IO 17

423 45 3
                                    

Kanin dan Charan memasuki halaman rumah Charan.
Charan membukakan pintu dan mempersilahkan Kanin masuk.
Kanin melangkahkan kakinya ke dalam rumah itu.

Charan tersenyum dan berjalan ke arah ruang makan.
Kanin melihat punggung Charan yang menjauh darinya.

Setengah berlari Kanin menyusul Charan dan memeluk pinggangnya dari belakang.
Charan terkejut dan tersenyum.
Charan memegang tangan Kanin dipinggangnya.

"Phi pernah bertanya pada Kanin, apakah pernah Kanin mencintai Phi walau hanya sedetik, Phi ingat?" ujar Kanin dan Charan pun mengangguk.

"Jawaban Kanin waktu itu, Phi ingat?" tanya Kanin lagi dan kembali dibalas anggukkan oleh Charan.

"Kanin bilang kalau Kanin tidak boleh mencintai orang yang sudah membunuh orangtua Kanin sendiri. Kanin... Memang tidak boleh mencintai Phi, tapi... Entah sejak kapan, Kanin sudah mencintai Phi. Tidak mungkin Kanin membiarkan Phi menyetubuhi Kanin kalau Kanin tidak mencintai Phi." ujar Kanin sambil memejamkan matanya di punggung Charan.

Charan terkejut namun bahagia mendengar kata2 Kanin.

"Kenapa Kanin mengatakan ini semua pada Phi sekarang?" tanya Charan dan akan berbalik menghadap pada Kanin.

"Jangan berbalik. Tetaplah seperti ini." ujar Kanin sambil menahan tubuh Charan agar jangan berbalik padanya.

"Karena selama kita bersama, Phi selalu jujur pada Kanin, tapi Kanin... Banyak berbohong pada Phi." ujar Kanin dan Charan hanya tersenyum.

"Sekarang Phi boleh tanyakan apapun pada Kanin dan Kanin janji akan jujur pada Phi walaupun akan terasa menyakitkan untuk kita berdua." ujar Kanin.

Charan tersenyum kembali.

"Apa Kanin.... mau menjadi istri Phi?" ujar Charan yang membuat Kanin melepaskan pelukkannya dan mundur lalu terpaku.

Charan berbalik dan memeluk kembali pinggang Kanin.
Charan menaikkan alisnya.

"Hmm?"

Kanin terdiam menelan ludahnya.
Charan pun tersenyum.

"Kau bilang aku boleh menanyakan apapun dan kau akan menjawabku dengan jujur. Hmm?" ujar Charan dan Charan melihat ada sedikit senyuman di bibir Kanin.

Charan mengangkat dagu Kanin dan perlahan Charan mencium bibir Kanin dengan lembut.
Tangan Kanin perlahan naik dari perut ke dada dan akhirnya melingkar di leher Charan.

Ciuman Charan pindah ke belakang telinga Kanin dan Kanin mendesah pelan.
Tangan Charan pun berpindah ke punggung Kanin dan belai2nya.

Namun ciuman Charan tiba2 terhenti dengan nafasnya yang memburu.
Charan menatap mata Kanin dan Kanin pun membuka matanya.
Kanin heran mengapa Charan menghentikan aksinya tiba2.

"Kau belum sembuh dengan benar, Nin." ujar Charan, namun matanya menelusuri tubuh Kanin.
Kanin tersenyum dan melingkarkan tangannya kembali ke leher Charan.

"Ya Kanin mau." ujar Kanin dan membuat Charan heran mengapa Kanin tiba2 mengatakan itu, namun tak lama Charan sadar dengan pertanyaannya tadi.

Charan membelalakkan matanya dan tersenyum lebar.

"Apa itu jawaban yang tadi aku tanyakan?" ujar Charan memastikan dan Kanin menaikkan alisnya dan mengangkat turunkan satu bahunya.

Charan tersenyum lebar dan Kanin pun tersenyum manis.
Charan memeluk Kanin dengan erat.

"Phi cinta Kanin." ujar Charan dan mencium leher Kanin.

Tak lama kemudian tiba2 ada yang menendang pintu depan rumah Charan dan datanglah para pria berpakaian hitam2 menerobos masuk ke dalam rumah.

Charan segera membalikkan tubuh Kanin dan menyembunyikannya ke belakang badannya.

"Apa yang kalian mau?" teriak Charan.

"Berikan dia pada kami maka kau akan selamat." ujar salah satu dari mereka.

Charan tertawa.

"Lewari dulu mayatku, bajingan.." teriak Charan dan menyerang mereka.

"Kanin, masuk ke kamar dan kunci pintunya, cepattt.." teriak Charan.

Namun bagaimana mungkin Kanin akan meninggalkan Charan sendiri melawan para pria itu.
Charan yang melihat Kanin tetap disana segera berteriak lagi.

"Cepat.. Mereka tak akan melukaiku jika mereka masih mau hidup."

Akhirnya Kanin berlari dan masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.
Kanin terduduk dibelakang pintu dan badannya bergetar.

Suara barang2 yang terjatuh dan bersinggungan terdengar dengan jelas di telinga Kanin.

Kanin bingung apa yang harus dia lakukan, dia sangat khawatir dengan keselamatan Charan.

Sementara Charan terkena beberapa pukulan dan terpukul mundur.
Charan memegang perutnya dan kembali berdiri dengan nafasnya yang terengah2.

"Kalian harus membunuhku jika kalian akan menemui Kanin." ujar Charan dan para pria itupun saling pandang.

"Pergilah kalian. Jangan harap kalian akan mendapatkan Kanin jika aku masih hidup." teriak Charan.

Akhirnya para pria itupun pergi dengan tangan kosong dan Charan pun menjatuhkan tubuhnya terduduk di lantai sambil memegang perutnya.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

660

If Only (ZeeNunew)  015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang