CHAPTER 6 - PART 1 (R-21+)

2K 23 2
                                    

WARNING 21+

Content Advisory

Terdapat konten eksplisit yang hanya dapat dibaca oleh usia legal diatas 21 tahun, diingatkan sekali lagi agar dapat bijak membaca sesuai umur.




Alina mencecap bibir Theo dengan lidahnya, meresapi setiap rasa yang menempel padanya dengan perlahan. Tak lupa jemarinya juga bergerilya di antara lekukan pahatan yang indah dan kokoh, Alina menyusuri tiap inci dari pangkal leher Theo menuju bagian bawah telinganya. Seakan melepas dahaga setelah sekian lamanya, ia pun melumat bibir Theo tanpa ampun.

Selagi Alina melakukan apa pun yang tengah ia lakukan pada Theo yang berada di bawah kendalinya, Theo pun membelalakan matanya dengan lebar. Ia masih tidak percaya apa yang ia alami saat ini, masih dengan kesadaran penuh ia menikmati sekaligus bertanya-tanya perihal serangan panas yang Alina lakukan padanya.

Kewalahan dengan lumatan Alina yang tak ada henti-hentinya, Theo mendorong wajah Alina untuk menghirup udara setelah menerima serangan kecupan Alina pada bibir Theo yang kini telah memerah dan sedikit membengkak.

"hmmphhh-Alina!"

"Ada apa Theo?" tanya Alina polos setelah mengelap bibirnya yang basah akibat pagutan mesra mereka barusan.

Sudah cukup, ia tidak bisa terus menerus menahan hasrat yang sudah menumpuk pada dirinya. Theo sudah cukup sabar dan berpikir rasional, ia sudah tidak bisa menahan dirinya lagi saat melihat raut wajah Alina yang sangat menggoda seperti saat ini.

"Alina apa kau yakin?" Alina mengangguk.

"Aku tidak menerima kata penyesalan setelah ini..." Alina kembali mengangguk.

"Dan jangan berharap aku akan berhenti di tengah jalan setelah ini..." sekali lagi Alina mengangguk mengiyakan.

Theo melepas semua pakaian yang menempel padanya dan segera menarik tubuh Alina kembali ke dalam dekapannya. Kini Theo telah mengambil alih keadaan dan mendominasi apa yang sudah Alina mulai.

Theo melayangkan bibirnya menyusuri tiap jengkal kulit yang ada pada Alina, ia mengecup dan mencecapi kulitnya dengan indera perasanya. Alina yang tadi liar kini diam dengan jinak menikmati hawa panas yang ditinggalkan oleh jejak penjelajahan Theo pada permukaan kulitnya.

Alina melenguh dan melengkungkan badannya saat Theo menjajaki bagian sensitif miliknya, ia bahkan sebelumnya tidak tahu jika lipatan sikutnya dapat memberikan sensasi yang begitu dahsyat. Theo memberi sensasi pada Alina dengan lihainya, bahkan sebelum ia melakukan apapun pada bagian bawahnya dirinya sudah cukup basah saat ini.

"Theo, cepatlah.." pinta Alina lirih.

Theo hanya menyeringai mendengar permintaan lirih dari Alina, ia kembali melanjutkan aksinya. Kini ia fokus menyerang bagian bawah Alina, ia menggodanya dengan menjilat seluruh permukaan vaginanya namun tidak dengan clitoris Alina yang sudah menegang.

Alina yang telah mengangkang untuk mempermudah pekerjaan Theo kini menghimpit kepalanya dengan kedua paha sintalnya. Ia meremas rambut Theo dengan kuat dan mendorongnya lebih dalam pada selangkangannya. Alina sungguh sudah tidak sanggup dengan godaan Theo yang masih bermain-main dengan vaginanya tanpa melakukan hal yang Alina ingin rasakan.

"Theo... kumohon jangan goda diriku lagi"

"Aku sudah tidak tahan lagi Theo... cepatlah masukkan" pinta Alina putus asa.

"Hahaha baiklah, permintaanmu adalah perintah bagiku nona Alina."

Theo meludah dan membalurkan cairannya tersebut pada batangnya yang sudah menegang sedari tadi itu, ia memandunya menuju lubang yang telah ia persiapkan tadi dan memasukkannya dengan perlahan.

A Mystifying Tale of Faith [R-21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang