Sesampainya di rumah Divan langsung membersihkan diri lalu turun ke bawah untuk makan karena seharian ini Divan sama sekali belum memakan apapun sedangkan waktu sudah menunjukan pukul 17.00.
Selesai makan, Divan langsung kembali ke kamar untuk beristirahat. Divan menghembuskan nafas lelah karena perjalanan ke bandara tadi sekitar satu jam dengan Divan yang menyetir di perjalanan pulang.
Divan mengotak atik handphone nya menghilangkan rasa bosan. Tak lama bel rumah berbunyi Divan turun dari atas ranjang lalu berjalan menuju pintu utama rumah itu, membukanya memperlihatkan Satria dengan Anza di gendongannya.
"Ngapain?" Tanya Divan.
Tanpa menjawab Satria langsung menerobos masuk melihat seluruh sudut rumah itu, betapa sepi dan sunyi nya rumah yang teman nya tinggali.
"Sepi banget gila" Ucap Satria lalu duduk di sofa ruang tamu.
Divan ikut duduk di sebelah Satria lalu ikut menatap seisi rumah nya yang memang sangat rapi tapi terlihat sepi.
"Ada kok setan noh di pojok pojok" Ucap Divan sambil menunjuk sudut ruangan.
"Anjing van merinding gue" Umpat Satria membuat Divan langsung membelalakan matanya.
"Ada anak lo" Satria hanya tersenyum sambil menampilkan gigi gigi nya.
"Ngapain kesini?" Tanya Divan.
"Nemenin lo biar enggak kesepian" Jawab Satria dengan santai.
"Thanks" Ucap Divan. Satria membalasnya dengan senyuman.
"Kalo lo mau nginep aja di rumah gue" Ucap Satria santai.
"Lo ga takut gitu suami lo gue embat?" Tanya nya memastikan kembali.
"Tinggal embat suami lo balik" Ujar Satria dengan santai nya lalu mereka saling bertatapan, beberapa saat kemudian mereka tertawa karena tingkah mereka sendiri.
"Hallo guys!!!" Seru Vano yang baru saja datang dengan Rega di belakang nya.
"Aduh pakmil jangan lari lari dong ngeri gue" Ucap Satria yang langsung mendapatkan tatapan tajam oleh Vano.
"Ngapain?" Tanya Divan.
"Tadi kebetulan lewat aja sih dari cari makanan terus keinget lo sendiri an jadi gue kesini niat nya mau nemenin lo sambil nungguin Rega dapet makanan yang gue mau" Jelas Vano.
"Emang lo pengen apaan sih?" Tanya Satria.
"Pecel ayam tapi dia malah beliin nya ayam goreng" Ucap Vano membuat Satria langsung menepuk jidatnya sedangkan Divan hanya memijit pelipisnya.
"Mangkannya gue ga tau, lo berdua ada saran ga" Tanya Rega yang berada di ambang pintu.
"Pecel ayam ya pecel ayam, Rega bener Van, lo mau nya gimana?" Tanya Satria.
"Gue mau nya pecel ayam Sat" Jawab Vano.
"Yaudah bener yang namanya pecel ayam ya emang ayam goreng terus di kasih sambel ga lupa sama lalapan" Jelas Satria pelan pelan meskipun ia sudah sedikit emosi.
"Tapi gue ga mau itu" Ucap Vano membuat Satria membanting bantal yang berada di sofa itu.
"Trus lo mau nya apaan anjing!" Kesal Satria membuat Anda yang sedang duduk di sofa menangis karena bentakan Satria. Tidak hanya Anza, mata Vano pun sudah berkaca kaca hendak menangis tapi langsung di tenangkan oleh Rega.
"Udah udah lo berdua di rumah gue bukannya tenang malah ribut" Lerai Divan sedangkan Satria hanya menatap sinis Vano sambil menenangkan Anza yang sedang menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Teen FictionDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...