Di kantin Hino dan teman temannya sedang berkumpul di kantin begitupun dengan Divan dan teman perempuannya yang tepat berada di belakang meja Hino.
Divan sedang memakan makannya membuat pipinya mengembung karena makanan yang terlalu banyak di masukan ke mulutnya. Itu sangat lucu menurut Hino. Gerak gerik Divan tak luput dari pengelihatan Hino sejak tadi. Bahkan saat Divan sedang berbicara dan tertawa bersama teman temannya pun Hino selalu mengawasinya.
"Divan Lo jangan kaya gitu, pengen gue cubit deh" ucap Nesa yang gemas dengan Divan.
"Dikit dikit aja makannya van kalo Lo makannya terlalu banyak bisa bisa se kantin diabetes ngelihat kemanisan Lo" ucap Rara terkekeh kecil.
"Noh lihat Hino aja gue lihat dari tadi Mandang Lo Mulu senyum senyum sendiri lagi" tunjuk Mitha kepada Hino.
Divan mengikuti arah pandangan Mitha dan melihat ternyata memang benar Hino dengan memandangnya sambil tersenyum.
"Gila Lo" ucap Divan menoyor kepala Mitha lalu menoleh kembali ke Hino, menunduk dan tersenyum.
(ʘᴗʘ✿)
Seperti yang Hino bilang tadi, ia akan berkunjung ke rumah Divan tanpa suatu tujuan, mungkin hanya ingin melihat divan lebih lama.
"Duduk di sini aja dulu, gue mau ganti baju dulu" ucap Divan membuat Hino langsung menganggukan kepalanya lalu duduk di sofa ruang tamu milik Divan.
Rumah Divan terlihat sangat sepi tapi tetap rapi, bahkan tak ada debu sedikitpun membuat siapa saja yang mampir pasti merasa nyaman.
Hino memandang sekeliling rumah milik Divan terdapat pajangan lukisan dan beberapa foto keluarga yang ia pajang di meja.
Beberapa menit kemudian, Divan sudah keluar menuruni tangga dengan langkah agak cepat.
Hino meneguk Salivanya susah payah melihat penampilan Divan. Sangat terlihat anak rumahan tapi mampu membuatnya menegang. Celana pendek di adukan dengan kaos oversize yang hampir menutupi celananya. Mengekspor kaki jenjang dan mulus milik Divan membuat Hino sangat sangat kehilangan akal kali ini.
"Ganti" pintah Hino, jika tidak benar benar Hino akan menerkamnya kali ini.
"Kenapa emang? Gue suka pake kaya gini" ucap Divan mendudukkan dirinya di samping Hino yang menatapnya tak suka. Mengambil Snack yang ada di meja lalu memakannya.
"Gan-" belum sempat Hino melanjutkan ucapannya, tiba tiba handphone Hino bergetar menandakan ada panggilan masuk. Hino langsung pergi ke teras rumah Divan, mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari mamanya yang bilang bahwa ia dan papanya tidak akan pulang malam ini karena masih ada pekerjaan di luar kota.
Hino kembali masuk ke dalam rumah dan menemui Divan yang masih memakai pakaian yang sama dengan kaki yang menyilang membuatnya terlihat seperti nyonya besar di rumah itu.
"Gue bilang ganti kenapa ga ganti?" Tanya Hino yang masih berdiri.
"Gue ga mau, lebih nyaman kaya gini" ucap Divan.
Hino melihat divan dari atas sampai bawah membuatnya mungkin akan kehilangan akal kali ini. "Oke Hilmino Lo harus bersabar, gue yakin Lo bisa" batin Hino sambil menarik nafas dalam dalam lalu di keluarkan.
"Ga bisa" ucap Hino membuat Divan mengekerutkan keningnya.
Hino langsung duduk di sebelah Divan mendekat ke arah Divan. Mengelus paha mulus milik Divan lalu beralih menarik pinggang ramping milik Divan agar Divan sedikit mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Teen FictionDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...