Divan melempar kunci mobil ke sofa yang ada di depannya menjatuhkan dirinya pada sofa yang ada di sampingnya.
Divan merasa lelah setelah mengantar ibu dan adiknya tadi, terlebih di rumah ibunya yang baru, ia di suruh menjaga Reva yang sangat aktif itu.
Eits kurang satu, Divan juga harus menjadi mata mata antara Hino dan Satria di depan kedai yang tutup tadi. Ya orang itu adalah Divan. Ia sebenarnya ingin membantu satria tapi satria terlihat sudah berdiri dan menoleh ke arah lain mobil, ternyata di mobil itu ada Hino yang sudah berlari lalu menghampiri Satria, mengecek apakah Satria baik baik saja. Divan mengurung niatnya dan langsung pergi setelah mereka pergi.
"Daripada gue mikir kaya gitu mending mandi aja" ucap Divan pada dirinya sendiri karena masih teringat hal yang tadi di lihatnya. Benar benar seolah olah Hino dan Satria tidak hanya berteman. Sikap Hino pada Satria seperti membuat mereka berdua berpacaran. Entah lah Hino dari kapan sudah seperhatian itu dengan Satria.
(ʘᴗʘ✿)
Hino sekarang sedang berada di kelas bersama dengan Divan karena datang terlalu pagi begitupun dengan Divan.
Mereka hanya diam membisu fokus dengan handphone nya masing masing dan tidak bertegur sapa meskipun hanya berkata hai.
Tak lama kemudian Satria datang dengan senyuman lebar di wajahnya terlihat bahwa ia sedang bahagia sekarang. Divan hanya menoleh lalu memfokuskan dirinya kepada handphone nya kembali.
Hino melihat kedatangan Satria langsung terfokus kepada Satria sambil tersenyum tipis.
"Gimana Lo setelah kejadian kemaren?" Tanya Hino pada Satria yang duduk di sampingnya.
"Baik dong gue kan kuat anaknya, Lo doang yang terlalu berlebihan" ucap Satria membanggakan dirinya sendiri.
"Sok kuat, kemaren ga gue jemput, Lo bakal di situ sampe kapan?"
"Sesampainya hujan reda"
"Sok"
Hino menyentil jidat Satria pelan dan itu membuat Satria ber akting seolah olah kesakitan dengan tindakan Hino.
"Aauu sakit"
"Drama"
Hino menggeleng gelengkan kepalanya sambil terkekeh pelan.
Divan sudah mengamati gerak gerik mereka dari tadi, Divan yang tidak tahan dengan hal itu memutuskan untuk keluar kelas membaca novel nya sambil duduk di kursi depan kelas.
Hino melihat pergerakan Divan ingin sekali menghampirinya tapi tak mungkin jika ia tak punya alasan terlebih dahulu.
"Nanti ajak Divan makan bareng" ucapan itu terlontar dari bibir Hino yang membuat Satria melongo tak percaya.
"Really? Oke nanti gue usahain" ucap Satria.
(ʘᴗʘ✿)
Bel istirahat sudah berbunyi. Seperti yang Hino suruh, Satria menghampiri meja Divan dan mengajak Divan untuk makan bersama Hino di kantin. "Sorry gue sama yang lain aja" ucap Divan hendak pergi.
"Eits, sama gue kali Van gapapa ayo, ya mau ya?" Mohon Satria pada Divan.
"Terserah" ucap Divan membuat Satria langsung tersenyum lebar dan menarik tangan Divan, berjalan ke arah Hino lalu Satria juga menarik tangan Hino.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Teen FictionDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...