Hari ini Divan berangkat ke sekolah sendiri sebab hino belum sembuh sampai sekarang, suhu tubuh Hino makin panas, Hino mengeluh bahwa punggungnya sakit. Memang saat Divan lihat punggung Hino memerah karena terkena bola basket kemarin.
"Divan" panggil Satria dari arah belakang.
Divan menoleh melihat Satria sedang berlari kecil ke arahnya.
"Hino kemana?" Tanya Satria seolah tahu bahwa Divan dan Hino telah bersama.
"Sakit" jawab Divan sambil berjalan beriringan dengan Satria.
"Oohh" Satria mengangguk paham. Setelah itu tidak ada percakapan lagi di antara mereka sampai akhirnya mereka memasuki kelas.
Baru saja Divan akan duduk, seseorang tiba tiba menggebrak mejanya membuat Divan menatap aneh orang tersebut.
"Dimana Hino?" Tanya orang itu, Liena.
"Ga tau" jawab Divan cuek.
"Lo kan yang kemaren buat Hino gue kena bola karena nyelametin Lo" ucap Liena memberikan sorot mata tajam penuh kesal kepada Divan.
"Ck, gue ga tau, bisa diem ga sih"
"Lo bilang Lo ga tau? Jelas jelas kemaren Lo yang-"
"Berisik" Satria yang mendengar itu langsung menyembur Liena dengan kata kata biasa tapi bisa di bilang pedas.
(ʘᴗʘ✿)
Divan berjalan melalui lorong apartemen hingga sampai di depan pintu apartemennya. Larat apartemen Hino yang juga sudah menjadi apartemennya.
Divan memasukan pin lalu membuka pintu tersebut. Betapa kagetnya Divan melihat dua orang paruh baya sedang duduk sambil mengobrol dengan Hino. Orang tua Hino. Mereka berkunjung untuk melihat keadaan Hino setelah ibunya tahu bahwa anaknya sedang sakit.
"Divan" panggil Hino.
Sera dan Ardi pun langsung ikut menoleh melihat divan sedang berada di depan pintu.
Terlihat bahwa Divan sedikit gelisah entah karena apa. Ardi memandang Divan dari atas hingga bawah membuat Divan semakin takut.
"Kamu..." Belum sempat Ardi melanjutkan ucapannya, Sera menyela.
"Divan, calon mantu kita" ujarnya lalu berjalan ke arah Divan menarik pergelangan tangan Divan agar duduk bersama mereka.
"Orang tua kamu setuju dengan hubungan ini?" Tanya Ardi.
Divan hanya diam, sejujurnya ibunya saja tidak tahu bahwa ia sedang berhubungan dengan seorang laki laki.
Divan menggeleng pelan. "Divan tinggal sendiri pah, ayahnya meninggal dan ibunya... Nikah lagi" ucap Hino ragu ragu saat mengucapkan kata nikah lagi. Rasanya sangat berat untuk di ucapkan.
"Lalu ibu kamu tau?" Tanya Ardi lagi.
Sera yang tau divan sedang tidak baik baik saja kali ini langsung mengelus pundak Divan agar ia sedikit tenang dan tidak terlalu gelisah. "Udah mas, gausah nanya nanya lagi, kasihan dia ketakutan lihat wajah kamu yang nyeremin itu" ucap Sera.
Bohong jika sebelum menikah dulu Sera tidak takut dengan Ardi, tapi dengan berjalannya waktu Sera mulai terbiasa dan yang ada adalah Ardi yang takut dengan Sera.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Teen FictionDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...