Perang dingin antara Tuan France West dan Dave masih berlanjut.
"Ngomong-ngomong tuan France West, anda tak penasaran apa yang dikatakan pemimpin East Scount padaku?" Jason mencoba memancing tuan France West.
"Apa? Apa yang mereka katakan padamu?" tanya tuan France West. Wajah tuan France terlihat tidak peduli, tapi ia sangat terlihat berpura-pura menutupi rasa penasarannya.
"Katanya sebelum South Scount memisahkan diri dari Great Scount, kau menemui mereka. Menemui pemimpin South Scount. Mengapa anda berbuat demikian?" ucap Jason menyudutkan tuan France.
Tuan France mendadak terkekeh, "Apa yang kau bicarakan? Untuk apa aku menemui pemimpin South Scount sesaat sebelum mereka memisahkan diri"
Jason pun menggidikan bahunya, "Entah, kalau benar anda menemui mereka. Saya agak penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya" kata Jason sembari melemparkan senyum.
"Aku menemui mereka untuk bertanya apakah mereka sudah yakin untuk melepaskan diri dari Great Scount. Itu saja Dave tidak ada yang ku tutup-tutupi darimu" ujar tuan France berusaha membela dirinya.
Meskipun ia membela diri, Jason sudah tau apa yang terjadi. Jason melihat tuan France dengan tatapan dingin. Dimata Jason, tuan France West adalah orang paling menjijikan.
'Menjijikan' batin Jason.
"Anda adalah salah satu orang yang dipercaya oleh kakek saya tuan France, kalau anda mengkhianati kakek saya. Saya pun tidak akan bisa mempercayai anda lagi. Saya bisa saja meminta para pemimpin wilayah untuk menandatangani petisi meminta West Scount mengganti pemimipin mereka"
BRAK..
Tuan France West mendadak berdiri menggebrak meja, "Jaga bicaramu Dave, kau sudah keterlaluan" tuan France kembali duduk dikursinya sambil melonggarkan dasi kupu-kupu yang tersemat di lehernya. Lehernya terasa tercekik setelah mendengar penuturan dari orang yang ia anggap masih terlalu kecil untuk menjadi pemimpin.
"Jangan marah tuan, saya hanya berandai-andai kalau tuan mengkhianati kepercayaan kakek saya apa yang harus saya lakukan. Tapi kalau tidak ada yang tuan France lakukan, anda tidak perlu marah seperti itu" cibir Jason.
Tuan France pun menggepalkan tangannya, 'Sialan' batin tuan France.
"Hhh, kau bertingkah seperti menyudutkan orang lain bagaimana aku tidak marah Dave" cibir tuan France balik.
Tok.. tok..
Ketukan ringan yang berasal dari pintu mengintrupsi kedua kubu yang sedang bersitegang. Pintu sedikit demi sedikit terbuka. Seseorang menyembulkan kepalanya dan itu adalah Vivian.
"Halo.. maaf menganggu saya mau mengantarkan kue. Apa boleh saya masuk?" izin Vivian sembari menampakan senyum cantiknya.
"Silakan" Jason mempersilakan Vivian untuk masuk. Vivian pun masuk dengan sebuah nampan berisikan makanan ringan di tangannya.
"Tidak sopan rasanya hanya memberikan teh pada tamu. Silakan dinikmati makanannya tuan France West. Kalau begitu saya permisi dulu" Vivian pun pamit undur diri tak ingin menganggu keduanya. Sebelum meninggalkan tempat Vivian menyentuh bahu Jason. Jason pun melayangkan senyuman dan mengusap sebentar tangan Vivian.
"Saya rasa sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan Dave. Kalau begitu lebih baik saya pamit sekarang" tuan France West bangkit dari kursinya.
Jason mengeluarkan sebuah kertas dari kantung jas bagian dalamnya.
"Kata siapa anda sudah boleh pergi" ledek Jason. Jason meletakkan kertas tersebut tepat dihadapan tuan France. Wajah tuan France seketika mendadak berubah.
![](https://img.wattpad.com/cover/336867570-288-k750506.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MY OWN WORLD
FantasiVivian seorang webtoonist kenamaan yang telah berkecimpung di dunia komik online selama 3 tahun. Dibawah naungan seorang editor bernama Jazel, Vivian membuat sebuah komik fantasy-romance. Di dalam dunia komik miliknya ada suatu wilayah bernama Centr...