UC 7 : Grup Chat

44 7 0
                                    

Hai Hai jangan lupa votenya

Happy Reading🐣

Di lorong sepi yang hanya diterangi cahaya lampu redup, suasana mencekam yang mungkin membuat banyak orang merinding. Tapi, pria itu berbeda. Dengan langkah santai dan penuh keyakinan, dia melangkah di lantai 4 gedung terbengkalai, seolah kegelapan dan kesunyian di sekitarnya hanyalah bagian dari kesehariannya.

Tangga menuju rooftop gedung itu semakin mendekat, setiap langkahnya bergema di antara tembok yang lusuh dan berdebu. Tanpa tergesa, dia menaiki anak tangga terakhir, dan dengan tenang, ia membuka pintu menuju atap gedung.

Di atas sana, segerombolan orang sedang bersantai di sebuah ruang terbuka yang telah disulap menjadi tempat berkumpul. Sofa-sofa tua, meja kayu, dan kasur bekas menghiasi tempat itu.

Pria itu melangkah ke tengah-tengah mereka dan dengan santai melemparkan sesuatu ke atas meja. "Ini punya Pak Wawan," ujarnya singkat.

Salah satu dari mereka yang duduk di sofa segera meraihnya, matanya penuh waspada. "Aman, kan?" tanyanya memastikan bahwa semua urusan berjalan sesuai rencana.

"Hmmm," gumam pria itu, matanya menyipit saat ia duduk di sofa usang dan mengeluarkan handphone dari saku. Sinar layar ponsel menerangi wajahnya yang serius saat ia membaca sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal.

0817xxxxxxxx

|I know your secret.

Alisnya terangkat, rasa penasaran sedikit muncul, tapi dia segera mengabaikannya. Mungkin hanya lelucon iseng, pikirnya, atau sekadar candaan tak berarti. Dengan gerakan malas, dia memasukkan ponsel itu kembali ke dalam kantong celananya.

Menghempaskan tubuhnya ke sofa, pria itu menutup mata, mencoba menikmati angin malam yang sejuk yang berembus lembut di atas rooftop. Dia berusaha melupakan pesan misterius tadi, membiarkan udara dingin menenangkan pikirannya yang mulai merasa terganggu.

•••••

Mika berguling-guling di atas kasurnya, merasa malas dan bosan. Matanya menatap kosong ke langit-langit, sementara pikirannya berputar mencari sesuatu untuk dilakukan.

"Main HP bosen, nonton TV bosen, tidur juga belum ngantuk. Pengen keluar tapi lagi males banget," keluhnya, frustrasi dengan kebingungan yang membuatnya merasa terjebak di kamar sendiri.

Dia mendesah panjang, membiarkan tangannya jatuh ke samping kasur. Namun, tiba-tiba suara notifikasi terdengar dari handphone yang tergeletak di atas bantalnya. Dengan reflek, Mika meraih handphonenya, sedikit berharap ada sesuatu yang menarik.

Matanya tertuju pada layar, notifikasi berasal dari grup kelasnya. Rasa penasaran mulai menggeliat dalam dirinya, terutama setelah melihat Ketua Kelas, Dasen, baru saja menambahkan beberapa nomor yang tidak dikenal ke dalam grup.

Tanpa berpikir panjang, Mika membuka aplikasi chat dan segera melihat isi grup.

XII IPS MENYALA🔥

Dasen menambahkan 0812xxxxxxxx

Dasen menambahkan 0813xxxxxxxx

Dasen menambahkan 0821xxxxxxxx

Dasen menambahkan 0823xxxxxxxx

Dasen menambahkan 0831xxxxxxxx

Dasen menambahkan 0852xxxxxxxx

UNIQUE CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang