Hino dan Divan kini sudah sampai di dalam apartemen. Divan hendak berjalan menuju kamar tapi tangannya di cengkeram oleh Hino.
"Mau kemana?" Tanya Hino.
"Ke kamar" ucap Divan.
Hino melepaskan cengkeramannya lalu mengikuti Divan menuju kamarnya.
"Lo mau mandi dulu apa gue dulu?" Tanya Divan.
"Jangan manggil Lo gue kenapa?" Ucap Hino lesu.
Divan menarik nafas lalu membuangnya dengan perlahan.
"Siapa yang mandi duluan aku atau kamu?" Tanya Divan sekali lagi.
"Kamu aja dulu" ucap Hino merebahkan tubuhnya di kasur sambil bermain game di handphone nya.
Divan menghelan nafas lalu berjalan menuju kamar mandi.
Setelah dua puluh menit Divan berada di kemar mandi akhirnya ia keluar dengan sudah memakai kaos oversize dan celana selutut dengan rambut yang basah.
Divan melihat Hino sudah tertidur dengan memakai baju sekolah. Divan berjalan ke arah meja skincare nya lalu mengoles beberapa cream lalu berjalan ke arah ranjang berniat membangunkan Hino untuk mandi terlebih dahulu.
Divan duduk di sudut ranjang sambil menepuk nepuk pipi Hino bahkan menggoyang goyangkan tubuh Hino tapi tidak ada respon sedikit pun.
"Hino bangun, mandi dulu baru tidur" ucap Divan memegang tangan Hino.
Saat Divan memegang tangan Hino cukup lama ia merasakan tangan Hino tidak seperti suhu biasanya. Divan lalu menempelkan tangannya di dahi Hino benar saja Hino demam. Suhu badannya sangat panas secara tiba tiba.
Divan bingung bagaimana bisa Hino demam padahal saat di sekolah tadi ia baik baik saja.
"Divan" panggil Hino dengan suara yang sangat kecil.
"Kamu panas banget, kamu habis ngapain?" Tanya Divan.
"Eugh... i don't know but can you hug me?" Ucap Hino menyelipkan wajahnya di perut Divan dengan tangan yang merangkul ke pinggang Divan.
"Ganti baju dulu" ucap Divan melepaskan tangan Hino yang sedang merangkulnya.
Divan membantu Hino untuk duduk lalu membuka satu per satu kancing kemeja Hino dengan Hino yang setia memeluknya tak ingin lepas darinya. Mengganti kemeja sekolah dengan kaos biasa.
"Ganti celanamu sendiri" ucap Divan memberikan celana kepada Hino.
Hino hanya mengangguk lalu beranjak dari tempat tidur ke dalam kamar mandi
Saat sudah Menganti celananya Hino ingin segera tidur dengan Divan di sampingnya dan memeluknya. Tapi saat membuka pintu kamar mandi dan hendak menuju ranjang, ia tak melihat divan sama sekali.
Ia mencari Divan di sudut kamar tapi tak ada.
"Divan!!" Panggil Hino tapi tak ada jawaban.
Hino membuka pintu kamarnya sambil terus memanggil nama Divan.
"Di sini! Ada apa?" Tanya Divan dari arah dapur.
Hino segera berlari ke arah dapur lalu memeluk Divan dari belakang.
"Kenapa hmm?" Tanya Divan lembut sambil mengaduk bubur yang ia buat.
"Kamu kenapa pergi?" Ucap Hino manja. Seperti anak kecil yang tidak ingin di tinggal oleh ibunya.
"Aku ga pergi, aku cuma buatin kamu bubur" ucap Divan sambil menuang bubur ke dalam mangkok. "Nih udah jadi, habis itu minum obat ya" ucap Divan.
"Ga mau" ucap Hino menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Teen FictionDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...