"halo om?" Sapa Reva pada Hino.
Hino menunjuk dirinya sendiri. "Gue?" Tanya Hino. "Perasaan muka gue ga tau tua amat" ucap Hino.
Divan terkekeh kecil lalu berjalan ke arah ranjang mendudukkan Reva di kasur tersebut.
"Siapa?" Tanya Hino.
"Adik dari ayah yang berbeda" ucap Divan.
Hino hanya mengangguk anggukan kepalanya "aku pikir kamu ngadopsi anak" ucap Hino lalu mencubit pipi Reva.
"Cakit om" ucap Reva.
"Panggil abang aja ya jangan om terlalu tua" ucap Hino pada Reva.
Reva hanya mengangguk lalu kembali fokus pada mainannya.
"Yaudah jagain Reva, aku mau masak dulu" ucap Divan hendak berdiri dari duduknya tapi tanganya di tarik oleh Hino.
"Kiss dulu" ucap Hino lalu tersenyum.
Divan tersenyum lalu mencium bibir Hino, tiba tiba Divan merasakan lumatan di bibirnya. Ia langsung melepaskan ciuman tersebut memukul Hino pelan.
"Tata cama Abang tiuman?" Tanya Reva mengalihkan perhatian mereka.
Divan mengeplak dahinya pelan melupakan ada anak kecil di sini.
"Iya kenapa?" Tanya Hino seraya mengejek Reva.
"Tata, epa au di tium uga" ucap Reva.
"Nggak boleh, Divan punya Abang" ucap Hino memeluk Divan posesif.
"Tata tium!" Rengek Reva, cairan bening itu sudah hampir keluar dari mata balita tersebut.
Divan lalu langsung mengangkat Reva menggendongnya lalu mencium kedua pipi adiknya tersebut.
"Kakak mau masak dulu, kamu sama Abang ya, jangan nakal" peringat Divan.
Reva mengacungkan jempol bantetnya kepada Divan "ote!!!" Ucap Reva semangat.
Sesaat Divan meninggalkan kamar, keadaan kembali sunyi dengan Hino yang berkutik dengan handphone nya sedangkan Reva yang sedang sibuk dengan mainan mobil mobilan nya.
Reva mulai merasa bosan lalu melempar asal mainannya itu. Hino merasa kaget lalu menyimpan handphone nya beralih menatap Reva takut terjadi apa apa.
"Abang, epa bocen" keluh Reva sambil memanyungkan bibirnya.
"Yaudah kamu mau kemana?" Tanya Hino.
"Au cama tata pan" ucapnya.
"Kakak kamu lagi masak bocil, nanti kalo kamu ikut ikutan ga selesai selesai" ucap Hino mencubit pipi Reva.
"Epa bukan bocil, epa dan gede"
"Bocah kamu tuh"
"No!"
"Bocah"
"No!!!"
"Bocaahhh!"
"Huwaaa tata!!! Abang jahat!!!" Reva tiba tiba menangis membuat Hino gelagapan sendiri tak tahu harus bagaimana, ia lalu menggendong Reva menimangnya hingga Reva tertidur.
Divan yang sudah selesai dengan masalah dapurnya itu pun langsung kembali ke kamar untuk memanggil adik dan kekasihnya itu untuk makan. Tapi saat ia membuka pintu kamar dan masuk ke dalam kamar, yang terlihat adalah Hino yang sedang berada di balkon sambil menggendong Reva yang sudah tertidur.
"Makan dulu, kamu harus minum obat" ucap Divan setelah mengecek kembali suhu tubuh Hino yang ternyata masih sedikit hangat.
"Hm" Hino mengangguk lalu menidurkan Reva di ranjang nya, membatasi kedua sisi tubuh Reva dengan guling lalu beralih memeluk Divan dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Teen FictionDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...