bagian 13.

6 1 0
                                    


AUTHOR TIDAK SUKA BASA-BASI JADI LANGSUNG SAJA CEKIDOT>>>

-

-

-

Selamat membaca manteman!

Seminggu berlalu...

"pokoknya mama mau pulang besok!" Kekeh Maya.

"ya ampun ma...mama ini masih dalam masa pemulihan. Masih harus di rawat dirumah sakit sampe bener-bener sembuh. Nanti kalo mama udah bener-bener sembuh pasti langsung pulang kok" Bujuk Joa, sejak tadi Maya selalu bilang ingin pulang kerumah, padahal kondisinya masih belum sembuh total.

Ghulam kasihan melihat sang istri yang sejak tadi berusaha membujuk mamanya. Namun Joa tetap sabar dan terus membujuk Maya dengan perlahan. Benar-benar di luar karakternya yang suka emosi padahal baru di sentil sedikit.

Lelaki itu lantas mendekat dan ikut duduk disamping sang istri "mama...." Lirih nya lembut pada Maya. Wanita paruh baya itu hanya melirik sekilas diikuti dengan Joa juga.

"untuk sekarang mama kan belum sembuh total, masih harus di rawat dulu dirumah sakit sampai masa pemulihan selesai. Kalau mama pulang sekarang terus nanti ada apa-apa dirumah gimana? Mending mama disini dulu sampai bener-bener sembuh setelah itu baru kita pulang kerumah, sekalian nanti kita jalan-jalan deh ke dairy land bareng mama papa ghulam juga, udah kangen bogor banget nih" tutur Ghulam saaaaaaaangat lembut.

Joa sendiri sampai terheran-heran melihat tingkah suaminya itu, bisa semanis dan selembut itu didepan mamanya. Baik Maya dan Joa sama-sama terpikat melihatnya.

Ghulam menatap Joa yang kini tengah menatapnya dengan heran, ia tersenyum dengan smirk khasnya. Padahal rasanya Joa ingin menampol lelaki itu saat tersenyum padanya.

"hmmm....yaudah..." Maya bersuara membuat atensi kedua manusia itu beralih padanya. Joa pun tersenyum lega mendengarnya. Kenapa baru Ghulam yang berbicara Maya langsung nurut begitu saja.

Sedangkan Ghulam ikut tersenyum mendengar jawaban Maya, ia menatap Joa seakan-akan ia telah menang dari istrinya. Bukan Joa namanya jika mau dikalahkan oleh seorang Ghulam. Walaupun hanya hal sepele, iya sepelekan.

Oh jadi gini maksudnya. Tunggu aja nanti yaaa. Batin Joa sengit, tak lupa dengan tatapan tajamnya.

"kalo gitu mama mau makan soto khas Madura" Maya bersuara lagi.

"s-soto Madura??" kaget Joa di balas anggukan oleh Maya.

"tapi kan mama ga boleh makan yang macem-macem kata dokter" peringat Joa.

"ya tapi mama lagi pengen soto madura! Gamau yang lain." Kekeh Maya.

"tapi maa------"

"yaudah biar Ghulam keluar beliin soto Madura buat mama, tapi dengan syarat makannya harus pakai bubur, oke?" tawar Ghulam.

Maya mengangguk dengan semangat sambil mengacungkan kedua jempolnya. Dan lagi-lagi Joa menatap sengit Ghulam yang mampu mengambil hati mamanya.

Strategi apalagi nihhh??? Batin Joa curiga.

Sementara Ghulam bangkit, tersenyum pada Maya dan Juga Joa lalu merangkul Joa sebentar dan berbisik "dua----kosong. Masa mau kalah lagi untuk yang ketiga kalinya?" lelaki itu cekikikan kemudian pergi meninggalkan Joa yang keliatannya sudah berapi-api sebab bisikannya.

Lelaki itu keluar, namun dengan segera Joa menyusulnya, ia ingin menanyakan maksud dari bisikan lelak itu tadi. Tidak membalas bukan berarti Joa kalah begitu saja, ia hanya tidak ingin Maya melihat nya berdebat dengan suami menyebalkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He is my GhulamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang