Bagian 3.

68 7 1
                                    

- Happy reading kiwin-kiwin -

Joa terbangun dari tidur lalu mengecek jam di ponsel nya, ternyata jam masih menunjukkan pukul 04.25. Ia bangkit merapikan kasur lalu menuju dapur.

Gadis itu meneliti tiap sudut ruangan mencari keberadaan Ghulam, namun lelaki itu tidak ada. Mungkin sedang di kamar mandi pikirnya.

Sesampai di dapur atensinya jatuh pada sayur-sayuran yang sudah terpotong-potong diatas meja. Ia mendekat, disana ada wortel, sawi, dan kentang. Joa mengernyit bingung, kayanya di rumah ini cuma ada gue sama Ghulam doang deh, masa si laki gue bisa masak? Batin Joa tak percaya.

" Baru bangun? " Tanya seorang membuat Joa membalikkan badan dan mendapati Ghulam disana.

" Eum..iya barusan bangun. " Jawab Joa kikuk.

Lelaki itu mengambil wadah kecil dan meletakkan sayur-sayur yang telah di potong ke dalam nya. Joa hanya diam memandangi setiap gerak-gerik lelaki itu.

" Lo bisa masak? " Tanya Joa.

" Masak doang gampang. " Jawab Ghulam santai.

Joa berdecih. " Dih pede banget! kaya enak aja masakan lo. " Balas Joa meremehkan.

Ghulam tiba-tiba berhenti, " kalo masakan gue enak janji bakal nurutin apa yang gue mau? " Tantang Ghulam, satu alis nya terangkat.

Joa menelan salivanya perlahan, sebenarnya ia takut jika nanti masakan lelaki itu malah enak, namun ia juga ingin membuktikan perkataan Ghulam. Ia berusaha tampak santai dengan tangan yang terlipat di dada.

" Oke, siapa takut! Tapi kalo masakan Lo ga enak, Lo yang harus nurutin apa yang gue mau! " Tantang Joa balik.

Ghulam tersenyum miring mendengar balasan Joa yang seakan menantangnya.

Ia beralih menuju kulkas dan memasukkan sayur-sayuran tadi kedalamnya.

" Lah kata lo mau masak, kok malah di taro? " Joa menatap Ghulam bingung.

" Lo ga liat sekarang jam berapa? " Ia menunjuk Jam di dinding menggunakan dagunya, dan otomatis Joa mengikuti instruksi lelaki itu.

" Subuhan dulu, baru entar gue masakin. Ga sabaran banget si ngerasain masakan gue. " Goda Ghulam pada Joa.

Ia berlalu pergi meninggalkan Joa yang tampak mematung di tempat.
Joa lagi-lagi berdecih, rasanya ia ingin menabok wajah tampan suaminya itu. Tingkat percaya diri nya sangat tinggi sekali.

Dia benar-benar tidak menyangka bahwa ia menikah dengan seorang Aldiaz Ghulam Madani, lelaki dengan tingkat narsis yang tinggi.. Untung saja Joa bisa mengontrol emosinya. Kalau tidak bisa-bisa rambut lelaki itu sudah habis di jambak olehnya.

" Eh bentar-bentar ada yang kelupaan. " Ghulam kembali lagi menghampiri Joa. Lelaki itu berhenti tepat di hadapan istrinya.

" Ha???apanya yang kelup------ "

Cup!

" Morning kiss.. " kata Ghulam lembut di telinga Joa.

Gerakannya begitu cepat, ia tersenyum lalu mengacak-acak kepala gadis itu.

Aduhh!!! Yang di acak-acak kepala yang berantakan malah hati gue!!! Joa membatin sambil menggigit bibir bawahnya.

Joa bungkam, seakan membeku di tempatnya. Ia melongo mendapati aksi Ghulam barusan. Pipinya terasa panas, Ga! Ga! lebih tepat nya pipi kanannya. Ia merutuki lelaki yang barusan mengecup sebelah pipi nya.

Joa merasa dirinya seakan tersetrum, hingga membuat nya tak lagi berdaya.
Sedangkan Ghulam?? Ia malah senyum-senyum sendiri dan berlalu pergi dengan wajah tanpa dosa.

He is my GhulamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang