21. Disaster is Coming

139 25 4
                                    

Yoo Seung Eon menghentikan langkah kakinya. Di hadapannya berdiri Han Yu Jin yang diiringi oleh Hiroto dan Lee Hoe Taek. Mereka saling berpandangan dalam suasana canggung.

"Tenang saja, aku tidak akan memukulmu lagi." Ujar Yoo Seung Eon yang kemudian duduk di ranjang Zhang Shuai Bo, bergabung dengan Takuto dan Kim Ji Woong.

"Aku tidak tahu kau juga akan ada di sini." Timpal Han Yu Jin.

"Itu tidak penting." Gumam Yoo Seung Eon.

Kim Ji Woong bangun dan berdiri di antara Yoo Seung Eon dan Han Yu Jin yang duduk berhadap-hadapan. "Ehem!" Dia mencoba menarik perhatian mereka. "Aku sempat melihat pertengkaran kalian berdua."

"Kau pasti ingin menanyakan kenapa dia memukulku, kan?" Tanya Han Yu Jin.

"Tidak." Ujar Kim Ji Woong menggelengkan kepalanya.

"Lalu, untuk apa kau membahas itu?" Han Yu Jin bertanya lagi.

"Karena kami sudah tahu jawabannya. Yaitu karena kertas ini." Takuto yang ada di samping Yoo Seung Eon mengeluarkan selembar kertas kusut milik Jo Eun Woo yang dicuri Han Yu Jin dari buku Ji Yun Seo. "Yang kami ingin tahu adalah apa isi dari catatan ini."

"Ada banyak pertanyaan yang akan menyita waktu jika kusebutkan semuanya, jadi lebih baik kalian menjelaskannya dengan detail tanpa perlu kusuruh." Ujar Hiroto yang berdiri di belakang Han Yu Jin. Dia berjalan ke tengah-tengah ranjang Zhang Hao dan Zhang Shuai Bo, berdiri di antara Han Yu Jin dan Yoo Seung Eon.

Han Yu Jin yang pertama kali bercerita. "Semua yang tertulis di kertas itu adalah hal yang dianggap menarik bagi Jo Eun Woo." Dia membuka kalimatnya.

"Waktu aku sedang menemui Ji Yun Seo di ranjangnya, aku melihat pintu brankas Jo Eun Woo terbuka dan dia sudah memakan semua makanan yang ada di dalamnya. Jo Eun Woo juga sedang menuliskan sesuatu di bukunya dengan serius sambil terus sesekali melihat ke arah yang jauh di depan. Karena penasaran, aku bertanya padanya dan dia mengatakan bahwa dia ingin memberikan sesuatu yang tidak seharusnya ada di ruangan ini pada Yoo Seung Eon dan dia sendiri juga yang bilang bahwa itu adalah kunci kyanite putih. Tapi orang ini menolaknya, jadi dia menganggap Yoo Seung Eon adalah orang yang menarik karena pada umumnya, orang-orang akan menerimanya karena penasaran.

Saat itu aku datang bersama Kim Gyu Vin juga, jadi dia dan Ji Yun Seo juga mendengar semua yang dikatakan Jo Eun Woo dan Ji Yun Seo mengatakan padaku bahwa memang seharusnya dia tidak menerimanya karena Yoo Seung Eon bisa mati. Tapi, ternyata dia bodoh juga karena malah mencuri kunci giok putih milik Yeom Tae Gyun. Aku baru saja mengetahuinya ketika membaca buku milik Ji Yun Seo, kalian pasti sudah membacanya juga.

Sebenarnya Ji Yun Seo juga pernah bilang padaku untuk tidak menerima kunci itu jika ada orang yang menawari karena aku juga bisa mati. Sekarang aku tahu bahwa aku ternyata adalah salah satu dari itu, sama seperti orang ini." Han Yu Jin menatap Yoo Seung Eon di hadapannya.

Mendengar cerita Han Yu Jin tersebut, Kim Ji Woong dan Yoo Seung Eon menyela secara bersamaan. "Tunggu!" Mereka berdua saling pandang.

Yoo Seung Eon mengalah dan mempersilakan Kim Ji Woong untuk berbicara terlebih dahulu.

"Kau bilang kunci milik Jo Eun Woo adalah kyanite dan Yeom Tae Gyun adalah giok? Lalu kalsit putih yang tertera di sini itu milik siapa? Kenapa dia menulisnya?" Dia bertanya sambil menunjuk kertas yang dipegang Takuto.

"Kalau tidak salah milik Tao Yuan. Jo Eun Woo menganggap kunci kalsit putih itu lebih menarik daripada miliknya. Dia ingin menukar kunci itu dengan kyanite miliknya tapi Tao Yuan sepertinya menolak. Karena itulah, dia ingin menyerahkan kunci miliknya pada Yoo Seung Eon karena dia sudah terlanjur kesal." Ujar Han Yu Jin menjelaskan.

Boys Planet: I am You. Hello, It's Me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang