11

191 16 0
                                    

_"Jangan menyerah, karena dunia sekalipun akan menertawai kelemahanmu"_
Din.

Bantu tandain typo,
kritik dan saran diterima.

°||°HAPPY READING °||°
📷

^^
[>_<]
>|°|>

Jessica tidak tahu kehidupan seperti apa yang akan dia jalani dan hadapi kedepannya. Selama berada di dunia asing ini, dia selalu merasa takut, cemas dan gelisah.

Namun bukan suatu jalan keluar bila dia diam dan berlarut dalam ketakutan dan kecemasan, dia hanya perlu mempersiapkan diri, dan menjalani kehidupan barunya dengan keluarga dan suasana baru.

Seperti pagi ini, tidak ada lagi teriakan dan gedoran pintu yang memekakkan telinga, hanya ada suara alarm dan sinar matahari yang berhasil menerobos masuk mengganggu tidur seorang gadis yang masih setia memeluk bantalnya.

Setelah kesadarannya terkumpul, dia meraih ponsel dan mematikan suara alarm. Menatap angka 07.15 yang terpapar di lock screen ponsel nya. Masih terlalu pagi bagi pecinta kasur sepertinya, namun tak urung dia menyibak selimut dan berjalan menuju toilet dengan rambut berantakan.

Setelah selesai dengan urusannya, Jessica turun dengan niat mencari apapun yang bisa mengisi perutnya. Hal pertama yang Jessica lihat adalah keluarga semu yang nampak tenang menikmati makanan yang disajikan.

"Jessica, sini sarapan." seru Rafa yang lebih dulu menyadari kehadiran Jessica, membuat semua pasang mata memandangnya.

"Sure." ucapnya dengan kedua bahu di naikkan. "Why not?" lanjutnya berjalan menuju dapur, membuka lemari pendingin dan mengambil sekaleng minuman cola.
Menenggaknya setengah lalu berjalan menuju meja yang berisi aneka macam makanan.

"Sini, sayang duduk didekat mama." Jessica tetap berjalan melewati kursi yang ditunjukkan dan duduk didekat Aya.

"Enggak papa kan gue duduk disini?" Aya hanya menatap Jessica yang mengambil selembar roti, sebelum melanjutkan makannya yang tertunda.

"Gue larang pun, lo bakal tetap duduk, kan?" Jessica hanya menaikkan sebelah alisnya dengan sebuah senyuman sambil menggigit roti yang berada ditangannya.

"Masih pagi kenapa minum minuman cola?" tanya Rafa sambil merebut kaleng minuman dari tangan Jessica.

"I like it." Ujarnya mencoba meraih kaleng minumannya, namun dengan cepat Rafa menjauhkannya. "Balikin." Rafa malah memberinya segelas susu coklat miliknya.

"Kalau pagi itu minum susu biar sehat, iya kan Ma?" Karina mengangguk membalas pertanyaan Rafa.

"Iya, ini mama kemarin beliin kamu susu stroberi kesukaan kamu." ujarnya lembut menyerahkan sekotak susu dengan bungkus berwarna pink, hal itu sontak membuat satu diantara lima mulut disana berdecih muak.

"Gue udah bilang kalau gue alergi stroberi, kan?." Nada datar tak bersahabat yang keluar dari mulut Jessica berhasil membuat senyum yang mengembang diwajah Karina_ ibunya perlahan menghilang.

Namun pertanyaan itu justru membuat mereka yang berada disana menatap Jessica bingung.

"Alergi?"

"Iya, alergi. Jika itu berasal dari tangan seorang," jeda sejenak menatap sang ibu tersenyum remeh. "Pembunuh?."

"JESSICA!!!!" Teriak seorang pria paruh baya yang sedari tadi duduk tenang menikmati makan.

Berdiri dari kursinya bersamaan dengan gebrakan meja yang cukup kuat, menggetarkan beberapa piring makanan dan beberapa minuman merembes keluar dari wadahnya. Wajah memerahnya menjelaskan betapa tak sukanya dia dengan ucapan Jessica.

JessiVant BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang