Bagian 11.

62 8 0
                                    

AUTHOR TIDAK SUKA BASA-BASI,
JADI LANGSUNG AJA YA GUYS!!
CEKIDOT!!

-
-
-

- Happy reading kiwin-kiwin -





"Udah gue bilang jangan, eh lo nya malah bandel." Omel Naomi sembari memijat-mijat pelan kaki Joa. Gadis itu meringis kesakitan tiap kali pergelangan kaki nya disentuh oleh sahabatnya itu.

"Awww..ssshh..pel-pelan-pelan Mi" ringis Joa menahan sakit.

"Ini gue udah paaaaaliiing pelan mijitnya," Balas Naomi, ia sedikit gemas karena akibat kecerobohan gadis itu, akhirnya ia berakhir dengan keadaan seperti ini sekarang.

Tadinya mereka sedang berjalan-jalan santai di daerah taman dekat kampus. Lalu tiba-tiba Joa melihat pedagang manisan dengan berbagai bentuk permen yang ia jual. Mata Joa berbinar dengan senyum semringah yang tercetak di wajahnya.

Gadis itu lantas menarik Naomi, menyeretnya menuju pedagang tersebut.

Naomi meronta, ia mendengus kesal karena tak mau di tarik-tarik oleh temannya itu. Joa pun akhirnya memutuskan berlari sendiri ke arah pedagang manisan tersebut, ia meninggalkan Naomi berjalan santai di belakangnya.

Namun belum sampai di pedagang manisan itu, Joa sudah berjerit kesakitan dengan posisi tergeletak di bawah memegangi kakinya. Kakinya terkilir, lantaran memakai highheels tinggi ditambah lagi berlari-lari.

Naomi yang melihat hal itu langsung bergegas menghampiri Joa, bukan hanya Naomi, namun dengan beberapa orang yang melihat Joa turut serta membantu nya.

Gadis itu persis terlihat seperti anak kecil yang terjatuh sebab main kejar-kejaran. Alhasil, disinilah mereka, di apartemen Naomi, mengobati kaki Joa yang sedikit terkilir sebab kecerobohan gadis itu, sudah tau memakai highheels tinggi tapi malah lari-larian.

Naomi lagi-lagi memijit bagian pergelangan kaki Joa, membuat gadis itu menjerit kesakitan.

"Awww!!! Sakit Mi!!" Pekik Joa.

Naomi berdecak "ck! Namanya aja terkilir Jo ya pasti sakit lah, udah tahan dikit doang!!" Omel Naomi lagi membuat Joa mengerucutkan bibirnya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan, membuat dua gadis itu menoleh lalu saling menatap.

"Siapa??" Tanya Joa penasaran.

Naomi menggeleng "gue belum telfon Ghulam buat jemput lo" ujar nya pada Joa. Kemudian ia bangkit menuju pintu dan membukanya. Betapa kaget nya saat yang ia lihat adalah figur Abian yang muncul disana sambil tersenyum lebar.

"H-hay" sapa lelaki itu.

Naomi mengernyit bingung "k-kak Abian??"

Lelaki itu membalas dengan cengiran "Tadi kakak sekilas denger ada yang teriak, siapa??" Tanya Abian.

"Oh itu, aku lagi bantuin Joa, kaki nya lagi terkilir" Balas Naomi.

"Terkilir??" Tanya Abian memastikan dibalas anggukan oleh Naomi.

"Kakak boleh bantu??" Tawar Abian.

Naomi sebenarnya ragu untuk mengiyakan, namun ia juga merasa tak enak jika menolak bantuan lelaki itu.

Akhirnya ia mengangguk, "boleh kak," Naomi mempersilahkan Abian masuk. Lelaki itu melangkah memasuki apartemen Naomi, ia menghampiri Joa yang tengah duduk di sofa sembari memegangi kakinya.

Joa yang melihat sosok Abian, lantas melebarkan mata. Kenapa lelaki itu bisa disini? Batinnya bertanya-tanya.

Abian mendekat, ia berdiri di hadapan Joa, lalu duduk sambil mengamati kaki Joa yang terkilir.

He is my GhulamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang