🍬 - [ 13. Ibu dan masakannya. ]

318 68 25
                                    


• • • • •


Hari demi hari telah berlalu. Genap seminggu sudah El dan Putra berpisah. El tidak pernah mendengar kabar Putra juga saat itu. Putra menghilang bak di telan bumi.

El merindukan Putra. El merindukan Ibu.

Dirumahnya, Papa masih suka sekali berkelakuan kasar. Bahkan saat El tidak melakukan kesalahan.

Sekarang, El bahkan memiliki luka memar membiru di bagian lengan atasnya karena cengkraman kuat sang Papa. Tidak ada yang tau memar itu. Hanya si pemilih tubuh, serta bibi pengasuhnya. Bahkan, Vincent dan Sonya pun tidak tau.

Minggu pagi ini, di balkon kamarnya. El duduk sendirian sambil menatapi sebuah bolpoin bergambar spiderman yang sempat dibelikan Putra saat sedang berdagang di sekolah dasar itu.

Alisnya menukik saat mengingat pasal sekolah dasar.

Ya. Ia ingat nama lengkap sekolah dasar itu. El jelas mengingatnya. Dengan cepat dirinya bangkit, membawa bolpoin merah itu menuju telfon rumah di lantai bawah. Menekan tombol nomor sesuai nomor atas nama Vincent.

Tak lama, suara grusuk terdengar di sebrang panggilan.

"Halo"

Oh, Om Vin nya seperti baru bangun tidur.

"Om Vin! Ini El!"

"Iya, kecil. Ada apa?"

"Om Vin, Putra tidak datang ke rumah El hari ini."

"Darimana kamu tau? Ini bahkan.. astaga, ini masih jam 6 pagi, El."

"Putra biasanya sudah bangun jam segini. Karena pagi-pagi sekali Putra harus ibadah."

"Iya, tapi tidak etis bertamu di jam 6 pagi."

El cemberut. Kenapa tidak ada yang mengerti, El hanya ingin bertemu Putra. Sebentar saja tidak apa apa.

"Halo, El?"

"El rindu Putra.." isak kecilnya terdengar samar. Seolah enggan membuat Vincent khawatir.

Vincent yang jelas mendengar hanya mampu menghela nafas. Bukan merindukan mamanya yang tak kunjung pulang, El justru merindukan Putra yang notabenenya adalah orang lain.

"Sudah sarapan belum?"

"Belum.. Bibi sedang buatkan."

"Sarapan, lalu ganti baju. Om mandi dan bersiap, kita ke rumah Putra."

Rumah Putra.

El langsung saja berloncat kecil, mengekspresikan kesenangan nya.

"Yey, yey! Kerumah Putra. Yey, yey!"

Vincent jelas tertawa kecil. Kebahagiaan anak itu memang selalu sederhana.

"Senang sekali?"

"IYAAA, HIHIII. Cepat jemput El ya Om!"

"Iyaa. Sarapan dulu yang kenyang."

"Siap bosssss!!"

• • • • •

Persidangan telah dilakukan beberapa hari lalu. Putra dinyatakan bersalah dan mendapatkan hukuman 15 tahun penjara. Tidak ada yang datang ke persidangan itu dari pihak keluarga Putra. Karena polisi melarang Putra membawa pengacara ataupun membawa Ibunya.

Terakhir kali, saat sesi introgasi, Baju Putra di lepas dan bagian dada anak itu dengan sengaja di sayat tipis. Lalu setelahnya, Putra di siram menggunakan air yang di campur dengan garam.

𝗘𝗟'𝗦 𝗔𝗡𝗚𝗘𝗟 | vk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang