"Mohon izin, Pak Bamin, kita berhenti sebentar di butik depan perempatan itu, ya. Tadi Bu Danyon nitip sesuatu." kata Prada Ghifari kepadaku.
"Hmmm."
Prada Ghifari, yang seorang sopir batalyon memarkirkan mobil dinas yang kami tumpangi tepat di sebuah butik yang cukup ramai di tengah kota.
"Izin, Bamin nggak ikut turun?" tanya Prada Ghifari.
"Hm, enggak. Aku tunggu di sini aja."
"Barang kali Bamin mau sekalian beli baju koko. Butik ini khusus menyediakan busana muslim, Bamin, dan kualitasnya bagus. Makanya jadi langganan Ibu Danyon dan ibu-ibu perwira lainnya," ucap Prada Ghifari panjang lebar.
Adnan melotot ke arahnya sebagai tanda agar Ghifari segera menyelesaikan tugasnya.
"Siap, Bamin. Izin, saya masuk dulu dan akan segera kembali." Prada Ghifari mengambil langkah seribu menuju pintu masuk butik.
Sertu Adnan Baihaqi duduk santai di dalam mobil sambil membuka gadget-nya, bermain game. Pengurusan berkas-berkas ke Kodam hari ini cukup melelahkan dan menguras pikirannya.
💞💞💞💞
"Ciiittt ..."
Bunyi decitan rem mobil jenis Honda yang berhenti tiba-tiba di depan mobilnya mampu memekakkan telinga, tak terkecuali Sertu Adnan.
"Siapa sih, bawa mobil gitu kali," katanya lirih sambil melihat ke arah mobil di depannya.
"Duh, Kang Imron, hati-hati dong bawa mobilnya, saya sampai jantungan nih, Kang!" seru Aira.
"Mohon maaf, Ning Aira, punten pisan, tadi saya terlalu mendadak mengeremnya."
"Ya sudah, nggak apa-apa. Tadi Aira juga salah karena minta Akang sedikit ngebut. Baliknya hati-hati, ya, Kang," pesan Aira.
"Siap, Ning Aira," jawab Kang Imron.
Sepanjang perjalanan, Aira memang meminta Kang Imron sedikit ngebut nyetirnya supaya segera sampai di butik. Sejak pagi Anisa, partner Aira di butik mengabarkan bahwa butik ramai oleh pengunjung dan Anisa kewalahan.
Dengan buru-buru Aira segera keluar dari mobil dan berjalan menuju butik miliknya. Ekor matanya sempat menangkap sebuah mobil dinas tentara yang terparkir di depan butik.
"Abdi negara," lirihnya.
Ia kembali teringat ucapan Abah saat berpamitan tadi pagi. Calon Aira yang dipilihkan Abah adalah seorang abdi negara.
"Apa Abah nggak salah milih jodoh seorang abdi negara untukku?"
Aira segera membuang ragunya dan melanjutkan langkah menuju butik.
"Cantik banget tuh cewek, anggun, auranya beda." Sertu Adnan yang tidak sengaja memperhatikan Ning Aira dari dalam mobil seolah terpana pada pandangan pertama.
"Apa aku nyusul masuk ke butik, ya, biar bisa ngajak kenalan tuh cewek? Ah, tapi sudahlah, paling juga gitu-gitu aja kayak cewek lainnya, manja, suka caper, cengeng, dan ngebosenin," tutur Adnan.
💞💞💞💞
"Nah, ini Mbak Aira udah dateng. Pesenan Mas dihandle oleh Mbak Aira, silakan sama Mbak Aira langsung, ya, Mas," kata Anisa kepada Prada Ghifari.
"Ada apa, Nis?"
"Ini, Ra, customer yang dateng minggu lalu, hari ini mau ambil orderan. Aku urus customer lainya, ya," kata Anisa.
"Ok, Nis, makasih, ya."
'Oo, jadi ini tentara yang bawa mobil dinas di depan tadi itu,' gumam Aira.
"Mari, silakan duduk dulu, Pak," sapa Anisa kepada Prada Ghifari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muhasabah Cinta
RomanceAira Medina, seorang putri dari kiai yang cukup ternama di desanya. Ia lebih memilih aktif di dunia bisnis dengan membuka sebuah butik baju muslim daripada mengurus pondok milik keluarganya. Ning Aira, desainer muda yang cantik dan ramah harus legow...