15 - Nantinya, Jauh Dengan Jarak

444 73 3
                                    

"Tha, kalo semisal aku kuliah ke luar negeri, bakal di bolehin gak?"

Mungkin kali ini tidak mengobrol di perpustakaan namun mereka mengobrol dikediaman Gatvin.

Yutha menoleh kemanusia yang lebih tua darinya, sejujurnya ia juga tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Gatvin, hanya saja Yutha akan mencari tahu.

"Kuliah? Ke luar negeri? ya... boleh dong, itu kan haknya Kak Gatvin" Ucap Yutha seraya menatap manik mata Gatvin, terlihat ada maksud berbeda ditatapan itu, bukan seperti biasanya.

Gatvin tersenyum kepada Yutha, lalu sedikit menghela nafas.

"Aku mau ngasih tau ini ke kamu, tapi aku takut kamu sedih. Jangan sedih ya, Yutha?"

Perasaan tidak enak Yutha pun menjalar keseluruh tubuhnya, seperti akan ada berita buruk yang akan diterima olehnya.

"Jadi... sebenernya, aku masuk salah satu murid yang bakalan dikirim pihak sekolah keluar negeri."

Sama halnya dengan pisau, kalimat yang diucapkan Gatvin sukses menusuk hati Yutha. Ini tandanya Yutha harus berpisah dengan Gatvin, satu-satunya alasan kenapa ia harus hidup lebih lama lagi?

Dengan pernyataan itu, Yutha merasa ia sangat egois, mau tidak mau ia harus mendukung mimpi Gatvin yang selama ini ia idam-idamkan.

"Bagus dong kak, impian Kak Gatvin jadi kenyataan berarti. Bangga deh sama kakak" Yang bisa Yutha tunjukkan saat ini adalah perasaan bahagia dengan senyuman pahit untuk menutup rasa sedihnya.

"Minggu depan aku udah berangkat, sekarang Yutha mau apa? Ku turutin biar aku nggak ada tanggungan"

"Yutha cuman mau kakak disana bahagia terus walau nggak ada Yutha disamping kakak, nggak ngerasa harinya kosong, OH IYA JANGAN NYARI YANG LAIN KAKAK!"

"Iya kecil, nanti disana gak nyari yang lain kok"

--

Datanglah minggu-minggu yang Yutha benci, minggu-minggu yang dimana tidak akan ada Gatvin disisinya. Sebelumnya, Yutha banyak menangis ketika dibandara.

"Kakak, beneran mau pergi?" Yutha menggandeng tangan Gatvin sangat erat, ternyata, ini semua bukan hanya mimpi saja.

"Kalo boleh nolak sekarang, aku lebih milih disini sama kamu dibandingkan pergi jauh terus aku nggak bisa nemenin kamu, kecil" Kedua tangan besar Gatvin menangkup muka yang lebih muda lalu menunjukkan senyuman manis favorit Yutha.

"Disini baik-baik ya, oh iya, ini nanti dibukanya pas dirumah ya kecil" Gatvin memberi Yutha satu kotak besar, entah apa isinya, yang jelas Yutha akan membukanya saat sudah dirumah.

"Udah ya, kecil? Nanti aku ketinggalan pesawat, kalau udah sampai ku kabarin terus" Gatvin mengelus pucuk kepala Yutha untuk terakhir kalinya, ia tidak tau kapan lagi ia akan kembali kesini. Mungkin, sampai tujuannya selesai?

TBC

Hii, baru balik lagi. akhir akhir ini sibuk banget terus sempet sakit. Baru sekarang bisa ngelanjutin book ini walau 1 chapter lagi end dan OTW SEQUEL (clue; antara junrae atau rijeong) oh iya, kaget banget pas buka akun ini notifnya banyak, ternyata masih banyak juga ya yang baca ㅠ-ㅠ

RedemansiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang