Keesokan paginya Divan terbangun lebih dahulu daripada Hino. Divan membuka matanya melihat Hino yang masih tidur di sebelahnya. Divan menatap wajah Hino menyingkirkan rambut yang menutupi wajah tampannya.
Setelah puas memandangi wajah milik orang yang bisa di bilang kekasihnya itu, Divan hendak pergi ke kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian, saat Divan hendak bangun ia merasa sangat nyeri di bagian bawahnya. Divan mencoba berusaha duduk dan berdiri. Saat hendak melangkah tiba tiba ia terjatuh karena tak kuat menahan rasa sakit di bagian bawahnya itu.
"Aaaa sialan!!!" Umpat Divan saat ia terjatuh tepat di tepi ranjang.
Hino yang merasa terganggu itu pun langsung membuka matanya melihat divan yang tidak ada di sampingnya. "Divan? Kamu dimana?" Tanya Hino mencari Divan.
"Di sini, tolong!!!" Divan melambaikan tangannya membuat Hino tersentak kaget.
"Hei? Ngapain duduk di bawah?" Tanya Hino melihat divan yang masih terduduk di lantai.
"Sakit banget tolong, gue ga bisa bangun" ucap Divan meringis menahan sakit.
Hino hanya terkekeh pelan mengerti apa yang di maksud oleh Divan lalu berjalan ke arah Divan menggendongnya kembali ke kasur.
"Kamu ga usah sekolah dulu ya, nanti aku izinin" ucap Hino mengubah panggilan menjadi aku kamu.
"Ga ah sekarang waktunya ngumpulin tugas kelompok kalo ga ada gue nanti nilai gue merah lagi di kira ga ikut ngerjain dan bolos" ucap Divan.
"Kamu sakit Van buktinya ga bisa jalan, gausah sok kuat nanti jatuh di sekolah di ejek temen temen yang lain"
"Ngejek gue Lo?"
"Ga gitu, udah di sini aja nanti pulang aku bawain sesuatu bilang aja pengen apa" ucap Hino.
"Bakso!!!" Jawab Divan inisiatif karena jujur ia sangat menginginkan bakso dari lain lain hari.
Hino hanya menggeleng melihat kelakuan Divan lalu beranjak pergi ke kamar mandi.
(ʘᴗʘ✿)
Sesampainya Hino di sekolah ia sudah membawa tugas yang akan di kumpulkan sekarang, melihat teman temannya sudah berkumpul.
"Kok Lo yang bawa no? Bukannya kemaren gue nyuruh Divan ya?" Tanya Nino.
"Dia ga masuk hari ini, tugasnya di titipin ke gue" ucap Hino meletakan tasnya lalu mendudukkan dirinya di bangku miliknya.
Nino dan Satria hanya mengangguk paham.
"Woi tugas nya di kumpulin di meja Bu Reno sekarang buat yang belum Dateng nyusul gapapa yang nganter maksimal dua orang per kelompok" ucap Nian, cowo yang menambah sebagai ketua kelas memberi informasi pada teman sekelasnya itu.
"Biar gue sama Hino aja" ucap Satria tersenyum ke arah Lily, Nidya, dan Nino yang bingung siapa yang akan mengantarkan tugas mereka.
"Hmm" jawab Hino menganggukan kepalanya.
Hino dan Satria berjalan ke arah ruang guru untuk mengantarkan tugas yang bisa di bilang menggambar itu. Setelah mereka berdua keluar dari ruang guru tersebut seperti biasa banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. Mereka terkenal karena keakraban dan beberapa siswi fujo tak lupa mengambil momen mereka berdua. Tapi Hino dan Satria tak menggubris hal tersebut biarlah mereka melakukan sesuka mereka.
"Jadi gimana kemaren lo anterin Divan pulang atau malah Lo ajak nginep" ucap Satria membuat Hino menggelengkan kepalanya.
"Pikiran Lo kotor, buang aja tuh otak Lo" ucap Hino menyentil jidat Satria agak keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Teen FictionDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...