04

395 31 2
                                    

"menemukan dan melihatmu tersenyum adalah impian terbesarku kemarin, hari ini, dan besok"

_Stevant Alderyan Kenandra_


°°°°°

Jarum jam yang menunjuk angka delapan lewat 20 menit, Jessica mengendarai motornya. Ralat, motor Rafa dengan kecepatan sedang.

Jalan memang sedang tidak padat, namun Jessica hanya ingin menikmati dinginnya malam. Memang dingin, dia keluar hanya berbekal jelana jeans berwarna hitam dan baju berwarna senada tanpa lengan.

Dia baru kembali setelah keluar mencari makan bersama Via. Jika mencari keberadaan Via, mungkin dia sudah bergulat dengan rambutnya.

Karena selama perjalanan, Via tidak henti-hentinya mengeluh kepada Jessica yang mengendarai motor dengan cepat sehingga menyebabkan rambut panjangnya rontok dan lepek terkena debu.

Via juga merasa tidak adil karena hanya Jessica yang mengenakan helm.

Beberapa saat hening, Jessica cukup kaget dengan motor yang tiba-tiba menyalipnya dengan kecepatan tinggi.

Degg....

Jantung Jessica berpacu sangat cepat setelah melihat punggung lelaki pemilik motor yang menyalipnya tadi sangat mirip dengan punggung seseorang yang sangat dia kenal.

Dengan perasaan tak karuan Jessica menaikkan kecepatan kendaraannya dan mengejar lelaki itu, tanpa sadar dia telah melewati bangunan tempat dia tinggal.

Tak butuh waktu yang lama Jessica mampu mengejar kendaraan itu, detak jantungnya semakin cepat. Jessica semakin Menambah kecepatan motornya dengan cepat menghadang motor sport berwarna hitam itu.

ciittt....

Suara decitan rem motor menjadi penutup acara kejar-kejaran tersebut, meskipun pemilik kendaraan yang Jessica kejar itu harus merasakan nikmatnya berciuman dengan aspal karena mencoba menghindari motor milik Jessica yang tiba-tiba berhenti di depannya.

Jessica dengan cepat melepas helm full facenya dengan kasar, mengabaikan rambut panjangnya yang terlihat sedikit berantakan.

Menghampiri lelaki yang masih setia duduk diatas aspal meratapi luka dibagian lengannya yang cukup parah dengan ringisan dan umpatan.

Melihat Jessica datang dan menghampirinya, pria itu langsung berdiri dan menatap Jessica dibalik helm full face miliknya.

"HEH!!! lo bisa bawa motor gak sih. Ada urusan apa lo sama gue?" sentak lelaki itu kearah Jessica dengan masih memegang lengannya yang terluka.

Alih-alih menjawab pertanyaannya, Jessica justru mempercepat langkahnya kearah lelaki itu dengan nafas memburu.

'Evant....' batin Jessica penuh harap tanpa sadar air matanya jatuh begitu saja tanpa izin.

Tanpa mempedulikan tatapan bingung dan luka lelaki itu, Jessica justru langsung membuka kasar helm lelaki yang sudah ada dihadapannya dengan jantung berdebar.

Bak slow motion, helm terbuka menampilkan wajah lelaki berparas tampan dengan irisan bak artis di salah satu film barat yang pernah Jessica nonton, sempurna.

Mata Jessica terlihat terkejut melihat pemandangan didepannya.

"apa apaan sih lo ha?" katanya dengan nada kesal. "bukannya nolongin, gue jatuh gara-gara elo juga yah, lengan gue luka, nih nih liat nih lebarin mata lo" risih lelaki itu pasalnya perlakuan Jessica memang terkesan kurang baik untuk orang yang butuh pertolongan.

JessiVant BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang