AKU KAMU DAN SENJA KALA ITU

4 2 0
                                    

Hai, gimana kabarnya. Maaf yah udah bikin kalian nunggu. Aku sempet ngga enak badan hari hari kemaren hehe.

Karena ini part bakal menuju ending, aku mau minta saran ke kalian.

Menurut kalian, kalo aku up cerita/judul baru setuju ga? Kalo setuju, komen ya makasih.

Happy reading!!

•••

Hari yang tampak semakin terlihat menggelap kini terdapat Meisya dan Azura yang sedang melihat indahnya senja kala itu.

Karena besok mereka ada masa perpulangan, kini mereka berdua menghabiskan waktu untuk duduk manis dibawah senja dan juga kicauan burung yang terdengar begitu indah.

Dari kejauhan tanpa mereka sadari, terdapat orang yang mengenakan kemeja berwarna merah, dan sarung bhs yang sedang ia kenalan saat ini.

"Meisya terlihat begitu cantik" ujar laki-laki tersebut.

Karena jam sudah menunjukan hampir jam enam malam, kini laki-laki tersebut mulai bergegas menuju mushola karena akan menunaikan ibadah sholat Maghrib berjamaah.

Lagi pula ini di pondok, jika ia masih melihat Meisya dengan pandangan seperti itu, maka nanti yang ada malah terjadi kesalahpahaman di antara teman-temannya si cowok.

Dia adalah Azril anak pemilik pondok pesantren yang menyukai Meisya sejak awal mula Meisya masuk ke sana.

Menurutnya, sifat Meisya hampir sama dengan umi nya. Sama-sama baik dan lemah lembut.
(Ngga tau aja sifat meisya kalo lagi marah kaya gimana)
-author.

Setelah sekian lama mereka berdua duduk dengan santai, dan masih bertengkar dengan isi pikiran masing-masing.

"Mei" panggil Azura.

"Hm?" Meisya menoleh ke arah azura dengan pandangan bertanya.

"Kita kan bentar lagi perpulangan, terus kan pastinya bakal jarang ketemu—" azura menggantungkan kalimatnya dan membuat Meisya menunggu.

"Iya, terus?" Tanya Meisya dengan tampak penasaran.

"Boleh minta no kamu ga?" Ujar Azura malu-malu.

Meisya tertawa kecil mendengar penuturan singkat Azura "siapa yang bilang ngga boleh?" Ucap Meisya.

Azura yang tampak terlihat malu pun akhirnya memalingkan wajahnya ke arah lain.

Suara adzan mulai terdengar, kini mereka berdua mulai bergegas untuk turun dari sana dan bergegas untuk berwudhu setelah itu menunaikan ibadah sholat Maghrib bersama.

•••

Masa perpulangan akhirnya dirasakan oleh mereka, rasa rindu kepada orang tua mereka mulai terasa.

Ada beberapa di antara mereka yang di jenguk, namun tidak dengan Melinda dan juga Tiana.

Mereka tampak iri kepada yang lain karena mereka di jemput oleh orang tua masing-masing.

"Andai ibu gw masih ada Na" ujar Melinda spontan yang langsung membuat Tiana tidak suka dengan arah pembicaraan yang dimulai oleh Melinda.

friends become friends [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang