Transmigrasi Faresta

22

Tyopo bertebaran

Happy reading

~🦋🦋~

Esta masih berada dipelukan zayyen.dengan tubuh yang bergetar menahan...

Tawa

Ia sesekali memberikan isakan pelan (asu🤣)

Heyy Esta tidak secengeng itu,saat didunia nyata Faresta adalah pemuda yang liar,balapan,tawuran adalah makanan sehari hari nya bahkan  tak jarang pemuda itu kabur kaburan  dari mansion.

Faresta adalah seorang pemuda yang licik,potongan kepala Manusia? ia sudah sering melihat semua potongan manusia yang berceceran dengan darah dimana mana.

Namun tak ayal dia takut juga dengan ayah nya di dunia nyata ,karena Faresta yang nakal membuat nya dikekang agar tidak mempermalukan keluarga nya dengan nilai yang sangat bagus.

"Dek? Heyy?" Zayyen mengguncang pelan tubuh Esta.namun tidak ada respon.

"MOM!!! DAD!!"

gubrak

Gubrak

Bruk

Suara ricuh dimansion saat mereka mendengar teriakan Zayyen yang sudah seperti toa.

"ADA APA HAH?!!" Teriak Al dengan ngos ngosan karena berlari.

"Adek pingsan"

"2 menit,jika tidak kupenggal kepala mu itu" ucap Al menelpon seseorang.

Zayyen langsung membaringkan tubuh adiknya itu.ia mengambil kotak hitam itu dan menunjukkan nya kepada mereka semua.(oh ya isinya sudah di masukkan Zayyen ke kotak nya)

"Sialan" umpat Kaiden menggeram marah,disana seseorang tengah menyeringai dengan puas.

'hah...brisik banget sih,orang mo tidur juga' batin Esta yang masih menutup mata.

BRAK

Mereka langsung menatap tajam seseorang yang baru mendobrak pintu dengan kasar.

"Sialan cepat periksa"

"Hah... Iya" ucap bara dengan nafas yang ngos ngosan.

Bara segera memeriksa keadaan Esta,ya yang ditelpon Al adalah bara.

"Dia hanya shock dan kelelahan" ucap bara.

"Pergi"

Bara melotot mendengar itu,padahal dia Baru saja sampai sudah diusir.

"Dasar kagak tau diri Lo ye"ucap bara jengkel dengan sikap Kaiden dan langsung pergi dengan wajah masam.

Mereka satu persatu meninggalkan kamar Esta dan hanya tersisa Kaiden dan Kinan.

"Mas"

Kaiden yang peka dengan istrinya segera keluar kamar menuju ruang kerja nya untuk mengecek siapa yang berani beraninya memberikan teror tersebut.

Dengan jari jari yang lincah ia menekan keyboard laptop nya untuk mengecek cctv mansion.

Ia mengerutkan dahi nya saat tidak ada rekaman dijam siang itu,seolah olah rekaman tersebut si potong oleh seseorang.

Kaiden menghela nafas nya kasar dan segera kekamar anak bungsunya.

Ceklek

"Esta belum bangun?"