Jam pulang sekolah berbunyi Hino dan Divan masih berada di kelas bersama dengan Satria dan Bara yang juga belum pulang.
"Lo ga pulang no?" Tanya Satria yang sudah mengemasi barang barangnya hendak pergi.
"Bentar lagi nunggu sepi" ucap Hino lalu di balas anggukan oleh Satria.
"Yaudah gue pulang dulu" ucap Satria pada Hino lalu pergi keluar kelas dengan Bara.
"Hino" panggil seseorang yang tak lain adalah Divan.
"Kenapa sayang?" Tanya Hino ketika Divan sudah mendekat ke arahnya lalu duduk di pangkuannya.
"Nanti ke toko buku ya?" Tanya Divan. .
Hino menyirit dahinya bingung "Ngapain?" Tanyanya.
"Novel aku udah habis ke baca aku pengen cari novel lagi" ucap Divan.
"Hmm yaudah" ucap Hino.
Divan beranjak dari pangkuan Hino lalu menggandeng tangan Hino untuk pergi ke parkiran mengambil motornya.
Sesampainya di parkiran Hino memakaikan helm ke pada Divan lalu mengendarai motornya keluar dari area parkiran sekolah.
Setelah beberapa saat akhirnya Hino dan Divan sampai di toko buku.
"Aku boleh beli lebih dari 5 jenis ga?" Tanya Divan setelah melihat buku buku yang berada di toko buku tersebut.
"Boleh, terserah kamu" ucap Hino lalu kembali mengikuti Divan dari belakang sambil memainkan ponselnya.
Sedangkan Divan merasa senang karena ia bisa beli novel dan buku sepuasnya dan mengambil novel novel yang ia inginkan.
"Hino kamu aku beliin ini ya?" Ucap Hino menunjukkan buku matematika di tangannya.
Hino meneguk Saliva nya sudah payang melihat buku tersebut, dari cover nya saja sudah sangat membuat dia pusing sendiri, pasti di dalam nya terdapat rumus rumus mematikan.
"Buat apa?" Tanya Hino ragu.
"Buat belajar, biar nilai kamu bagus." Ucap Divan.
"Tapi itu nanti kan aku yang bayar" ucap Hino.
"Oh iya hehe, yaudah beli aja ya? Buat belajar bareng" ucap Divan, Hino mengangguk saja sebagai jawabannya.
(ʘᴗʘ✿)
Di perjalanan Hino mengendarai motornya dengan kecepatan sedang Hino melihat Divan dari arah spion lalu tersenyum tipis di balik helm full face nya melihat divan yang sedang menyadarkan kepalanya di punggung Hino.
"Kamu ga mau yang lain lagi?" Tanya Hino agak keras agar terdengar oleh Divan.
"Pengen apa ya?" Tanya Divan sambil berfikir. Kesempatan tidak boleh di sia sia kan.
"Seblak aja deh" ucap divan dengan semangat.
"Oke" balas Hino.
Mereka berhenti di warung seblak pinggir jalan.
"Seblak nya satu yang sedeng aja" ucap Hino pada penjual tersebut.
"Ih kok yang sedeng? Yang pedes banget mang" ucap Divan.
"Yang sedeng aja sayang nanti perut kamu sakit" ucap Hino.
"Ga mau! Ih pengen yang pedesss banget!" Divan mengkerutkan bibirnya merasa kesal dengan lawan bicaranya ini.
"Yaudah yang pedes tapi pedes biasa oke?" Tanya Hino yang langsung di anggukan oleh Divan daripada ga dapet seblak nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Dla nastolatkówDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...