- Happy reading kiwin-kiwin -
Sedari tadi Joa mondar-mandir di taman belakang. Matanya tak terlepas dari ponsel yang ia pegang. Sejak siang tadi ternyata Naomi-sahabatnya yang berada di Jepang itu menelfon nya.
Ia bertanya mengapa Joa tak mengabarinya sebelum pulang ke Indonesia. Joa pun menjelaskan bahwa ada acara mendadak yang harus di hadirinya, maka dari itu ia tak memberi kabar terlebih dahulu pada Naomi.
"Ngapain si mondar-mandir, mending duduk sini sama gue" Ghulam datang dengan secangkir kopi di tangannya.
Lelaki itu duduk di kursi taman.
Joa berdecih "ogah! Entar yang ada lo malah aneh-aneh, gamau gue." Tolak Joa mentah-mentah."Sekali-kali kek Jo yang lembut sama suami sendiri, pms mulu lo, kualat tau rasa bener."
Joa menghela nafas sejenak, ia menarik nafas dalam-dalam lalu tersenyum lebar pada Ghulam "Suamiku yang tampan ini, temen gue yang di Jepang nanyain kenapa gue pulang ga ngabarin dia dulu. Dan sekarang gue ga enak sama dia karena gue udah bohong kalo gue pulang karena ada acara mendadak." Ucap Joa sok manis.
Ghulam ber-oh pelan " Yaudah sih ga usah pake bohong segala, tinggal bilang aja Lo habis nikah selesai kan. Kebohongan itu pasti ketahuan nanti, tinggal nunggu waktunya aja." Jawab Ghulam santai, ia menyesap pelan kopinya lalu memainkan ponselnya.
Joa berusaha sabar kali ini, "Lo kira segampang itu ha??" Katanya menahan emosi. Entah kenapa jika berbicara dengan Ghulam selalu membuat nya naik darah.
"Lah kan bener saran gue" kata Ghulam merasa benar.
Joa berdecak "ck! serah lo deh!" kesal Joa. Sebenarnya Kata Ghulam seratus persen benar, Joa telah membohongi Naomi, dan suatu saat nanti Naomi juga akan tau pada akhirnya. Lagi-lagi Joa merasa tak enak,
Ghulam hanya mengedikkan bahu. Sementara Joa kembali sibuk chattingan dengan Naomi. Gadis blasteran jepang-Indo itu menanyakan kapan Joa akan kembali kuliah. Ia benar-benar kesepian saat ini. Mana tugas mulai berdatangan katanya. Joa merasa tak enak, sebenarnya ia ingin cepat-cepat kembali ke Jepang dan kuliah. Namun ia belum membicarakan hal itu pada Ghulam. Ia masih ragu.
"Lo mau balik ke Jepang?" Tanya Ghulam tiba-tiba.
Joa hanya membalas dengan cengiran "kok lu peka si?"
"Yaudah besok kita berangkat." Ucap Ghulam lalu memainkan ponselnya kembali.
Joa melongo mendengarnya, bisa-bisa nya lelaki itu dengan seenak jidat mengatakan bahwa besok mereka akan berangkat ke Jepang.
"Tiket gimana? Gue belom siap-siap juga" Tanya Joa khawatir. Ghulam yang awalnya menatap fokus ponsel nya lantas mendongak.
"Udah gue pesen, besok kita pamit ke bokap nyokap gue, dan juga mama lo. Kalo masalah siap-siap kan lo ama gue, ada gue yang bakal jagain lo disana. Kalo butuh apa-apa bilang aja." Tukas Ghulam enteng.
Lagi-lagi Joa hanya bisa mengangguk, menuruti perkataan suaminya itu. Entahlah Joa tak mau memikirkan tentang Ghulam, yang pasti besok ia akan berangkat ke Jepang, dan ia akan kembali kuliah. Rasanya ia bosan hanya berdiam diri di rumah, apa lagi bersama Ghulam, yang tiap hari ngajak ribut terus, bisa-bisa ia terkena darah tinggi nantinya.
Joa yang sedari tadi berdiri akhirnya ikut duduk disamping Ghulam, namun ia sedikit memberi jarak. Membayangkan saja sudah membuatnya gugup, apa lagi jika kejadian tadi pagi terulang, Joa tidak bisa menjamin apakah jantung nya akan aman.
Tiba-tiba,,, Hachim!!
Suara bersin membuat Joa menoleh, ia mendapati Ghulam menggesekkan hidungnya pada bahu kirinya. Sontak Joa kaget, "Lo ngapain sih lam??!" Joa berucap heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is my Ghulam
RomanceDrrrtt.. Drrrtt... Dering telfon berkali-kali membuat seorang gadis pelajar di negara matahari terbit itu meringkuk dari tidur nya, mata nya masih terpejam dengan tangan yang meraba-raba mencari keberadaan ponsel nya. khoaam.. Dengan cepat gadis...