"Jangan terlalu sombong dengan pencapaianmu, kita hanyalah bidak catur yang sedang berada dalam kendali seorang pemain."
_Azkala Tridewa Adirson_
Hapread prend !-_-!___
"WELCOME BACK MAMA, PAPA?!!!" Suara menggelegar Aya yang berada diambang pintu masuk menyambut kedatangan kedua paruh baya yang baru saja keluar dari mobil yang mereka ditumpangi.
"Hay sayang, come here." ucap wanita paruh baya yang Aya panggil mama itu sambil merentangkan kedua tangannya.
Melihat itu Aya langsung berlari dan berhambur kedalaman pelukannya.
"Mama kangen banget tau." Ujar Karina--sang mama-- sambil mengecup pelan puncak kepala Aya."Aya lebih." Cetus Aya cepat sambil melepas pelukan mereka.
"Kalau papa?" suara Sofyan-- sang papa-- muncul begitu saja dibelakang mereka, membuat Aya langsung memeluknya erat.
"Masa enggak. Apalagi kalo udah dibawain Hadiah." Lanjut Aya sambil terkekeh melihat beberapa paper bag ditangan sang ayah.
"Ada dong sayang." ujar Sofyan.
"Thank you, pah." ujar Aya membuat Sofyan mengacak pelan rambut Aya.
"Masuk yuk."
"Gimana disana mah, pah, seru gak?" Tanya Aya berjalan kearah rumah beriringan.
"Apanya yg seru, orang disana kerjaan papa kamu cuma meeting terus, mama mah cuma jaga koper doank di apartemen." Jawab Karina dengan raut wajah memelas.
"Saya kan ajak kamu, kamunya doank yang gak mau ikut." sanggah Sofyan cepat tak sudi dituduh menelentarkan istri, tapi tidak juga sih, toh dia pergi buat kerja juga.
"Gimana gak ikut coba, waktu ikut aku cuma jadi patung yang nunggu lumutan disana." ujar Karina malas sambil menatap sang suami yang berjalan dan meletakkan paper bag yang berada ditangannya.
Barusaja ingin membalas ucapan istrinya, kata-kata Sofyan harus dikubur dalam-dalam karena kalah cepat dari suara bariton seorang lelaki yang datang menuruni tangga kearah mereka.
"Mama? Papa? udah pulang?" tanya Rafa yang mengalihkan atensi mereka bertiga.
"Hay Fa, apa kabar?" Ujar Sofyan sambil memeluk sang anak.
"Baik pah, banget malah." jawab Rafa.
"Makin ganteng aja anak mama." Kali ini Karina yang memeluk sang putra.
"Iya dong mah, tiap hari kadar kegantengan Afa tuh, naik 10%." ujarnya bangga. "Apalagi ini udah seminggu, kan? bayangin aja gantengnya." Lanjutnya.
Karina dan sofya tekekeh mendengar ucapannya, entah darimana Rafa bisa memiliki kadar kepercayaan diri yang sangat tinggi itu.
Jika Aya mendengarnya, mungkin Rafa sudah mendapat jitakan atau mungkin tatapan jijik darinya. Hanya saja sekarang Aya terlihat antusias membuka paper bag yang diletakkan oleh Sofyan tadi, dengan raut muka yang terlihat khawatir dan sesekali menoleh kearah lantai atas.
"Kamu kenapa, sayang? daritadi ngeliat keatas terus? emang ada apa?" tanya Karina beruntun melihat sang putri.
"Hah? e-enggak kok mah, mending mama sama papa istirahat deh dikamar, pasti capek kan?" tanya Aya mengalihkan pembicaraan.
"Yaudah papa sama mama ke kamar dulu yah?" ujar Sofyan sambil menarik tangan sang istri.
"Itu dibagi loh sayang." peringat Karina sebelum pergi meninggalkan mereka berdua tanpa membawa apa-apa, soalnya koper dan barang bawaan mereka sudah dibawakan oleh sopir dan pelayan sedari tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
JessiVant Bad
Misterio / SuspensoTidak ada yang istimewa disini,hanya pemeran utama kita yang menyesal karena telah bertransmigrasi, menyesal karena dia kembali hidup, menyesal karena diberi kesempatan kedua. Kenapa? bukankah dia beruntung? semua orang menginginkannya, lalu dia ke...