Divan menjatuhkan bahunya setelah melihat kepergian Alvi dari rumahnya. Ia berbalik badan lalu menatap Hino yang juga menatapnya dengan tatapan tajam membuat nya merinding.
"Udah?" Tanya Hino.
"U-udah kenapa?" Tanya Divan sedikit gugup karena di tatap tajam oleh Hino.
"Masih inget punya suami kan?" Tanya Hino lalu Divan mengangguk.
"Terus kenapa pake acara peluk pelukan sampe kaya gitu tadi di depan suami sendiri?" Tanya Hino.
"D-dia mau pergi ke Amerika j-jadi dia pamit sama aku, a-aku ga ada maksud apa apa" Ucap Divan.
"Lian udah makan belum?" Tanya Hino pada Alian.
"Belum daddy tapi Lian udah makan snack banyaaakkk banget sekarang Lian masih kenyang" Ucap Alian menepuk nepuk perutnya.
"Yaudah kalo gitu Lian mau ga main ke rumah Anza?" Tanya Hino.
Alian mengangguk antusias sebagai jawabannya. "Emang rumah nya di mana daddy?" Tanya Alian.
Hino lalu menggendong Alian pergi dari rumah melewati Divan yang masih terdiam.
"Ini rumahnya" Ucap Hino.
Tak lama pintu terbuka menampilkan Bara yang sedang mengenakan kemeja dan celana kain sama seperti Hino saat ini.
"Siap- no?" Tanya Bara.
"Anza ada?" Tanya Hino tak mau berlama lama.
"Di dalem" Ucao Bara lalu mempersilahkan Hino dan Alian masuk.
"Mana Satria?" Tanya Hino.
Bara menyiritkan dahinya bingung. "Pergi bareng vano" Ucapnya.
"Yaudah gue mau nitip Alian, gue mau menghukum istri nakal gue" Ucap Hino.
"Kapan lo balik?" Tanya Bara.
"Beberapa hari yang lalu, yaudah gue titip Alian jaga baik baik bilangin ke Satria juga" Ucap Hino menepuk pundak Bara dia kali lalu pergi.
Bara menghilang nafas berat melihat dua bocah sedang asik bermain.
Di rumah Hino melihat Divan duduk di sofa sambil menundukkan kepalanya. Tanpa berlama lama Hino langsung menarik pergelangan tangan Divan menyeretnya ke arah kamar lalu menutup pintu kamar dan mengunci nya.
"M-maaf" Ucap Divan gugup lalu tiba tiba saja Hino menyeretnya lalu mendorongnya ke atas ranjang.
Hino menindih tubuh Divan. Kedua tangan Divan di genggam dengan satu tangannya lalu tangan nya yang satu lagi di pakai untuk membuka kancing kemeja Divan dan kancing kemeja nya.
"Aku memang tidak tau apa saja yang terjadi selama ini tapi aku tidak suka jika milikku di sentuh atau bahkan menyentuh orang lain seperti hal nya pelukan tadi. Jadi kamu tau sendiri apa yang akan ku lakukan" Ucap Hino lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Divan.
"Menghukummu" Bisik Hino lalu menjilat telinga Divan.
Hino lalu membuka satu persatu kancing kemeja Divan memperlihatkan badan mulusnya serta puting pink favorit nya.
Tanpa aba aba Hino langsung mencium Divan secara brutal hingga Divan kualahan mengimbangi ciuman tersebut.
Hino menggigit bibir bawah Divan hingga Divan membuka mulutnya lalu Hino dengan segera memasukkan lidahnya bermain dengan lidah Divan, mengabsen setiap gigi Divan lalu menyesap lidah nya membuat Divan mengeluh.
"Mhhh... Ahh"
Selalu luas dengan bibir Divan, ciuman Hino merambat ke bagian leher Divan lalu memberikan tanda merah di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is You (B×B)
Teen FictionDivan Aires Saputra laki laki yang berparas cantik, lucu, dan manis tapi tidak dengan otak dan kelakuannya. Hilmino Adresa Gibran, laki laki yang tidak irit bicara tapi juga tidak banyak bicara. Berpenampilan seperti Laki laki pada umumnya hanya s...