Jason mengeraskan rahangnya, ia betul-betul ingin marah dengan Vivian. Ia sudah bersusah payah menjalani dua kehidupan di dua dunia. Pertama dunia aslinya dimana Jason adalah seorang sekretaris redaksi. Kedua di dunia webtoon buatan Vivian dimana Jason adalah seorang pemimpin wilayah yang harus berperang, yang harus membuat siasat, serta membujuk orang-orang agar mau bergabung dengannya.
Bagi Jason kedua dunia yang dijalaninya itu sangat melelahkan. Ia bahkan tidak bisa tidur dengan benar. Setiap tidur dirinya akan berakhir masuk ke dunia webtoon buatan Vivian.
Namun melihat sikap Vivian yang berupaya keras menutupi kalau dirinya bisa masuk ke dunia webtoon buatan Vivian, membuat Jason ingin membentak Vivian.
"Pak Jason, anda selalu bicara seolah anda adalah karakter webtoon saya. Maaf kalau ini terdengar gila tapi tidak mungkinkan karakter webtoon saya tiba-tiba hidup di dunia nyata. Lagi pula.."
"Bukan karakter webtoonmu yang tiba-tiba hidup" tiba-tiba saja Jason memotong pembicaraan Vivian.
"Tapi... bagaimana jika ada manusia asli yang tiba-tiba masuk kedalam dunia webtoon buatanmu?" ucap Jason penuh dengan penekanan.
"Apa maksud anda, pak Jason. Jangan bicarakan hal yang tidak saya pahami pak" tegas Vivian.
"Haahh haha.. bagaimana mungkin kau tidak paham maksudku nona Lyz, istriku di dunia webtoon"
Brak..
Vivian tiba-tiba mengebrak meja, kemudian berdiri dari tempat duduknya.
"Saya benar-benar tidak mengerti maksud anda. Kalau begitu saya pamit dulu" Vivian hendak berpamitan dengan Jason namun Jason menahan tangannya.
"Kenapa kau tiba-tiba begini? Aku sudah tau kau juga ada disana, Vivian" ucap Jason dengan suara yang kali ini lebih melunak.
Vivian menarik tangannya yang ditahan oleh Jason, namun kekuatannya tak sebanding. Jason malah menarik tubuh Vivian kedalam pelukannnya. Jason memeluk Vivian sembari berbisik.
"Sampai ketemu nanti di dunia webtoon, Vivian" pamit Jason. Jason pun melepas pelukannya, ia berjalan melewati tubuh Vivian yang membeku. Mulut Vivian yang bergetar akhirnya ia beranikan untuk bicara.
"Episode berapa? Kau masuk kesana di episode berapa?" tanya Vivian ketus.
Jason pun menoleh kembali kearah Vivian.
"Entahlah yang jelas aku lebih dulu berada disana dibandingkan kau. Namun, ketika kau masuk kesana suasananya terasa berbeda. Awalnya aku sama sekali tidak memiliki kontrol atas tubuhku. Tubuhku maupun mulutku bergerak hanya sesuai isi webtoonmu. Aku bahkan tidak mengerti bagaimana hal ini bisa terjadi padaku. Tapi, ketika kau mulai masuk kesana aku bisa menggerakkan tubuhku serta mulutku kembali sesuai yang aku inginkan. Hahh.. melihat kau yang ingin menamatkan komikmu sepertinya kau sudah lelah berada di dua dunia. Seolah-olah lebih menderita daripada aku. Padahal akulah yang lebih menderita" ucap Jason panjang lebar. Ia pun memutuskan pergi meninggalkan Vivian yang masih berdiri tempat sebelumnya.
--
"AAAAAAAARRRRGHHHH" Vivian melampiaskan kekesalannya. Tak lama sampai rumah ia membanting tasnya."Aku tidak akan tidur malam ini. Aku tidak ingin bertemu orang gila itu" kesal Vivian.
Vivian membuka laptopnya, ia mulai menggambar kembali untuk sisa-sisa episode terakhir webtoonnya. Vivian menggambar bak orang gila. Setiap kali ia menggambar Dave amarahnya meledak-ledak. Ia bahkan hampir mematahkan pen tabletnya.
"Siapa yang kau bilang menderita sialan, akan kubuat kau betul-betul menderita di episode-episode terakhir" ucap Vivian penuh dendam.
"Sifatnya itu betul-betul mirip. Pantas saja kau bisa masuk ke dunia webtoonku"
Sudah terhitung 4 jam Vivian sejak Vivian mulai mengerjakan webtoonnya. Ia tampak mulai mengantuk. Sebelum kantuknya makin menjadi-jadi, Vivian menyeduh kopi hitam untuk dirinya sendiri. Satu gelas penuh kopi hitam di seruputnya.
"Hueek... pahit.." ucapnya.
Jarum jam mulai menunjukan pukul 1 malam, terhitung sudah 6 jam Vivian menggambar. Kantuknya sudah tidak tertahankan lagi. Vivian merebahkan kepala di meja, hingga perlahan terlelap. Vivian pun mulai tertidur tenang.. tenang.. semakin tenang.. ia tertidur seperti bayi.
Namun, disinilah Vivian muncul kembali yaitu dunia webtoonnya. Ketika Vivian membuka matanya ia mulai mengutuk dirinya sendiri yang tertidur disaat-saat seperti ini.
'Gimana bisa kau malah tertidur Vivian bodoh' kutuk Vivian.
Dihadapannya tampak seorang lelaki yang tadi bertengkar dengannya. Dave atau sekarang Vivian telah mengenalnya sebagai Jason.
'Tahan... tahan.. bersabarlah Vivian..' batin Vivian.
Dave berjalan mendekati Vivian. Amarah Vivian yang tadinya menumpuk tiba-tiba runtuh begitu saja. Bagaimana tidak, Dave tiba-tiba saja menggandeng tangannya. Mereka pun berjalan di sebuah tangga entah dimana sekarang Vivian berada. Vivian tiba-tiba saja lupa di episode berapa sekarang ini.
Vivian menatap Dave yang menggandeng tangannya. Ada sedikit rasa gugup saat tangan Dave menyentuh Vivian. Yang Vivian pikirkan adalah rasa gugup ini sebetulnya datang karna Vivian tau orang itu Jason atau rasa gugup ini datang karna Vivian sudah menganggap Dave bagian dari dirinya.
Dave yang merasa ditatap pun menoleh.
"Kenapa?" tanya Dave dengan suara beratnya. Vivian tidak menjawab dan hanya menggeleng.
"Sekarang kita akan bertemu pemimpin East Scount, mereka sudah bersedia bergabung dengan kita menjadi Great Scount. Mereka hanya menggundang kita untuk makan malam. Jangan khawatir" ucap Dave penuh dengan kelembutan.
Vivian sampai terheran-heran benarkah orang ini Dave. Atau benarkah orang seperti Jason bisa memainkan peran seperti ini.
"Selamat datang Dave" sapa seorang pria yang tak lain adalah pemimpin West Scount.
"Terima kasih telah mengundang kami. Perkenalkan ini istri saya" Dave memperkenalkan Vivian kepada pemimpin West Scount.
Vivian melempar senyumnya untuk pemimpin West Scount. Pria tinggi besar di hadapannya itu pun membalas senyumnya.
"Halo tuan, saya Lyz terima kasih sudah mengundang kami makan malam di kediaman anda" sopan Vivian. Vivian dan pria tersebut pun saling berjabat tangan.
"Halo nona, saya France West senang bisa bertemu dengan anda. Ngomong-ngomong Dave, istri anda sangat cantik pantas saja kau menolak menikahi putri tuan North" sapa pria tersebut sembari memuji. Dave pun hanya membalas dengan tawa.
Vivian dan Dave pun menuju ruang yang telah di siapkan sang empunya tuan rumah. Sembari makan mereka pun berbincang bersama pemimpin West Scount.
"Saya sangat terkesan dengan Dave. Dia cukup pemberani serta memiliki taktik yang bagus. Dia juga cukup pintar, saya jadi penasaran kalau dirumah dia orang yang seperti apa nona Lyz?" tanya tuan France West kepada Vivian.
"Ahh.. ah.. suami saya orang yang penyayang" hanya itu yang bisa diucapkan Vivian. Ternyata masih banyak yang belum ia ketahui tentang Dave, meskipun ia yang menciptakan karakter Dave.
"Tapi suami saya juga pribadi yang sangat tegas. Meskipun demikian saya sangat mencintainya" ucap Vivian berusaha menahan rasa geli dibalik kalimat yang telah ia buat sendiri. Ya, kalimat yang sesuai dialog webtoon.
Vivian menatap Dave, Dave yang di tatap hanya bisa tertunduk malu. Dalam hati Jason pun ikut merasa geli dengan kalimat yang ia dengar.
"Kalian membuatku iri hahahaha" tawa tuan France West menggema ke seluruh ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MY OWN WORLD
FantasíaVivian seorang webtoonist kenamaan yang telah berkecimpung di dunia komik online selama 3 tahun. Dibawah naungan seorang editor bernama Jazel, Vivian membuat sebuah komik fantasy-romance. Di dalam dunia komik miliknya ada suatu wilayah bernama Centr...