• • • • •
Dua minggu sudah Putra ditahan, masih ada 14 tahun 11 bulan 2 minggu lagi Putra disini. Entah harus apa, Putra hanya mampu pasrah. Membiarkan 15 tahun hidupnya mendekam di baik jeruji besi.
Kehidupan nya terbilang cukup baik disana. Ia mulai memiliki seorang teman untuk sekedar mengobrol. Walaupun diam masih menjadi juara kebiasaan Putra hingga saat ini.
Saat malam tiba, Putra akan pergi ke pojok ruangan dan berbaring meringkuk seorang diri. Enggan didekati siapapun jika sudah masuk waktu tidur.
Putra memilih untuk tidur lebih awal daripada tahanan lain. Alasannya cukup simpel, Putra hanya tidak ingin pojok ruangan diisi lebih dulu oleh orang lain.
Hingga di suatu malam, namanya dengan lantang dipanggil oleh seorang polisi. Putra yang sudah berbaring dan siap untuk tidur menjadi kembali terjaga karenanya.
"Ada apa ya, Pak?"
"Ikut saya."
Putra diam-diam menelan ludahnya dengan susah payah. Apalagi ini? Apa belum selesai penderitaannya di dalam neraka ini? Apa ia akan disiksa kembali?
Walaupun takut, Putra tetap mengekori polisi itu hingga dirinya di bawa masuk ke dalam sebuah mobil polisi dan mobil tersebut bergerak maju.
Putra masih tidak tau akan di bawa kemana, Putra cemas memikirkan banyak hal.
Ia.. tidak akan di bunuh dan di buang ke tengah hutan kan? Atau, ia tidak mungkin di buang ke tengah laut kan? Oh ayolah, Putra tidak pandai berenang.
Dirinya terus bergelut dengan pikiran yang berterbangan entah kemana, hingga tak sadar ia dan beberapa polisi yang ada di dalam mobil kini telah sampai ke lokasi tujuan.
Tempat ini. Putra jelas mengingatnya.
Ia di bawa masuk dan betapa terkejutnya Putra kala mendengar teriakan melengking yang memanggil namanya.
"El?"
Putra mendongak menatap beberapa orang yang ada di sana.
"Ibu.."
Ibu segera menghampiri Putra dan memeluknya erat. Putra terlihat semakin kurus dengan lengkung pipi yang semakin terlihat jelas.
"Ngapain disini, Bu?"
"Syarat persidangan siap berlangsung itu adanya Terdakwa, Penasihat hukum Terdakwa, Majelis Hakim, Jaksa, dan para saksi. Waktu persidangan pertama Putra sendirian, kan? Enggak ada pembela dan saksi. Sekarang kita semua di sini, untuk Putra."
• • • • •
Putra tidak lepas pandangan saat Ibu, Rian, Vincent bahkan El bersaksi untuk membelanya. Ia terus menatap Majelis Hakim saat beliau berbicara mengenai hukuman untuk Putra.
"Atas dasar para saksi dan keputusan Majelis Hakim serta juri yang hadir, Putra Pratama dinyatakan tidak bersalah. Putusan hukuman penjara 15 tahun dibatalkan."
Suara palu terdengar nyaring, Putra tersenyum saat melihat hakim di sana menatapnya dengan lembut.
Kebenaran akan selalu dijunjung tinggi walau harus dengan bantuan uang.
Keluar dari ruang persidangan, Putra menghampiri Ibu dan memeluknya erat sekali. Sekarang, Putra tidak harus di borgol saat bertemu Ibu. Putra senang sekali.
Melepas pelukan dengan Ibu dan langsung menerima pelukan El. Anak itu sempat meminta maaf beberapa kali karena sudah membuat Putra merasakan kejamnya tinggal di balik jeruji besi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗘𝗟'𝗦 𝗔𝗡𝗚𝗘𝗟 | vk.
Fanfiction[ bahasa || END.] [ brothership - minim konflik ] - 🍬 - Tuhan memang adil. Selalu menghadirkan orang baik di sisi manusia lain yang tengah mengalami kesulitan. Dan, El beruntung karena bertemu Putra hari itu. - 🍬 - • Start : 2022.10.1 • end : 202...