Vivian seorang webtoonist kenamaan yang telah berkecimpung di dunia komik online selama 3 tahun. Dibawah naungan seorang editor bernama Jazel, Vivian membuat sebuah komik fantasy-romance. Di dalam dunia komik miliknya ada suatu wilayah bernama Centr...
Vivian merenggangkan tubuhnya. Ia baru saja menyelesaikan gambar 1 episode komiknya untuk update minggu depan. Kali ini ia bertekad untuk lebih rajin. Bagaimana pun juga editor Jazel sudah membuat komiknya masuk dalam peringkat 10 besar. Vivian memeriksa emailnya, dilihatnya satu pesan masuk baru dari sang editor.
'Dear nona Viz, saya sudah terima update komik anda untuk minggu ini. Namun ada beberapa yang menurut saya harus ada perbaikan mengenai adegan dalam komik. Adapun saya sudah memberikan detailnya dalam file terlampir' begitulah isi email tersebut. Vivian pun mengunduh file yang dilampirkan dalam email.
'Apa-apaan ini kenapa hampir semuanya harus diperbaiki AAAAAAAAAARRHH ' teriak Vivian dalam hati. Meski dengan hati yang berat, Vivian tetap mengerjakan yang diminta oleh sang editor.
'Ah aku mengantuk' mata Vivian serasa digelayuti batu. Rasanya sangat mengantuk, berat dan lelah. Padahal baru sedikit revisi yang ia kerjakan. Tak lama ia pun terlelap di atas meja yang biasa ia gunakan untuk bekerja.
--
Dirasa kantuknya telah hilang, Vivian membuka matanya.
'Eh kok' batinnya.
Vivian mengedipkan mata, ia juga mengucek matanya untuk memastikan kembali apa yang dilihatnya. Vivian terkejut ia terbangun di sebuah ruangan besar yang penuh dengan buku-buku. Vivian tertidur di sebuah meja yang tampak seperti meja kerja seseorang. Dilihatnya sekelilingnya penuh dengan rak buku-buku yang tinggi. Vivian juga terkejut dengan pakaian yang ia kenakan tiba-tiba saja berubah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Eh dimana aku?' tanya Vivian dalam hati.
"Kenapa tidur disini?" suara seseorang mengagetkan Vivian. Dilihatnya seorang pria tampan bertubuh tinggi besar berdiri di dekatnya.
"Lagi? Kau lupa lagi denganku hahh menyedihkan" jawab pria itu kesal. Vivian mengernyitkan dahinya, ia bukannya lupa dengan pria itu. Justru Vivian tidak kenal siapa pria itu. Vivian mengamati pria jangkung yang berdiri di dekatnya, ia merasa sedikit tidak asing dengan pria tersebut. Pria tersebut hanya menatap balik kepada Vivian tanpa sepatah katapun.
Akhirnya pria tersebut memberi tahu namanya, "Ingat namaku Dave" tukas Dave.
"Ingat nih ingat.." kecut Dave sambil menepuk-nepuk pelan dahi Vivian. Vivian menepis tangan Dave dengan berkata.
"Apa-apaan sih baru juga bertemu sudah tidak sopan" kesal Vivian.
"Baru bertemu apanya, otakmu itu betul-betul harus diperbaiki" jawab Dave balik. Dave pun melenggang pergi dari tempat Vivian duduk.
"Hey tunggu, beritahu aku ini dimana?" Vivian pun mengejar Dave yang keluar dari ruang itu. Ia mengintili sang pria yang berjalan dengan langkah lebar.