06

286 24 5
                                    

"Kuatkan bahumu, mungkin hari ini akan mudah tapi kita tidak tahu besok. Anggap kau adalah seorang bajak laut, semakin kau melangkah semakin berat bebanmu, tapi ada alasan untuk tidak kembali."

inidinn___i

_-_ hapread prend

Disebuah ruangan yang cukup luas dengan beberapa hiasan dinding dengan coretan pilos, spidol, cat, bahkan beberapa stiker tertempel di dinding itu, namun tetap terlihat indah dan cukup keren.

Hanya satu sisi dinding yang tidak tersentuh satupun tinta, dinding yang hanya ada logo kebanggaan mereka bertuliskan "BLACK EAGLE" dengan beberapa foto yang terpajang disana, entahlah itu foto siapa.

Namun bukan itu masalahnya sekarang, tapi suasananya yang begitu m dan menyesakkan.

Hal itu disebabkan karena salah seorang lelaki diantara mereka menampilkan wajah yang tak terdefinisi, terlihat kosong tapi penuh ekspresi, terlihat tenang tapi tajam, yang jelas mungkin suasana hatinya sedang tidak baik.

Dan hal itu sungguh membuat dua diantara kelima orang yang disana diam dengan segala tingkahnya seperti Rey yang selalu menggaruk tengkuknya tidak nyaman, dan Azka yang daritadi menghembuskan nafas panjangnya.

Berbeda dengan mereka berdua, tampak dua orang lainnya yang terlihat tenang dan biasa saja, salah satu diantaranya sibuk mengerjakan soal yang terpampan jelas didalam buku tebal didepannya dengan kacamata bertengger diatas hidungya, dia terlihat nyaman dengan suasana hening ini.

Abrima Zeroin Foxilyan

Salah satu inti dan member termuda diantara mereka, satu-satunya yang masih berada dibangku SMA, meski terlihat ambis dan kalem, jangan tanyakan bagaimana dia ketika berada dimedan perang.

Yang satunya malah sibuk dengan rubik yang ada ditangannya, dengan sekaleng minuman cola didepannya. Dibanding yang lain, dia adalah pribadi yang memang terlihat bodoh amat dengan sekitarnya, kecuali menyangkut dirinya, temannya, keluarganya, dan orang yang dia sayangi.

Arsena Deswara Abady

mungkin orang banyak mengenalnya sebagai orang yang dingin tak tersentuh, namun nyatanya tidak, dia adalah pribadi yang hangat, hanya saja dia tidak suka dengan orang asing atau yang tidak dia kenal, namun terlihat sok akrab dengannya.

Dia adalah pribadi yang sangat mewaspadai sekitarnya.

Waktunya kembali ketopik, suasana masih hening kecuali dari suara buku Abri ketika membolak balikkan lembaran buku, dan putaran rubik yang berada ditangan Arsen.

Begitu saja terus, sampai suara salah satu bariton yang ada disana membuyarkan keheningan.
"Lo ada masalah apa sih Van? Lo nyuruh kita semua datang kesini cuma buat liat lo diam doank disitu?"
Suara datar tapi lembut itu keluar dari mulut seorang Arsen, setelah menyelesaikan dan meletakkan rubiknya diatas meja.

"IYA PAN DARITADI KEK ORANG STRES AJA." Sudah, lepas sudah suara Azka yang sedari tadi ia tahan dengan sekali tarikan nafas, sepertinya nafasnya sudah hampir habis dia buang sejak tadi.

"Gue gak tuli bajingan." Desis Stevant menatap tajam Azka yang dibalas cengiran lebar andalannya.

"Kek toa anjing, suara lo." Ujar Rey berbisik sambil menyiku pinggang Azka pelan.

"Refleks, babi." Ujar Azka ikutan berbisik.

"kenapa sih, bang?" Pertanyaan berulang itu keluar dari mulut Abri, setelah membereskan Buku-bukunya.

JessiVant BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang