ini sejak kemarin tapi ia tak memiliki waktu yang cukup dengan putranya itu. Ia sibuk mengurus perusahaan.

Baru saja Surya pergi, Seno berjalan diiringi Hima di sampingnya menghampiri Jefri. Jefri tau apa maksud kedatangan kakeknya ke sini. Pasti membahas perusahaan keluarga. Jefri lelah, ia sudah cukup sibuk dengan perusahaannya sendiri, mana kadang ia disuruh membantu mengurus perusahaan keluarga.

"Kakek tidak kau menikah dengan laki-laki, tapi dia cukup cantik"

"Apa yang kakek ingin kan?" To the point. Jefri tak suka berbasa-basi.

"Tidak, hanya saja kakek ingin meminta mu memantau Hima mengurus perusahaan keluarga, ia akan mengambil alih, kakek sudah membebaskan mu dari perusahaan ku, kau bebas membesarkan perusahaan mu sendiri" ucap Seto. Jefri mengerutkan dahinya. Menatap Hima dengan tatapan tak dapat diartikan. Bagaimana bisa pemuda itu tiba-tiba setuju?? Bukankah ia bilang tak akan mau untuk mengambil alih perusahaan itu?? Apakah ia berubah pikiran.

Handsome Demon'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang