14 - Cara Lain Untuk Bahagia

629 66 0
                                    

"Yutha, ayo bolos" Kata Gatvin ketika ia bertemu Yutha saat melewati lobi sekolah. Yutha yang merasa terajak pun menghadap heran kepadanya, tatapannya menunjukkan jika Yutha benar-benar bertanya dengan perkataan yang ia keluarkan tadi.

"Kak, nggak takut kalo sering bolos-bolos. Emang nggak takut kalo nggak lulus?" Yutha menatap mata Gatvin, ia sendiri juga bingung. Dimana-mana anak yang bergabung dengan OSIS biasanya akan memiliki image anak baik yang tidak pernah bolos sekalipun, hanya saja jika ada catatan tidak masuk itu akan ditandai sakit.

"Karena aku punya satu cara biar nggak ketahuan bolos" Gatvin tersenyum cerah jika ia memikirkan cara yang selalu ia gunakan ketika banyak membolos.

"Yaudah, sekarang ayo ke halaman belakang. Kita lari lewat sana, jangan lupa bilang temen mu dulu kalo kamu izin" Gatvin segera menarik tangan Yutha untuk berlari ke halaman belakang untuk kabur.

--

"Kak, kenapa kita pulang dulu?" Yutha menaiki joks belakang motor kesayangan Gatvin, dirinya sudah sangat mempersiapkan kali ini. Kali ini mereka sudah sampai di depan rumah Gatvin, rumah yang bercat hijau pandan yang setiap hari Yutha akan mendatanginya untuk beristirahat sejenak.

"Ambil jaket, emang kamu mau besok dimarahin kepsek gara-gara bolos pake almamater itu?" Gatvin mengelus sebentar rambut-rambut Yutha dan tersenyum, lalu ia masuk kerumahnya untuk mengambil 2 jaket yang akan mereka pakai.

Yutha hanya bisa tersenyum, mungkin hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan bagi keduanya.

"Ayo ke timezone, Tha. Katanya kamu mau kesana?" Gatvin keluar dengan membawa 2 jaket dan memberi 1 jaketnya kepada Yutha, Yutha pun berpikir sejenak, memangnya sejak kapan dia berbicara seperti itu? Tapi, apa boleh buat? Yutha tidak enak untuk menolaknya.

"Ayo ke timezone! aku nggak pernah kesana" Raut muka Yutha terlihat sedikit sedih, Gatvin bisa melihat jelas walau Yutha tidal ingin menunjukkannya.

"Tapi sekarang bisa ke timezone, bareng aku malah"

"Makasih, Kak Gatvin. Kakak bener-bener rumahku"

Gatvin tersenyum lalu tak lupa ia juga memberi Yutha helm untuk keselamatannya, Gatvin takut jika Yutha terluka lagi.

Yutha sudah memakai benda itu dikepalanya, hanya saja Yutha tidak bisa memasukkan klip yang ada dihelm itu.

"Kak Gatvin! Bantuin Yutha"

Lalu, Gatvin menghampiri Yutha yang sedang kesusahan memakainya. Gatvin tidak bisa membayangkan betapa kosong masa kecil orang didepannya sampai-sampai ia pun tidak pernah ke timzone yang harusnya hampir semua anak kecil sering berkunjung kesana.

"Begini loh cara pakenya, Yutha. Bisa nggak sih makin hari nggak makin lucu?" Gatvin tidak kuasa menahan rasa gemas kepada yang lebih muda.

--

Hari itu, menjadi hari dimana kedua insan itu benar-benar sadar akan kejamnya dunia. Tetapi mereka tidak peduli karena mereka memiliki satu sama lain sekarang.

"Yutha, kamu tau? kakak aku selalu bilang kalau dia udah nggak ada, takdir bakalan ngirim seseorang buat nemenin aku lagi" Sekarang mereka berada ditengah-tengah foodcourt, tentunya mereka membutuhkan makan setelah menghabiskan tenaga untuk bermain permainan arkade.

"Terus, bener kan? aku dateng ke hidupnya kakak" Yutha berkata seperti itu, tersenyum lebar dan seraya menyantap eskrim dari merk ternama yang sudah menjajah beberapa ruko kosong.

"Kak, itu Kak Bintang sama Kak Bumi kan ya?" Lalu ia melanjutkan kalimatnya, menunjuk sedikit ke arah belakang Gatvin. Gatvin pun terkejut dengan keberadaan Bintang dan Bumi disana.

"Kayaknya kita harus lari deh, Tha" Gatvin sudah siap membawa lari Yutha dan dirinya ke tempat yang jauh dari jangkauannya.

Bukannya berlari mengendap-endap, mereka malah berlari seperti remaja yang sedang mencari kebahagiaan ditengah keramaian. Walau semua mata menuju kepada Gatvin dan Yutha, setidaknya tidak ada yang curiga jika mereka adalah murid dari SMA ternama dan bergengsi yang sedang bolos.

TBC

rencananya habis ini mau end, tapi bingung endnya mau gimana 😁

RedemansiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang