"Hati-hati mas" ucap Radeva yang hanya dibalas deheman dari Jefri. Entahlah sekarang Jefri merasa tidak nyaman dengan kejadian tadi. Entahlah pikirannya bercabang.
••••••
Sore ini Jefri berniat pulang lebih awal. Ia menjalankan mobilnya dengan santai. Melewati jalanan kota Surabaya yang ramai akan hiruk-pikuk para warganya. Ketika tengah menunggu lampu merah mata Jefri tidak sengaja melihat siluet tidak asing. Itu kedua sahabatnya tengah bercengkrama di dalam mobil?? Apakah Jefri tidak salah lihat?? Itu benar-benar Jonathan dan Yudhis. Bukankah Yudhis izin tengah sakit?? Tapi darimana mereka?? Jefri hapal betul mobil Jonathan. Mobil Hyundai Santa Fe berwarna hitam, dengan ciri khas nama Jonathan di plat mobilnya. Jefri mengikuti mobil itu.
"Kemana mereka??" Bingung Jefri. Ini bukan arah apartemen Yudhis atau bahkan rumah Jonathan. Kemana keduanya akan pergi?? Jefri benar-benar mengikuti mereka sampai di perbatasan kota Surabaya.
Jefri sadar ia sudah terlalu jauh. Jam juga sudah hampir menuju jam malam. Jika ia tetap mengikuti Jonathan dan Yudhis ia pasti akan pulang telat. Jadilah Jefri memilih putar balik dan kembali ke rumahnya. Biarlah urusan Jonathan dan Yudhis nanti ia urus. Yang terpenting sekarang ia pulang awal karena mamanya bilang akan ke rumah.
••••••
Jefri memarkirkan mobilnya di garasi dan langsung masuk rumah melalui pintu samping. Ia malas berputar melalui pintu utama. Terlalu jauh.
"Darimana kamu?" Jefri menengok dan mendapati Indhira yang sudah menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Ya dari kantor mah, menurut mamah darimana lagi??" Jawab Jefri. Tapi Indhira tak semudah itu dibohongi. Ia tahu sekali gelagat aneh putranya itu.
"Jawab jujur"
"Aku nongkrong sebentar" jawab Jefri tanpa beban. Akhirnya Indhira percaya. Jefri menghela nafasnya lega. Setidaknya ia tidak dicurigai lagi. Jefri pun berjalan santai ingin pergi ke kamarnya.
"Jef" panggil Indhira. Dengan malas Jefri berbalik. Indhira pun tersenyum dan menyodorkan sesendok pancake. Jefri bingung, kenapa mamanya tiba-tiba menyuapkan pancake ke dirinya??
"Enak??" Jefri mengangguk.
"Bener kan, masakan istri kamu emang enak, tapi dia ngga pede" ucap Indhira kemudian. Ini masakan Radeva?? Cukup Jefri akui masakan Radeva memang cocok di lidahnya. Sangat pas.
"Ya kan banyak yang lebih enak mah" balas Radeva yang tiba-tiba muncul dari dapur. Jefri sedikit terpana. Radeva tengah berkeringat tapi kenapa justru semakin manis??
"Jef"
"Ahh iya?"
"Ngelamun aja, mandi sana, ketempelan kamu kayaknya" tuduh Indhira. Jefri hanya bisa menggaruk jidatnya saja. Dimana perikemanusiaan mamanya?? Anak sendiri dibilang ketempelan (kerasukan).
"Jahat amat anaknya dibilang ketempelan" ucap Jefri sembari berlalu jadi ucapannya tidak terlalu di dengar oleh Indhira.
"Mama nginep sini ya??"
"Kalo Deva sih oke-oke aja, coba mama tanya mas Jefri" jawab Radeva. Jujur saja ia tak berani mengiyakan ucapan sang mertua. Sekalipun Indhira sangat baik dan merupakan orang tua Jefri sendiri. Tapi bukan menjadi penentu jika Jefri mengiyakan permintaan ibunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Demon's
FanficTentang hubungan rumit antara Jefrian dan Radeva. Jefrian yang tak ingin menikah tapi ingin memiliki anak dan Radeva yang membutuhkan uang untuk biaya kuliah adiknya. Terjadilah hubungan timbal balik diantara mereka. Hubungan yang berlandaskan kontr...