Menyatu kembali

10 4 0
                                    

Haii... Apa kabar kalian, gimana puasanya? Masih aman kan?...

Semangat puasanya cimill... Semoga ngga ada halangan apa-apa ya...

Oke langsung aja ke ceritanya...

Happy reading!!!

🦋🦋🦋

13. Menyatu Kembali.

Di dalam suasana kelas yang tampak ramai, kini Meisya sedang berfikir mau sampai kapan dia akan terus berdiam diri bersama dengan Azura.

Suasana kelas semakin ricuh karena mereka sedang... Sedang apa lagi kalau bukan gibah.

"Meisya, dipanggil Melinda" ujar Renzo.

Meisya yang di panggil pun tampah mengangguk dan akhirnya dia berjalan menuju Melinda.

Se sampainya di hadapan Melinda, tanpa berlama-lama lagi Meisya mulai pembicaraan mereka terlebih dahulu.

"Ada apa Mel?" Tanya Meisya.

Melinda tampak kebingungan untuk menjelaskan dari arah mana dulu mereka berbicara. Sampai akhirnya, Melinda mulai menceritakan apa yang membuat Azura mendiami Meisya.

"Mei, kamu sama Azura masih belum baikan?" Tanya Melinda.

Lantas Melinda melihat Meisya yang tampak menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Melinda lagi.

Sebelum berbicara, kini Meisya menarik napasnya lalu membuangnya secara perlahan.

"Aku tidak tahu apa yang sudah aku lakukan kepadanya, tapi nanti Meisya mau coba lagi meminta maaf kepadanya" ujar Meisya.

Kini Melinda mulai menceritakan apa yang membuat mereka berantem sampai sejauh ini.

"Boleh aku ceritain tentang dia?" Tanya Melinda, lantas Meisya langsung mengangguk.

"Jadi gini, awal kalian berantem kan pas waktu kamu sama Tiana main kerumah aku. Terus di situ mungkin dia berfikir bahwa kamu telah menjauhinya."

Meisya tampak kaget dengan ucapan yang telah Melinda lontarkan, apa cuma karena itu dia sampai marah kepadanya? Sungguh tidak masuk akal bukan?.

"Tapi dia juga pernah bilang ke aku" Melinda menggantungkan kalimatnya.

Lantas Meisya bertanya "apa?"

"Kata dia, dia menganggap kamu sebagai sahabat, namun kamu menganggap dia sebagai teman"

Meisya tampak kaget mendengar penuturan Melinda yang ke sekian kalinya.

"S-serius?" Tanya Meisya terbata-bata.

Lantas langsung dapat anggukan kepala dari Melinda.

"Tapi dulu aku juga pernah menganggapnya sebagai sahabat, namun pada akhirnya dia mungkin menganggapnya sebagai teman, jadi mau tidak mau aku harus menganggap teman juga kepadanya."

"S-serius kamu pernah anggap dia sebagai sahabat?" Tanya Melinda kaget.

"Iya serius, sejak kapan aku bohong?" Tanya dia..

friends become friends [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang