Impian masa lalu

108 13 16
                                    

Chikari terbangun, melihat sekeliling di mana ia sedang berada di ruangan putih yang sangat familiar dimatanya, Ini pasti rumah sakit. Chikari menggerakkan tangannya sedikit, lalu mencoba bangkit, seperti nya energinya terkuras banyak semalam.

Varia :"uh, eh.. Chikari dah bangun!"

Suara Varia mengagetkannya. Chikari tak sadar kalau ternyata ada seseorang diruangan ini. Tak lama Varia berucap, beberapa ultra lain muncul dan saling menghampiri Chikari.

Grigio :"Chikari!! Gapapa kan?"
Chikari :"kalian.. disini semua?"
X :"ya jelas lah. Kau tiba-tiba gak sadarkan diri begitu bikin kaget tau gak"
Chikari :"iya kah? Aku gak tau bisa sampe pingsan. Hehehehe"

Hikari :"ha he ha he, masih bisa santai juga ni anak"

Tiba-tiba ultra biru ini muncul dan langsung mendekati si adik. Tangan kanan Hikari terangkat dan mengelus pelan kepala adiknya. Hikari sedikit menunduk untuk menyamaratakan tinggi dengan Chikari yang duduk.

Hikari :"kau gapapa kan?"
Chikari :"apa ini namanya gapapa?"

Varia :"Pfft.."
Grigio : (bisik) "jangan ketawa..!"

Hikari :"iya iya.. maaf.. udah nyerang"
Chikari :"ceh.."
Hikari :"maaf, kalo gak mau maafin ya udah"
Chikari :"becanda doang yaelah.... Eeeehhh jangan disentuh! Sakit itu woey!"

Hikari yang iseng noel bahu Chikari, langsung berhenti pas tau kalau bahu adeknya terluka, dan yang bikin luka adalah dirinya sendiri.

Hikari :"e-eh, maaf lagi! Ehehe"
Chikari :"ada syaratnya kalo mau dimaafin"
Hikari :"apa?"
Chikari :"beliin cokelat 2 kardus"
Hikari :"dih, enak aja. Eh tapi, kalo mau cokelat, tuh ada yang bawa"

Hikari menunjuk ke seorang ultra dipaling belakang yang langsung menengok saat ditunjuk. Anak mata ultra itu dengan Chikari bertemu. Keduanya sama-sama kaget.

Chikari :"lah, Rio?"
Rio :"eh, lah... m-maaf"
Chikari :"kau kenapa disini?"
Rio :"enggak, hanya... Aku dapat kabar kau masuk RS jadi.. ya—"
Zero :"dia cuma khawatir samamu! Hahahaha!"

Dengan santainya, tiba-tiba Zero merangkul Rio dan membawanya mendekat ke Chikari. Rio-nya mendadak salah tingkah dan bingung mau ngapain.

Chikari :"pffft, iyakah?"
Rio :"eng-enggak!"
X :"gak salah lagi, iyakan?"
Rio :"enggak.. aduh, ah, ini untukmu. Cepat sembuh ya? Oke tata!"

Chikari masih melongo saat Rio kabur gitu aja, tapi sebelum itu, dia menarik tangan Chikari dan menyerahkan dua bungkus cokelat lalu lari.

Fuma :"ciri-ciri tsundere sih dia"
Hikari :"ekhem"
Chikari :"hehehehe, aaaa... Nii-san, mana Felix?"
Hikari :"dia...... Eee..."
Zero :"hampir disleding, di smackdown, di ulek, dan lainnya sama Hikari-san"
Chikari :"HAH??!"
Hikari :"tapi gak jadi. Karena itu perbuatan  tidak baik plus aku tau kau tak akan suka"
Chikari :"eak, mantep"

.
.
.

Setelah pemeriksaan yang cukup lama selesai, Chikari dan ultra lainnya keluar dari ruangan. Dan, betapa terkejutnya mereka melihat Rio masih tetap duduk menunggu diluar ruangan sendirian.

Hikari :"lah, daritadi kau disini?"
Rio :"i-iya pak, hehehe"
Chikari :"kenapa gak masuk aja? Kenapa malah nunggu sendiri disini??"
Rio :"takut.. menganggu"
Chikari :"mana ada mengganggu!"

Kedua-duanya diam, merasa tak enak, Chikari mendekat dan menepuk bahu Rio.
Chikari :"makasih ya untuk cokelat nya! Itu memang favorit ku. Hehe. Makasih banyak juga udah jenguk"

Rio bener bener terkaget. Semburat merah muncul dikedua pipinya tapi berusaha ia sembunyikan.
Rio :"iya. Sama sama. Aku balik duluan ya"
Rio langsung kabur gitu aja karena kalo kelamaan, bisa-bisa dia meleyot disitu :v
Melihat tingkah Rio yang begitu, kumpulan cowok dibelakang malah bisik-bisik,
Taiga :"Rio masih suka sama Chikari?"
Ginga :"dari tingkahnya... Mungkin"
Trigger :"malu-malu kucingnya lucu, wkwkwk"
Geed :"dia masih mau berjuang walau udah ditolak. Keren sih"
Zero :"tapi... Dia berani langsung depan abangnya gitu? Berani amat"
Fuma :"udah dapet kekuatan mungkin. Awokawokawok"
Varia :"kalian ngapain?"

Ultrawoman Chikari : Nebula SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang