1. White Room

935 85 4
                                    

Di dalam sebuah ruangan kubus berwarna putih yang berukuran 35 meter di tiap sisinya, terdapat 99 ranjang besi yang ditata rapi berjarak satu sama lain. Di atasnya masing-masing berbaring anak laki-laki yang berpakaian seragam, sebuah jaket hoodie berwarna putih dan celana kain setinggi lutut yang juga berwarna putih.

Seseorang tersadar dalam keheningan. Saat dia membuka mata, dia melihat pantulan dirinya sendiri berbaring dari cermin yang terpasang di langit-langit setinggi 35 meter. Jarak antara dirinya sendiri dan bayangannya hampir sejauh 70 meter, dia tidak bisa melihat wajahnya sendiri secara jelas. Lalu, lelaki itu bangun dan duduk. Butuh waktu baginya untuk memproses situasi ini. Dia tidak yakin apakah dia sedang bermimpi, bahkan dia tidak bisa mengingat namanya sendiri. Sambil berpikir, dia melihat ke sekeliling. Tembok putih yang mengelilinginya seperti terbuat dari batu yang halus dan bersih tanpa adanya sedikitpun cuilan maupun retakan dan noda dan kotoran. Di samping ranjangnya terdapat sebuah meja besi dengan permukaan kaca dan sebuah peti brankas berukuran kecil yang berada di bawahnya.

Selang waktu berlalu dan masih belum ada satupun yang bangun selain dirinya. Dia menginjakkan kakinya ke lantai yang rasanya sedingin es. Ketika dia mengangkat kakinya lagi, dia menyadari ada sepasang sepatu berwarna putih tersimpan di bawah tempat tidurnya. Setelah memakainya, dia berjalan untuk membangunkan orang-orang di sekitarnya yang berakhir nihil. Dia pun akhirnya hanya berjalan-jalan mengelilingi hampir separuh tempat tidur yang ada di sana hingga akhirnya dia melihat sebuah ukiran yang samar di bagian footboard di sebuah ranjang. Dia menengok ke sekeliling dan mulai bisa melihat bahwa setiap ranjang memiliki ukiran di lokasi yang sama. Dia mendekati ranjang itu dan mulai bisa melihat jelas ukiran itu yang ternyata adalah sebuah tulisan. "Im .. Lim Jun Seo," gumamnya mencoba membaca tulisan itu. Lalu tiba-tiba lelaki yang berbaring itu terbangun dan mengeluarkan suara dengkuran. "Dia terbangun? Kenapa tiba-tiba? Apa karena aku membaca tulisan tadi? Tulisan apa itu? Apa mungkin itu adalah namanya?" Dia bertanya banyak hal pada dirinya sendiri dalam hati.

"Uh? Apa ini?" Kata lelaki itu tiba-tiba ketika kemudian dia melihat ada seseorang berdiri di hadapannya. "Kau siapa?" Katanya lagi.

Lelaki yang membangunkannya terkejut dan langsung pergi ke ranjangnya sendiri untuk mengecek namanya. "Aku! .. Aku! Lee Da Eul!!" Jawabnya berteriak sambil tergagap, lalu bergumam pada dirinya sendiri, "Aku Lee Da Eul?"

"Lee Da Eul? Apa yang kau lakukan di sini? Tunggu, ini di mana?" Lim Jun Seo lalu duduk di ranjangnya dan melihat ke sekelilingnya yang hening.

Lee Da Eul kembali menghampiri Lim Jun Seo sambil juga melihat ke sekeliling. "Aku tidak tahu, tapi senang bertemu denganmu!" Lee Da Eul mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Lim Jun Seo menyambut tangannya, "Benarkah? Kalau begitu, aku juga senang bertemu denganmu! Kenalkan, aku .. uhh .. aku siapa?" Dia menurunkan suaranya di akhir kalimat hingga hampir tidak terdengar. Dia terdiam sejenak sambil berpikir.

Lee Da Eul membatin, "Dia juga tidak tahu namanya sendiri?"

"Lim Jun Seo! Namamu Lim Jun Seo!" Lee Da Eul menyahut dengan mantap.

"Lim Jun Seo? Terima kasih sudah memberitahuku." Katanya. Lalu, dia melihat ke sekelilingnya lagi. "Kau tahu apa yang sedang terjadi di sini?" Tanyanya.

Lee Da Eul menggeleng dengan wajah sedih. "Aku sudah bangun sejak beberapa waktu yang lalu, tapi tak ada orang lain lagi yang bangun selain kau."

"Kau yang membangunkanku?" Lim Jun Seo bertanya lagi.

Kali ini Lee Da Eul mengangguk dengan semangat. "Kau tiba-tiba bersuara aneh ketika aku menyebut namamu. Ah! Aku juga tidak ingat siapa namaku pada awalnya. Tapi aku menyadari bahwa nama kita tertulis di ranjang kita masing-masing, di bagian sini." Katanya sambil menunjuk bagian footboard. "Kalau kau mau, kau bisa membantuku untuk mencoba membangunkan yang lain juga dan menjelaskan situasinya. Oh iya! Hati-hati saat memijakkan kaki ke lantai karena rasanya dingin sekali! Tapi kau harusnya bisa menemukan sepasang sepatu di bawah ranjangmu" Lanjutnya.

Boys Planet: I am You. Hello, It's Me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang