23 | Do No Harm

77 9 2
                                    

|Aku, Kamu dan Stetoskop|

"Bukan kewajiban seorang dokter untuk menjanjikan sesuatu, entah itu kesembuhan atau keselamatan nyawa pasien sekalipun. Do no harm, jangan menyakiti. Itulah hal pertama yang harus seorang dokter lakukan."

- Han Ye Jun Khalil  -

Khalil mengendarai mobilnya tanpa arah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khalil mengendarai mobilnya tanpa arah. Kepalanya berkecamuk dengan berbagai macam reka adegan yang semakin mengiris hatinya.

Mulai dari fakta menyakitkan dari perempuan yang ia cintai dimasa lalu hingga saat ini. Membayangkan segala kemungkinan yang terjadi selama 6 tahun sejak dia dan Ziya pisah, dan entah sudah berapa lama hubungan Ziya dan Khalid terjalin.

"Kenapa harus Khalid yang kamu pilih? Kenapa Ziya ...!!" Erang Khalil.

Air matanya mengalir bak tanggul yang jebol. Luruh begitu saja bersama luka yang kian membiru. Tak lama suara dentuman terdengar, disusul dengan teriakan seseorang.

"Mihrannn!!!"

Khalil menginjak pedal rem spontan, mengamati sosok perempuan yang tengah memeluk erat anak kecil dalam pangkuannya.

Dia sempat melihat saat anak kecil itu ditabrak, namun karena pencahayaan dijalan itu kurang membuatnya kesulitan melihat wajah ibu dan anak tersebut.

Dengan tergesa ia mencari kotak P3K yang berisi berbagai perlengkapan medis darurat yang selalu ia bawa kemana-mana. Lalu melangkah cepat ke arah mereka.

"Permisi, saya seorang dokter, bisa saya liat luka--, Ziya?" Khalil tersentak saat melihat perempuan itu, sama halnya dengan Ziya.

"Kak Khalil ..., tolong Mihran, Kak," pinta Ziya dengan suara serak.

"Ma-ma," panggil Mihran dengan suara lemah.

"Iya sayang, ini mama."

Deg.

Mama? Apa maksudnya? Sejak kapan Ziya punya anak? Apa mungkin, ini anak Ziya dengan Khalid?

Satu per satu pertanyaan kini menerobos paksa dalam kepalanya membuat fokus Khalil hampir saja buyar. "Berapa GCS nya?" tanya Khalil sembari memeriksa refleks pupil Mihran menggunakan penlight.

GCS atau Glasgow Coma Scale adalah skala yang dipakai untuk menentukan atau menilai tingkat kesadaran pasien, mulai dari kesadaran penuh hingga keadaan coma.

"9, kak. Mata Mihran terbuka waktu a-ku panggil, dia bisa ber-suara, tapi ha-nya bisa bilang mama aja, respon fleksinya juga ab-normal," jelas Ziya sambil sesenggukan.

Khalil dengan sigap menggendong Mihran, dan membawa Mihran menuju mobilnya. "Ayo ikut saya, kita ke rumah sakit sekarang!"

Mihran kini sudah berada di dalam mobil, terbaring dipangkuan Ziya, mobil Khalil pun melaju ke rumah sakit. "Tolong pantau dan perhatikan ABCDE-nya yah, kamu masih ingat, kan?"

Aku, Kamu dan Stetoskop | 𝑬𝑵𝑫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang