9. KELUH KESAH DAVE

3 3 2
                                    

Dave dan Vivian masih berada di perpustakaan yang menjadi ruang kerja Lyz tengah beradu urat. Dave sengaja memancing kesabaran 'sang istri'. Setelah mendaratkan kecupan singkat di kening Vivian, Dave melihat 'sang istri' tidak senang dengan apa yang telah dilakukannya.

Dave ingin kembali menguji Lyz yang merupakan istri penyabar dan penurut itu karna akhir-akhir ini Lyz tidak seperti biasanya. Tentu saja berbeda, karna sebenernya yang Dave hadapi adalah Vivian.

"Baiklah kalau begitu aku akan menikahinya dan aku akan membuatnya melahirkan keturunanku. Jadi semua mata orang-orang tertuju pada istri pertama tuan Dave ini yang tidak bisa menghasilkan keturunan" ucap Dave mengancam 'sang istri'.

'Tak ku sangka karakter Dave sangat menyebalkan. Apa katanya menghasilkan keturunan. Memangnya aku pohon apel yang menghasilkan buah. Tidak sadar dia sedang bicara dengan siapa' batin Vivian kesal.

"Lalu karna tidak bisa memberikan keturunan, tidak akan butuh waktu lama sampai kau diusir dari tempat ini" ucap Dave kembali mengancam.

Vivian yang telah habis kesabarannya pun menyerocos.

"YA SILAKAN. MAU KAU MENIKAHI SELURUH PUTRI DARI MASING-MASING PIMPINAN WILAYAH SILAKAN SAJA. AKAN KU BUAT KAU YANG TIDAK BISA MENGHASILKAN KETURUNAN. BRENGSEK" teriak Vivian.

Glup.. Vivian menelan salivanya.

'Aku mengubah dialog lagi. Ahh sifat tidak sabaran ku ini tidak jauh berbeda dengan Dave.. Aiishh..' batin Vivian mengutuk dirinya sendiri.

Bak ada kobaran api dibelakang tubuh Dave. Vivian mampu merasakan panas disekitarnya.

"Kau itu menyebalkan harus ya kau mengancamku begitu" ucap Vivian berusaha meredakan kobaran api dari suami webtoon-nya.

"AAAK.." Dave menarik tangan Vivian membawa Vivian ke arah dinding di belakang mereka. Lagi-lagi Dave memojokkan Vivian ke dinding.

"Siapa kau sebetulnya?" tanya Dave penuh dengan amarah.

'Sial.. adegan ini tak boleh berubah' batin Vivian. Vivian menahan kesakitan di lengannya yang di cengkram erat oleh Dave. Melihat raut wajah 'sang istri' menahan sakit, Dave melonggarkan cengkramannya.

Dilubuk hati Dave, ia betul-betul penasaran siapa sebetulnya Lyz. Siapa sosok asli istrinya itu. Kenapa Lyz yang ia kenal mendadak berbeda akhir-akhir ini. Bahkan terlintas dipikirannya, Lyz yang asli telah diculik dan digantikan oleh wanita dihadapannya. Tapi bagaimana bisa Lyz diculik sedangkan Lyz hanya diam di dalam perpustakaan dan kamar. Dave melepaskan Vivian. Ia merasa kecurigaannya terlalu tidak masuk akal.

Dave membalikkan tubuhnya membelakangi Vivian, "Ayo makan" ajak Dave.

--

Dave dan Vivian tengah menyantap hidangan di meja makan besar. Di meja makan yang besar serta ruangan yang besar mereka hanya berdua di dalamnya. Vivian menyantap hidangan itu dengan lesu.

'Bahkan rasa makanannya terasa nyata masuk ke mulutku' batin Vivian.

Ia masih memikirkan bagaimana dirinya bisa masuk ke dunia webtoon buatannya sendiri. Senyata ini, sampai rasa makanan yang dihidangkan pun memiliki cita rasa yang dapat Vivian rasakan. Dave sesekali melirik 'sang istri'.

"Tidak enak?" tanya Dave.

Vivian hanya diam ia tidak sadar Dave bertanya pada dirinya.

"Makanannya tidak enak? Kalau tidak enak akan ku suruh mereka menggantinya" ketus Dave.

'Orang ini mengajak ribut terus' batin Vivian kesal.

"Tidak usah" jawab Vivian singkat.

"Sakit?" tanya Dave kembali.

"Tidak" jawab Vivian singkat kembali.

Dave meletakkan garpu dan pisau makan yang ia pegang untuk mengiris daging.

"Lyz.. kau kenapa akhir-akhir ini?" tanya Dave dengan suara lebih lembut kali ini.

"Tidak apa-apa. Sedang tidak bergairah saja" jawab Vivian.

"Datang bulan?" tanya Dave kembali dengan nada bicara khasnya yang ketus.

"Ck.. berisik makan saja. Aku tidak bisa makan kalau kau bicara terus" ketus Vivian kembali.

"Baik" jawab Dave menunduk. Entah angin dari mana Dave jadi menciut mendengar nada ketus Vivian.

Sesekali Dave mencuri-curi pandang 'sang istri'. Awal-awal menikahi Lyz, Lyz adalah sosok pendiam, lembut, penyabar, penurut. Dave bukannya tidak suka dengan sosok Lyz yang seperti itu. Hanya saja sosok Lyz yang sekarang membuat sesuatu dalam diri Dave tertantang. Lyz yang sekarang menurut Dave pembangkang, lebih ketus, justru membuat Dave tertantang ingin lebih dominan lagi sebagai pria.

'Habis ini ngapain sih. Membosankan sekali' batin Vivian yang telah selesai menyantap makanan.

"Kenapa lihat-lihat?" Dave tertangkap mencuri-curi pandang pada Vivian. Vivian pun dengan ketus menantang Dave.

'Sudahlah aku tidak perduli lagi dengan adegan asli di webtoonnya' batin Vivian.

"Tidak.. kau biasanya lama sekali makannya" ucap Dave yang tertangkap melirik Vivian.

'Akhhh bahkan aku harus mengikuti gaya makan Lyz sekarang' batin Vivian kesal.

"Aku tidak akan menikahi putri pertama pimpinan North Scount" Ucap Dave. Dave masih melanjutkan makannya yang tertinggal lebih dulu dari Vivian. Jelas tertinggal karna Dave bukannya makan, ia malah memperhatikan wajah Vivian sedari tadi.

"Baiklah terserah kau saja" jawab Vivian enteng.

"Kau sama sekali tak mau menahanku?" tanya Dave.

"Untuk apa? Toh aku yakin memang kau akan menolaknya. Begini-begini kau suka sekali pada istrimu kan" ledek Vivian.

"Apanya yang suka istri menyebalkan seperti itu" jawab Dave. Meskipun menjawab begitu Dave malah menyunggingkan senyum.

'Tuh kan lihat tuh senyum iritmu itu Dave. Tak ada yang bisa membuatmu tersenyum selain Lyz' batin Vivian.

"Pimpinan North Scount menginginkan beberapa perubahan dari sistem Great Scount sebelumnya. Ia mau Great Scount hanya dipimpin satu pemimpin" Dave mulai menceritakan hal yang memusingkan dirinya.

'Iya aku sudah tau' batin Vivian yang merupakan pencipta dunia webtoon tersebut.

"Sedangkan aku khawatir akan ada perebutan tahta untuk menjadi pemimpin Great Scount. Pimpinan North Scount mengajak berunding kami berlima. Sedangkan pihak South Scount masih engan bergabung dengan Great Scount. Bagaimana menurutmu?" tanya Dave dengan penuh kerendahan hati.

Melihat suami webtoonnya sedikit kesulitan dengan alur cerita yang telah ia buat Vivian pun menasehati.

"Penyebab South Scount memecah diri dari Great Scount adalah karna mereka ingin mengerjakan bagian pekerjaan Central Scount soal urusan politik. Mereka merasa sudah cukup kuat karna telah berhasil mengerjakan urusan militer. Padahal alasan kakek mu memilih Central Scount mengurus politik itu karna, jika ada negara lain ingin menyerang, Central Scount lah yang akan di serang lebih dulu untuk melumpuhkan urusan politik Great Scount" ucap Vivian.

Vivian pun melanjutkan, "Kalau South Scount merasa sudah cukup kuat dengan militer mereka. Impian untuk menyatukan kembali Great Scount masih cukup sulit. Mereka harus diberi sedikit pelajaran bahwa militer saja tidak cukup. Jika Great Scount harus berada di bawah tangan 1 pimpinan orang itu haruslah North Scount"

"Bukan kita, Central Scount?" tanya Dave memotong pembicaraan.

"Jujur saja aku lebih percaya pimpinan North Scount, Dave. Bukankah masa jabatan beliau sama dengan kakekmu, jika kakekmu sekarang masih menjabat pun aku lebih percaya kakekmu menjadi pimpinan dan pimpinan North Scount menjadi wakilnya" jawab Vivian enteng.

"haha sial aku tidak sekompeten itu ya?" tanya Dave miris.

"Bukan tidak kompeten. Hanya saja aku tidak bisa melihatmu terluka" jawab Vivian.

Dave menatap 'sang istri' dalam diam. Ada rasa didadanya berdesir mendengar jawaban 'sang istri'.

'Aku bukan istrimu Dave, jangan menatap ku begitu. Itu hanya dialog yang memang harus diucapkan olehku' batin Vivian yang sadar akan arti tatapan Dave. 

IN MY OWN WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang