IO 27 (END)

682 54 4
                                    

"Nin, dengarkan Phi, na?" ujar Charan pelan.

Kanin menundukkan kepalanya dan berhenti menangis namun masih terdengar suara isakkannya.

"Phi tidak ada hubungan apa2 dengan wanita itu. Phi hanya mencintai Kanin. Kanin percaya Phi kan?" ujar Charan sambil memegang tangan Kanin namun Kanin menghindar dari sentuhan Charan.

"Tolong, Nin, jangan seperti ini lagi. Sudah cukup Kanin melihat Phi dengan kebencian. Phi sangat mencintai Kanin, Phi tidak mau lagi kehilangan Kanin." ujar Charan dan mulai meneteskan airmata.

Kanin menatap mata Charan.

"Apa Kanin bisa mempercayai Phi lagi? Apa yang akan Phi lakukan agar Kanin bisa percaya lagi pada Phi?" ujar Kanin.

Charan tersenyum dan memegang tangan Kanin.

"Tunggu sebentar, jangan kemana2, janji?" ujar Charan.

Kanin terdiam dan tak lama menganggukkan kepalanya.
Charan segera berlari dan pergi entah kemana.

Kanin pun bangun dari duduknya.
Kanin bertanya2 kemana Charan pergi.

2 jam berlalu namun Charan belum juga kembali.
Kanin merasa khawatir karena dia tahu kalau kekasihnya bisa berbuat nekad demi dirinya.

Kanin bukannya tidak percaya pada Charan, namun karena melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana cara dia bisa mempercayai Charan.

Tak lama kemudian mobil Charan pun masuk ke dalam pekarangan rumah.
Kanin menghela nafas lega.

Charan berlari masuk ke dalam rumah dan berhenti setelah melihat Kanin berdiri di ruang tamu.

Charan tersenyum dan menghampiri Kanin.

"Humm." ujar Charan sambil memberikan sebuah kotak pada Kanin.

Kanin membelalakkan matanya melihat kotak itu.
Kanin kembali melihat pada Charan.

"Itu untukmu." ujar Charan.

Perlahan Kanin membuka kotak kecil itu dan meneteskan airmata sambil tersenyum setelah Kanin melihat isi dari kotak itu.

Sebuah cincin putih polos dengan ukiran hati ditengahnya.

"Phi tidak tahu cara melamarmu. Tapi Phi tahu kalau Phi ingin Kanin selamanya disisi Phi. Maukah Kanin menikahi Phi?" ujar Charan dan berjalan menghampiri Kanin.

Kanin tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Sangat tidak romantis." ujar Kanin dan memukul dada Charan.

Charan tersenyum dan memeluk Kanin.
Kanin pun membalas pelukkan Charan.

"Jangan marah lagi, na? Dan juga jangan perlihatkan mata yang seperti dulu lagi. Phi trauma melihat matamu yang penuh kebencian." ujar Charan dan melepaskan pelukkannya lalu mengangkat dagu Kanin agar melihat padanya, dan Kanin pun tersenyum.

"Tapi Phi tergila2 dengan matamu yang seperti ini, mata yang penuh cinta." ujar Charan dan mencium mata Kanin.

"Kalau dia datang lagi, awas saja kalau Phi tidak mengusirnya. Dasar wanita penggoda." ujar Kanin yang membuat Charan tertawa pelan.
.

Seminggu sudah Kanin menjadi tunangan Charan.
Hari itu bertepatan dengan hari Valentine.
Charan mengajak Kanin untuk makan malam.

Charan membawa Kanin ke sebuah restoran yang sangat mewah.
Mereka duduk bersama dan menikmati malam itu.

Hingga tiba2..

"Halo Charan. Sepertinya kita jodoh bisa kebetulan bertemu disini." ujar Janis.

Kanin menatap Charan dengan kesal begitupun dengan Charan.

"Apa kalian sedang berkencan?" teriak Janis yang membuat hampir semua orang disana melihat ke arah mereka.

Kanin terkejut dan malu dengan pandangan orang2 padanya.

"Kau itu seharusnya tidak menggoda calon suami orang lain. Dasar laki2 murahan." teriak Janis lagi yang tahu kalau Kanin malu.

Charan melihat pada Kanin yang salah tingkah karena malu.
Charan lalu berdiri dan membanting napkin ke atas meja.

Kanin melihat pada Charan.
Charan menghampiri Kanin dan memegang bahunya agar Kanin berdiri.

Charan lalu tersenyum pada Kanin dan merangkul bahunya lalu mengajaknya pergi dari sana.

Janis yang melihat itu semakin kesal dan cemburu.

"Apa kau tidak malu menggandeng seorang pria seperti itu?" teriak Janis lagi.

Semua orang memandang mereka karena membuat keributan.
Batas kesabaran Charan pun habis dan Kanin mengetahui itu, Kanin menarik bawah jas Charan dengan maksud agar Charan lebih bersabar.

Namun kesabaran Charan sudah ada di ambang batas.

"Memalukan." ujar Janis sambil tertawa pelan.

Akhirnya yang ditakutkan Kanin terjadi juga.
Charan berbalik menghadap pada Janis.
Kanin menatap wajah Charan dan menarik2 lengan jas Charan.

"Mengapa aku harus malu menggandeng tunanganku sendiri,... yang ingin kutanyakan... Apakah kau tidak malu mengganggu kencan kami? Kanin adalah tunanganku, calon istriku, jangankan menggandengnya, melakukan ini pun aku tidak malu." ujar Charan yang tiba2 memegang pipi Kanin dan mengecup bibirnya.

Kanin membelalakkan matanya.
Begitu juga Janis.
Namun Charan tersenyum dan menatap mata Kanin.
Charan kembali mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Kanin lagi.

Janis yang merasa sangat malu, akhirnya pergi dengan menghentakkan kakinya.
Charan pun melepaskan ciumannya dan melihat Janis yang berlalu pergi.

Charan lalu kembali menatap wajah Kanin.

"Selamat hari Valentine, sayangku." ujar Charan dan memeluk Kanin yang tersenyum lebar.

.
.
.
END
.
.
.
.
.

710

If Only (ZeeNunew)  015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang