Lotus Flower (2)

331 61 0
                                    

Sakura senang menghabiskan waktu di taman belakang istana. Taman yang dibuat khusus untuknya sejak ia mengubah namanya menjadi Uchiha. Sasuke banyak menghabiskan waktu luang untuk menanam puluhan hingga mungkin ratusan bunga demi kekasih hatinya tersebut, dan setiap musim semi, Sakura akan meminta pelayan pribadinya untuk membawa makan siang dan teh sore ke taman belakang. Ia akan menghabiskan waktu sorenya bersantai di pergola yang terbuat dari tumbuhan merambat.

Ino Yamanaka menjadi orang terdekat Sakura sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di Istana Yin. Ino sosok yang menyenangkan, dia ramah, dan mampu membuat siapapun tertawa karena dia memiliki selera humor yang baik.

Hari itu Sakura mengundang Ino untuk datang menikmati teh sore bersama. Keduanya saling melemparkan senyuman lebar. Sakura memakai pakaian gurun berwarna merah sore itu. Dalam hati mengutuk kebodohannya sendiri karena ia membawa terlalu banyak pakaian gurun dan semua pakaian gurunnya tidak cocok untuk dikenakan di Negara Yin yang jauh lebih dingin dari Negara Moon. Tubuhnya sedikit gemetar karena hawa dingin.

"Kau baik-baik saja?"  Tanya Ino ketika menuangkan teh ke dalam dua cangkir di atas nampan. Sakura selalu meminta Ino untuk menghilangkan formalitas di antara mereka berdua.

Sakura mengangguk, tersenyum di balik cadar tipis yang ia kenakan. Angin musim semi tidak pernah bersahabat baik dengannya terlebih sejak ia memutuskan untuk tinggal dan menetap di Negara Yin yang dingin.

"Bagaimana kabarmu?!"

Ino tertawa pelan. "Baik, tentu saja baik. Kau bisa melihatnya dengan jelas, eh?"

"Dan kabar Sai?!"

Rona kemerahan terbit di wajah Ino hingga menyentuh daun kuping dan lehernya yang putih. "Sai?! Ada apa dengan Sai?!"

Sakura mendengus. Ia memutar bola mata, meraih cangkir teh miliknya dan menyesapnya lebih dulu. "Hmm... seekor burung kecil bercerita tentang Ino Yamanaka dan seorang tentara kerajaan bernama Sai. Kurasa hanya ada satu Ino Yamanaka dan satu Sai di Istana Yin, eh?!"

Ino Yamanaka tidak bisa menyembunyikan tawanya lebih lama lagi. Menurut Sakura, sahabat barunya itu seperti buku yang mudah sekali dibaca. Ia seolah mengenal Ino seperti mengenal telapak tangannya sendiri.


















Sasuke Uchiha tidak bisa berhenti menghembuskan napas lelah. Dagunya bersandar pada kepalan tangan, punggungnya yang masih berbalut jubah kerajaan bersandar pada punggung kursi. Tatapannya berpindah-pindah dari kiri ke kanan, depan ke belakang, memperhatikan semua informasi yang disampaikan oleh pengawal pribadi dan tetua istana.

Naruto Uzumaki yang berdiri di sebelah Sasuke sesekali melirik ke arahnya sambil mengerutkan kening. Ia tahu sahabatnya mulai merasa jenuh dengan setiap laporan yang disampaikan oleh salah seorang tetua kerajaan tentang sekelompok bandit yang gemar melakukan pemerasan di bagian Utara.

Tetua dari bagian Selatan selesai memberikan laporannya. Laporan terakhir untuk hari itu. Dengan cepat Naruto meraih perkamen yang disodorkan ke arahnya dan meletakkan perkamen tersebut ke atas meja.

"Banyak pikiran?!"  Tanya Naruto setelah para tetua undur diri.

Sasuke mengangguk pelan. Jemarinya yang panjang memijat pelipisnya yang terasa berdenyut menyakitkan.

"Bagaimana dengan secangkir teh?"

"Tidak, terima kasih. Dimana Sakura sekarang?"

"Err... seharusnya ada di taman belakang."

Senyum Sasuke mengembang lebar. "Aku akan menemui Sakura setelah ini. Kau boleh menikmati waktu bebasmu bersama Hinata."

Naruto Uzumaki tidak bisa mencegah dirinya sendiri untuk memukul belakang kepala Sasuke dengan perkamen. Keduanya tertawa.

KUMPULAN SHORT STORIES SSLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang