8. I Can't Pretend I Don't Know

209 60 10
                                    


Ruangan menjadi hening setelah semua orang dibubarkan dan kembali ke ranjangnya masing-masing. Peristiwa sebelumnya tentu saja menjadi sangat traumatis bagi beberapa orang. Haruto duduk di lantai, bersandar pada dinding di samping ranjangnya. Dia merasa tidak sanggup untuk naik ke ranjangnya karena semua ranjang yang ada di sekelilingnya dipenuhi warna merah, bersimbah darah. Han Yu Jin yang keadaannya tidak jauh berbeda dengan Haruto pun bergabung dengannya.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Han Yu Jin pada Haruto.

Haruto memelengkan kepalanya. "Entahlah. Aku merasa sudah ada di ruangan ini lama sekali walau sebenarnya aku juga tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu." Jawabnya.

"Benar, ada begitu banyak hal yang terjadi dan semuanya penuh dengan pertanyaan." Sahut Jay yang berjalan mendekati mereka. Dia duduk di sebelah kiri Haruto, mengapitnya dengan Han Yu Jin.

Mereka menghabiskan waktu dengan diam selama beberapa saat hingga kemudian Han Yu Jin membuka suara, "Sejujurnya, aku masih memikirkan hal tadi ketika kita berhitung dalam barisan."

Jay dan Haruto menengok ke kanan bersamaan ke arah Han Yu Jin. "Apa maksudnya?" Tanya Jay.

"Kalian ingat kan kalau ada 49 orang di dalam barisan, dan Lee Hoe Taek, Takuto, dan Park Han Bin juga. Berarti ada 52 orang di antara kita." Han Yu Jin mulai menjelaskan.

Haruto menganggukkan kepalanya. "Lalu?" Tanyanya.

"Takuto dan Park Han Bin bilang kalau ada 41 korban. Berarti sebelum penembakan ini ada 93 orang di ruangan ini. Sebelumnya lagi, katanya ada lima orang yang hilang. Bukankah berarti jumlahnya ada 98 orang? Padahal di ruangan ini ada 99 ranjang dan waktu kita melakukan hitungan pertama kali setelah kasus orang hilang waktu itu ada 94 orang." Lanjut Han Yu Jin.

"Jadi, sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan?" Haruto tidak bisa berpikir karena sudah lelah.

"Maksudmu, berarti ada satu orang lagi yang menghilang?" Jay menyela.

Han Yu Jin menganggukkan kepalanya. "Tapi, kenapa mereka tidak melakukan pencarian lagi? Seolah-olah mereka sudah tahu siapa yang hilang." Perkataan Han Yu Jin membuat mereka berdua ikut bertanya-tanya.

Tiba-tiba ruangan menjadi gelap, tidak ada satupun cahaya yang terlihat. Beberapa orang kaget dan berteriak. Haruto berdiri dari tempatnya. Han Yu Jin dan Jay mengikutinya. Tidak lama kemudian, ruangan itu kembali terang.

"Ada apa ini?" Gumam Haruto. Dia melihat semua orang yang ada di ruangan itu kebingungan.

Pemadaman itu terjadi berulang kali, membuat ruangan itu berkedip-kedip. Tanpa ada satupun yang menyadari, setiap kali ruangan itu gelap, tubuh korban tembakan yang ada di atas ranjang itu menghilang satu-persatu. Semua baru mengetahuinya ketika ruangan itu kembali terang lagi untuk seterusnya.

"Mereka menghilang? Orang-orang yang sudah mati itu?" Kata Haruto beberapa saat setelah cahaya menyala lagi.

"Bagaimana?" Han Yu Jin menimpali.

Mereka bertiga melihat ke sekeliling dengan kebingungan.

"Tapi, setelah kulihat-lihat lagi, aku jadi berpikir. Sebenarnya sumber cahaya di ruangan ini muncul dari mana? Aku tidak melihat ada satupun lampu yang terpasang." Kata Jay sambil mengamati sekelilingnya. Dia mengacungkan tangannya, mencari jejak bayangan dan mencari arah datangnya cahaya. Dia berjalan menyusuri ruangan dan berhenti ketika tangannya tidak memiliki bayangan di kedua sisinya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Lee Da Eul yang ternyata ada di sampingnya.

Jay berdiri di tengah-tengah ruangan. Di hadapan ranjang tanpa nama yang tidak diketahuinya. Dia memanggil Lee Da Eul mendekat. "Hey, lihatlah. Apakah menurutmu bagian ini lebih terang dari yang ini atau sebaliknya?" Tanyanya sambil menunjuk telapak dan punggung tangannya bergantian.

Boys Planet: I am You. Hello, It's Me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang