Di kantin kampus Hino dan Gaga sedang berbincang ria sambil memakan makanan mereka sendiri sendiri.
"Gimana tentang lo yang ke prancis?" Tanya Gaga setelah menelan makananya.
"Gue belum bilang ke Divan" Jawab Hino.
Sekitar satu minggu lagi Hino akan pergi ke Australia untuk mengurus perusahaan Gibran yang berada di sana karena mengalami sedikit kendala. Mungkin Hino akan berada di sana sekitar satu bulan.
"Gue ga tega ninggal in Divan sama Alian sendiri" Ucapnya.
"Bawa Alian sama lo aja, cari baby sister yang bakal ngurus Alian di sana selama satu bulan biar Divan fokus kuliah dan gapai cita cita nya" Saran Gaga membuat Hino terdiam sejenak.
Apa yang di katakan Gaga ada benarnya juga. Hino mengangguk setuju dengan saran dari Gaga. Pulang kampus nanti Hino akan memberitahu Divan dan meminta persetujuannya.
(ʘᴗʘ✿)
Sesampainya di rumah Hino berjalan menuju ruang tengah karena biasanya Divan dan Alian berada di sana sambil menonton televisi.
"Aku pulang" Ucap Hino lalu seorang anak kecil berlari ke arah Hino lalu memeluk kaki nya.
Hino pun menggendong anak kecil tersebut lalu mencium pipi nya membuat Alian tertawa karena merasa geli.
"Gimana seneng nggak di rumah" Tanya Hino pada Alian. Alian mengangguk sebagai jawabannya.
"Aku mau ngomong" Ucap Hino menatap Divan yang sedang asik mengerjakan tugas nya.
Divan mendongak mengalihkan fokus nya pada Hino yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Divan menyiritkan dahinya bingung dengan tatapan Hino.
Hino duduk di sofa sebelah Divan lalu memeluk Divan dari samping sedangkan Alian ia letakkan di sebelahnya.
"Why?" Tanya Divan karena tiba-tiba mendapatkan perilaku seperti itu oleh Hino.
"Sayang..." Panggil Hino.
"Hmm?" Divan berdehem sebagai jawabannya lalu menatap Hino di sampingnya.
"Aku di suruh Papa buat pergi ke Australia ngurusin perusahaan Papa yang ada di sana kamu ga masalah kan?" Hino mentap Divan lekat.
"Gapapa lah kenapa emangnya?" Tanya Divan.
"Tapi itu ga sebentar sayang, aku satu bulan di sana dan..." Hino menjeda ucapannya membuat Divan mengangkat satu alisnya tanda bertanya.
"Alian aku bawa biar ga ngerepotin kamu" Ucap Hino membuat Divan kaget mendengar hal itu.
"Kamu harus fokus kuliah, sebulan itu nggak sebentar, aku mau kamu cukup istirahat, kalau Alian aku tinggalin bareng kamu pasti kamu kurang istirahat bahkan ga sama sekali, aku ga mau kalau kamu sampai sakit, ngerti ya?" Jelas Hino panjang lebar sambil mengusap pelan rambut Divan.
"Tapi..." Divan menatap Alian lekat lalu menatap Hino yang berada di depannya.
"Plis sayang aku ga mau kamu memaksakan diri" Ucap Hino.
Divan menatap mata Hino lalu mengangguk ragu sebagai jawabannya.
"Kapan kalian berangkat?" Tanya nya.
"Sekitar satu minggu lagi, kamu harus janji kalau aku pulang, kamu harus tetep kaya gini, tetep sehat kalau bisa agak gembul dikit bukan malah makin kecil dan sakit oke?" Ucap Hino membuat Divan mengangguk pelan.
"Tapi kamu pas pulang ga bawa istri baru kan?" Tanya Divan memastikan.
Hino terkekeh mendengar pertanyaan Divan, bagaimana bisa ia menikah lagi sedangkan Divan saja sudah membuatnya mengunci hatinya untuk Divan seorang.
"Ga janji"
"Ish yaudah gausah berangkat atau tetep berangkat gausah pulang!" Ucap Divan membuat Hino memeluk nya dengan erat.
"Mana mungkin aku selingkuh sedangakan istri ku aja udah lebih dari kata sempurna" Ucapan Hino membuat pipi Divan bersemu, bohong kalau Divan ga baper.
Divan bersyukur mengenal Hino yang dulu pernah ia kira sombong dan banyak gaya ternyata adalah sosok yang bisa membuatnya sejatuh cinta ini. Divan tak pernah merasakan rasanya jatuh cinta sedalam ini kepada seseorang. Dan baru dengan nya lah Divan merasakan rasanya jatuh cinta yang sesungguhnya. Divan berharap mereka akan bersama sama hingga Akhir hayat nanti.
(ʘᴗʘ✿)
Seminggu berlalu, Sekarang adalah waktu Hino untuk pergi ke Australia sambil membawa Alian. Beberapa barang dang koper sudah di siapkan tinggal menunggu waktu keberangkatan saja. Hino juga sudah membujuk Alian untuk ikut dengannya dan memberi tahu pelan pelan agar Alian mengerti.
Meskipun masih ada rasa sedih karena tidak bersama Divan, Alian akhirnya meng iya kan ajakan Hino.
"Hino, Alian kalian baik baik ya" Ucap Sera mengelus rambut Hino dan Alian. Mereka sekarang sudah berada di Bandara.
Tiba tiba saja Alian yang berada di gendongan Hino menggembungkan pipi nya dan matanya berkaca kaca menatap Divan yang berada jauh di belakang Sera sambil menatap mereka dengan tatapan yang sulit di artikan.
Mereka hanya di antar oleh Sera, Giselle, dan yang pasti Divan. Tapi entah kenapa Divan malah menjauh. Mungkin ia terlalu sedih jika harus berpisah dengan keluarga kecilnya itu.
"Myyyy" Seru Alian meronta gonta untuk di lepaskan lalu berlari kecil ke arah Divan dan memeluk kakinya, Divan pun menggendong Alian lalu memeluk bocah itu dengan sangat erat sedangkan Alian sendiri sudah menangis tersedu sedu takut untuk meninggalkan Mommy nya sendiri.
Setelah cukup lama mereka berpelukan Akhirnya Divan melepas pelukannya dan menatap Hino yang tengah menatapnya. Tiba tiba saja Hino merentangkan kedua tangannya. Divan terdiam sejenak lalu berlari untuk memeluk Hino.
"Cepet cepet pulang" Ucap Divan lalu melepas pelukannya.
Hino menatap wajah Divan yang sudah di penuhi air mata lalu menarik dagu Divan, mencium bibir manis itu dan memberikan sedikit lumatan.
"Pasti, aku bakal kangen sama momen momen kita bertiga, aku bakal segera selesai kan tugas aku di sana dan cepet cepet pulang buat bersama sama kamu lagi" Ucap Hino lalu mengecup kening Divan.
"Gibran tega banget pisahin mereka berdua, hiks aku jadi terharu" Ucap Sera menyenderkan kepalanya di bahu Giselle yang berada di sebelahnya.
"Sama, semoga aja Hino dan Alian baik baik di sana" Ucap Giselle membuat Sera mengangguk setuju.
"Yaudah aku pergi dulu ya? Jaga diri baik baik, mah Hino pergi" Ucap Hino lalu memeluk Sera dan Giselle.
Setelah berpelukan, Hino dan Alian melenggang pergi karena pesawat yang mereka tumpangi akan segera berangkat.
Divan menatap kepergian mereka berdua dengan mata yang berkaca kaca hingga mereka tak terlihat lagi.
"Divan, pulang yuk sayang" Ucap Giselle.
Divan membuyarkan lamunannya lalu memgangguk mengikuti Giselle dan Sera untuk pulang.
---
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Novela JuvenilDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...