Bagian 6.

38 9 0
                                    

AUTHOR TIDAK SUKA BASA-BASI,
JADI LANGSUNG AJA YA GUYS!!
CEKIDOT!!

-
-
-

- Happy reading kiwin-kiwin -



Perjalanan yang cukup lama, akhirnya Joa dan Ghulam tiba di Jepang. Keduanya langsung menuju apartemen Ghulam, padahal Joa sempat ingin mampir dulu ke apartemen lama nya untuk mengambil beberapa barang-barang.

Tetapi kata Ghulam lebih baik besok saja, ia ingin cepat-cepat beristirahat karena lelah mulai menggerogoti dirinya. Joa pun menurut, selain karena Ghulam lelah, tubuh lelaki itu juga sedang tidak fit. Ia kasihan melihat kondisi suaminya yang tak henti dilanda flu.

Walaupun Joa sering kesal dengan lelaki itu, namun tetap saja, ia masih memiliki hati nurani, apa lagi menyangkut suaminya sendiri. Mengingat lelaki itu sudah nekat untuk berangkat hari ini demi Joa yang ingin cepat-cepat kembali kuliah, walaupun kondisinya sendiri sedang tidak baik.

Sesampai di apartemen, Ghulam langsung merebahkan dirinya di kasur. Sementara Joa masih sibuk meneliti ruangan tersebut. Walau hanya apartemen, namun ia merasa ada di rumah Ghulam, begitu banyak foto-foto terpajang.

Disana ada foto Ghulam bersama kedua orang tuanya, ada foto Ghulam saat bersama teman-teman kampusnya, ada juga foto Ghulam di saat masih SD, dan masih banyak lagi.
Setelah melihat-lihat, gadis itu beralih menuju dapur. Ia membuka kulkas dan mengambil satu kaleng minuman lemon. Tanpa ragu ia meneguknya hingga tandas. Atensinya melihat isi kulkas yang penuh akan sayuran dan buah. Joa pikir Ghulam adalah tipe orang yang tidak suka makan di luar.

Dan juga mengingat masakan Ghulam kemarin, ia semakin yakin bahwa lelaki itu pandai memasak.

Joa beralih pada lemari-lemari kecil, Disana ia mendapati beberapa makanan instan. Matanya berbinar ketika melihat ramen yang beraneka ragam. Ia sangat suka dengan yang namanya mie. Apalagi mie ayam, andai saja di Jepang ada mie ayam, sudah pasti ia akan beli setiap hari.

Tiba-tiba Joa teringat Ghulam, lelaki itu belum makan, akhirnya ia berinisiatif membuatkan Ghulam bubur. Ya..walau begini-begini Joa juga bisa memasak, walau tidak semahir suaminya itu.

Beberapa menit berkutat di dapur, akhirnya bubur yang Joa buat selesai. Hanya bubur biasa yang mudah di buat. Ia membawa semangkuk bubur dan segelas teh hangat untuk Ghulam.

Di saat ia menghampiri lelaki itu, ternyata sang empu tengah tertidur pulas dengan balutan jaket dan sepatu yang terpasang di kakinya.

Joa meletakkan bubur dan teh tersebut dia atas nakas. Dengan hati hati ia duduk di samping lelaki itu.

"Lam..." Joa mengguncang pelan tubuh lelaki itu.

Ghulam hanya melenguh kecil, membuat Joa mencoba lagi untuk membuatnya bangun.

"Lam..bangun dong, lo belum ganti baju tau." Kata Joa.

Ghulam bergerak menggeliat bersamaan dengan matanya yang terbuka perlahan. Pemandangan wajah Joa dari bawah membuat nya tersenyum.

Joa mengernyit "ngapain Lo senyum-senyum??" Tanya nya bingung.

Ghulam menggeleng "gapapa, suka aja baru bangun tidur langsung liat wajah istri gue yang galak ini." Ucap nya sambil mencubit pipi Joa.

Joa meringis "ihh! Resek banget sih suka cubit-cubit" protesnya.

Ghulam terkekeh geli "soal nya tadi pagi belum morning kiss sih gara-gara gue flu" ujarnya.

Joa berdecak "morning kiss-morning kiss, cium guling aja sana! Ogah gue tiap pagi di cium!" Omel Joa.

"Masa Lo gatau, kalau bermesraan dengan suami itu berpahala lho." Kata Ghulam menasehati.

He is my GhulamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang