Joa melangkah dengan pandangan yang fokus pada ponselnya. Satu tangannya menarik koper di belakang. Hari ini ia akan berangkat pulang ke Indonesia. Sebab beberapa hari lalu ia mendapat telfon dari Maya-mama Joa, yang memberi tau bahwa di rumah sudah menyiapkan acara pernikahan untuk nya.
Joa kaget bukan main, pasalnya ia baru saja menempuh pendidikan di luar negri 3 bulan lamanya, belum sampai setahun. Tetapi tiba-tiba saja Maya menyuruh nya pulang dengan alasan akan menikahkan Joa.
Pikiran Joa saling beradu, sebenarnya ia mau saja jika Maya mau menjodohkannya dengan lelaki pilihannya, namun untuk saat ini Joa masih belum siap, ia masih terlalu muda untuk menikah, ia masih ingin menikmati masa menjadi seorang mahasiswa.
Dan juga menikah bukanlah suatu hal yang mudah, semua nya harus memiliki kematangan dan keyakinan agar pernikahan itu tidak sia-sia, karena menurut Joa menikah hanya sekali seumur hidup.
Joa melangkah pelan sembari memberi kabar pada sang mama bahwa sebentar lagi ia akan terbang ke Indonesia. Rasanya ia ingin cepat-cepat sampai di rumah dan menanyakan maksud dari mamanya ini.
Disaat ia sedang melangkah dengan tenang, tiba-tiba saja,
BRUKK!
" Aww.. " ringis Joa sebab menabrak seseorang di hadapannya hingga membuat ponsel nya jatuh
" S-sory... " Kata orang itu.
Joa cepat-cepat meraih ponselnya lalu mencoba menghidupkan nya." Hati-hati dong kalo jalan! Hp gue sampe jatuh nih! " Gerutu Joa keceplosan menggunakan bahasa Indonesia.
" S-sory gue ga sengaja. " Kata lelaki di hadapannya.
Joa yang mendengar lawan bicaranya berbicara bahasa Indonesia lantas mendongak.
" Lo dari Indonesia? " Tanya Joa.
Lelaki itu hanya mengangguk tanpa mau membalas tatapan Joa." Lain kali hati-hati! Jangan ceroboh kalo jalan! Untung aja hp gue ga rusak. " Seru Joa.
Lelaki itu mengangguk kecil " Gue udah hati-hati, cuma Lo nya aja yang jalan sambil main hp " Balas nya membuat Joa kesal mendadak.
" Heh! Gue itu jalannya pelan ya walaupun sambil main hp " kata Joa tak mau kalah.
" Tetapi tetap aja ga baik kalo jalan sambil main hp. " Kekeh lelaki itu.
Joa berdecak sebal " Tapi yang nabrak itu kan lo bukan gue. " Seru nya semakin kesal
Lelaki itu menggeleng " kaya nya Lo deh yang nabrak gue. " Katanya dengan santai
Joa berdecak " Lo itu kal--- "
" Kalo emang hp lo rusak lo bisa hubungin nomer ini dan minta berapa biaya buat ganti hp lo. " Belum selesai Joa bicara namun lelaki itu menyodorkan secarik kertas pada akhirnya
"Busett modus lo bisa juga. " Kata Joa heran sambil menerima secarik kertas tersebut.
" Gue ga ada niat modusin lo, sorry kalo lo berfikir kaya gitu. " Kata lelaki bertopi hitam itu sembari menatap Joa.
Joa terdiam sebentar, ia menelan Salivanya perlahan disaat wajah lelaki itu dapat terlihat jelas.
" Sekali lagi maaf, gue duluan! Permisi. " Sambungnya lalu melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari Joa.
Joa memandangi secarik kertas yang ia pegang, lalu atensinya kembali pada lelaki yang baru saja menabraknya barusan.
" Masih ada aja spesies cowo modus kaya gitu. " Joa bermonolog.
***
Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya Joa telah sampai di kota kelahirannya-Bandung. Suasana kota Bandung masih sama seperti 3 bulan lalu sebelum Joa meninggalkan kota ini. Joa merasa hidup kembali jika berada di Bandung karena memang sejak kecil ia tak pernah keluar dari kota itu.
Sedari tadi pikiran Joa masih di penuhi oleh perkataan mamanya beberapa hari lalu. Ia ingin segera menanyakan kepastiannya. Sekali lagi Joa masih belum ingin menikah, tetapi tetap saja dari dulu ia tidak bisa menolak permintaan sang mama. Ia begitu lemah di hadapan mamanya.
Ditambah lagi ia teringat kejadian di bandara tadi, lelaki Indonesia yang katanya tidak sengaja menabraknya. Lelaki modus!!Belum lagi ia belum memberi tau Naomi-sahabatnya kalau ia pulang ke Indonesia tiba-tiba. Ini semua terlalu cepat dan mendadak bagi Joa.
Tak terasa kini mobil yang mengantar nya telah sampai di pekarangan rumah nya. Joa turun lalu mengambil koper yang di bantu oleh pak sopir.
" Makasi ya pak " ujar Joa.
Pak sopir itu mengangguk ramah lalu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kawasan rumah Joa.
Dengan cepat Joa menarik koper nya dan masuk ke dalam rumah. Hati nya semakin berdebar saat akan bertemu dengan sang mama.
" Assalamualaikum ma,,, " Joa langsung masuk dan pemandangan yang pertama kali di lihat adalah mama nya dan seorang wanita berumur 30 tahunan.
" Waalaikumsalam ya ampun anak mama!! " Pekik sang mama yang berada di ruang tamu.
Ia menghampiri Joa dan memeluk erat putri semata wayangnya itu.
" Akhirnya kamu Dateng juga! Liat ini! Mama lagi tanya-tanya tentang gaun pernikahan ke mbak Lia, mbak Lia ini kan punya butik gaun pernikahan Jo. " Kata Maya dengan excited.Joa merasa bahu nya seakan melemas, garis wajah nya semakin gelisah. Ia menarik pelan sang mama menuju ruang tengah. Maya pun izin sebentar pada tamu nya dan mengikuti Joa.
Sesampai di ruang tengah
" Mama, Joa gamau nikah sekarang. "Kata Joa dengan hati-hati karena takut menyakiti hati sang mama.
Maya mengerutkan kening. " Joa, mama ngelakuin ini semua untuk kebaikan kamu, mama gamau kamu kenapa-kenapa sayang. " Balas Maya.
" Tapi ma, Joa gamau nikah sekarang, Joa masih mau menikmati masa muda sebagai mahasiswa perkuliahan. Joa ga mau nikah muda kaya gini. " Ujar Joa membujuk mamanya.
" Apa yang mama pilihkan itu sudah terbaik untuk kamu sayang. Mama yakin dia pasti bisa jaga dan bimbing kamu. " Balas Maya berusaha meyakinkan Joa.
Joa menghela nafas pelan, " Joa juga yakin apapun yang mama pilihin untuk Joa pasti yang terbaik. Dan Joa juga ga keberatan kalau memang mau di jodohin. Tapi bukan sekarang ma. Joa masih kuliah. Joa belum siap. " Kekeh Joa.
Maya menggeleng, " mama yakin kamu sudah siap sayang, kamu masih bisa melanjutkan kuliah mu, kamu ga perlu berhenti. Mama cuma mau ada yang jaga kamu Disana nanti. Mama takut anak perempuan satu-satunya yang mama punya kenapa-kenapa. Mama gamau sayang, di umur mama yang sudah cukup tua seperti ini, mama hanya mau melakukan yang terbaik buat kamu. " Balas Maya sambil mengelus tangan Joa lembut.
" Tapi kenapa harus sekarang ma? " Joa putus asa, mata nya sudah berkaca-kaca.
Maya mendekap Joa " Mama takut ga bisa liat kamu menikah sayang. " Lirih Maya.
Joa tak bisa berkata-kata lagi, ia kalah telak jika mama nya sudah membahas tentang umur, Joa tak bisa membayangkan jika ia ditinggal oleh Maya. Ia tak mau mengecewakan Maya.
Maya mengelus pipi putri semata wayangnya itu, " Ini semua mama lakuin demi kebaikan kita, Joa mau ya bantu mama. " Joa tak mampu menemukan kebohongan di binar mata Maya, yang ada hanya ketulusan disana.
Dan akhirnya Joa mengangguk pelan lalu memeluk sang mama. Entahlah kali ini ia hanya ingin membuat mama nya bahagia. Urusan tentang kebahagiaannya sendiri Joa belum tau. Semoga saja akan berakhir indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is my Ghulam
RomanceDrrrtt.. Drrrtt... Dering telfon berkali-kali membuat seorang gadis pelajar di negara matahari terbit itu meringkuk dari tidur nya, mata nya masih terpejam dengan tangan yang meraba-raba mencari keberadaan ponsel nya. khoaam.. Dengan cepat gadis...