100 Years

571 68 0
                                    

"What is it now, Saki?!"

Sakura memberengut kesal. Sasuke menutup buku yang sedang ia baca, meletakkannya ke atas meja. Ia menggeser tubuhnya sedikit, menghadap Sakura seutuhnya. Kekasihnya berdiri di depan pintu kamar memakai kaos berukuran besar berwarna kuning. Kaos yang ia beli natal tahun lalu, salah satu kaos favoritnya. "What is it?!"

Sasuke mengulang pertanyaan. Tatapannya jatuh pada Sakura yang berdiri gelisah di depan pintu kamar.

"Saki?!"

Sakura menghela napas. Ia menggeleng pelan, bibir mengerucut. Sasuke mengulang panggilannya. Sakura melangkah pelan mengikis jarak di antara mereka. "What if... bagaimana kalau aku tidak lulus di ujian berikutnya?!"

Kali ini Sasuke ikut menghela napas lelah. Ia masih duduk diam di kursinya, tatapannya masih mengarah pada Sakura yang kini menundukkan kepala. "I know you can do this... Baby..."

"Kau yakin?!"

"A hundred percent...yes..."

"What if..."

"What if?!"

Sakura kembali menghela napas. "No, it's okay. I'm great. Think I'm going to bed."

"You should."  Sasuke tersenyum, meraih kembali bukunya yang terlupakan begitu saja. Jemari memijat pelan kepalanya yang terasa berat. Hela napas lolos dari bibirnya.


















"Kau tahu apa yang akan terjadi kalau kita gagal, kan?!"

"I know..."

"Biar kutambahkan... kau tidak akan bisa kembali ke dalam tubuhmu sendiri. Kau tahu itu, kan?!"

"I know..."

"Then what if..."

"Kiba... aku percaya kau, oke?! Aku percaya kau membuat alat ini dengan sangat baik."

Kiba Inuzuka menganggukkan kepala beberapa kali meskipun ia tidak begitu setuju dengan kalimat yang dilontarkan Sasuke Uchiha tadi.

"Jangan memasang wajah seperti itu... kau membuatku takut."

"Sorry... I just... bagaimana kalau proyek ini benar-benar gagal?!"

"Kalau begitu kau akan kehilanganku untuk selamanya. Tidak akan ada lagi yang mengalahkanmu di game sialan yang kau beli dua bulan lalu itu."

"Itu tidak lucu! Aku tidak bercanda sedikitpun!"  Kiba Inuzuka melotot ke arahnya membuat Sasuke tertawa pelan. "Bagaimana jika.... jika... Sakura...."

"Look, Kiba!"  Sasuke meletakkan satu tangannya di bahu Kiba. "Apa yang akan kita lakukan benar-benar hal gila... membelokkan masa depan, menjelajahi mesin waktu, eh?! Kau ilmuwan gila! Tapi aku percaya bahwa kau tidak akan merusak segalanya, seperti kau memecahkan perabotan mahal di rumah kami. Atau memecahkan mangkuk beling yang dibeli Sakura sebagai cinderamata dari Ottogakure dengan harga fantastis."

Kiba mendengus.

"Aku hanya... aku hanya berpikir... bagaimana kalau di kehidupan lainnya... kalian... memiliki akhir yang sama seperti saat ini?!"

Sasuke memejamkan mata. Bayangan tentang senyuman lembut Sakura kembali terlintas di benaknya.

"Kalau begitu... aku akan terus menjelajahi waktu sampai kami berdua memiliki akhir yang baik. Sekarang... putar mesin itu. I'm more than ready."

KUMPULAN SHORT STORIES SSLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang