Capital Letters (4)

576 93 2
                                    

Sakura Haruno bersenandung pelan sambil membereskan meja kerjanya. Sore itu pukul lima. Kepala punggung dan lehernya terasa kaku dan sakit luar biasa. Tapi senyuman tidak pudar dari wajahnya. Ia tidak berhenti memandangi ponsel atau melarikan jemarinya di ponsel. Sasuke Uchiha tidak berhenti mengirimkan kabar untuknya. Sasuke sedang dalam perjalanan pulang. Akhirnya setelah lima bulan lebih tidak bertemu, Sakura bisa kembali melihat wajahnya.

"Saki?! Mau langsung pulang?"  Ino Yamanaka berdiri di sebelah meja kerja sambil menumpukan dagu pada kubikel.

Sakura mengangguk, senyuman masih terpasang di wajah. "Sasuke akan pulang sebentar lagi. Aku berjanji membuat makan malam spesial untuknya."

"Sampaikan salamku untuknya..."

"Will do..."

Menyetir dibawah guyuran hujan lebat bukan hal yang menyenangkan. Sakura lupa membawa kacamatanya. Ia harus sangat berhati-hati dan menyipitkan kedua mata hanya agar ia bisa melihat dengan jelas.

Hujan lebat di jam pulang kerja sama dengan kemacetan parah. Sakura harus menekan klakson atau memukul roda kemudi berkali-kali. Ia tidak dilahirkan dengan kesabaran yang luar biasa. Jam di dashboard mobil menunjukkan pukul sembilan. Sasuke seharusnya sudah sampai di apartemen mereka sejak dua jam lalu. Sakura menghela napas. Ponselnya mati dan dia tidak membawa charger.

Sakura memarkirkan mobil secara paralel. Pukul sebelas malam. Dengan terburu-buru Sakura meraih tas dan keluar dari dalam mobil, menuju lantai apartemennya, membuka pintu. Lampu ruang tamu masih menyala. Sakura berusaha memanggil dengan suara pelan, tapi tidak ada seorang pun yang menjawab panggilannya. Ia berjalan menuju dapur. Dua gelas wine berada di atas meja, gelas yang satu kosong sementara yang lainnya terisi penuh. Rasa bersalah menyeruak ke dalam hati. Ia meletakkan tasnya ke atas kursi makan, menggulung lengan blus biru muda yang ia pakai, membuka pintu kulkas. Satu kotak makan berukuran sedang menarik atensinya. Sakura mengambil kotak tersebut dan membuka isinya. Ayam panggang yang sudah sedikit dipotong. Sasuke pasti membuatnya dan memakannya sedikit.

Sakura menaiki anak tangga satu per satu. Setiap kali ia berhasil mencapai satu anak tangga ia akan menyandarkan kepalanya di dinding, kedua mata terpejam dan bibir setengah terbuka. Ia sangat sangat lelah. Pekerjaannya hari itu sangat berat, ada lebih dari dua rapat yang harus ia hadiri.

Sakura membuka pintu kamar perlahan. Lampu tidur di sisi kanan dan kiri ranjang menampilkan cahaya keemasan di dinding. Sudut bibir Jeonghan tertarik mendapati Sasuke tertidur pulas. Sakura bergerak mendekati ranjang, berhati-hati untuk tidak membangunkan Sasuke, tersenyum lebih lebar kala menatap wajah damai Sasuke.

Sakura menundukkan tubuh, mendekati wajahnya ke arah Sasuke. Senyumnya semakin lebar. Aroma yang selama ini ia rindukan akhirnya menyapa indera penciuman.

Sasuke bergerak dalam tidurnya. Keningnya berkerut, bibirnya mengerucut menggumamkan sesuatu. Sasuke berbalik dan membuka kedua mata perlahan.

"Babe?!"

"Hai..."

"You're home?!"

"Hmm... I'm home... sooo... welcome home..."













Dua bulan sejak Sasuke kembali ke rumah. Kembali ke apartemen mereka. Sakura duduk diatas kursi berlengan sambil membaca jurnal yang atasannya berikan untuknya beberapa hari lalu. Kacamata baca bertengger manis di hidungnya yang ramping.

Sasuke memiliki janji dengan kedua orangtuanya. Dia memiliki janji makan siang bersama mereka. Keluarga Uchiha selalu membuat acara makan siang bersama keluarga di penghujung bulan, dan Sasuke tidak pernah melewatkan agenda tersebut---kecuali jika ia sedang bertugas.

KUMPULAN SHORT STORIES SSLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang