IO 26

454 43 5
                                    

10 hari berlalu, hari itu Charan dan Kanin masuk kantor seperti biasanya.

Tiba2 beberapa menit sebelum waktunya makan siang, Foei masuk disusul oleh Janis.
Charan terkejut melihat Janis ada di sana.

"Janis. Apa yang kau lakukan disini?" tanya Charan.

"Pak, maaf saya minta ijin mau makan siang." ujar Foei.

Karena memang sudah waktunya maka Charan pun mengijinkannya.
Akhirnya Foei pun pergi.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Charan lagi.

"Kebetulan saja aku lewat sini, jadi sekalian aku mampir. Mungkin kita bisa makan siang bersama?" ujar Janis.

"Aku tidak bisa, Jan. Karena jika makan siang aku gunakan untuk makan bersama kekasihku." ujar Charan.

"Kekasihmu bekerja disini juga?" tanya Janis dan di balas anggukkan oleh Charan.

"Mohon maaf, Jan. Tapi aku harus menjemput kekasihku sekarang. Lebih baik kita bertemu lain waktu saja." ujar Charan sambil berdiri.

Namun tiba2 Janis berlari dan mendorong Charan hingga Charan kembali terduduk dengan Janis di atas pangkuannya.

"Apa2an kau, Jan. Menyingkirlah dariku." ujar Charan sambil memegang pinggang Janis hendak mengangkatnya.

Namun Janis malah menurunkan wajahnya dan mencium bibir Charan.

"Phi apa kau...." Kanin tiba2 masuk ke dalam kantor dan memergoki Charan dan Janis dengan posisi yang aneh.

Kanin terpaku dan wajahnya berubah memerah.

"Maaf." ujar Kanin sambil menutup pintu dan berlari ke kantornya.

Charan membelalakkan matanya dan dengan cepat mendorong Janis dari pangkuannya.
Hingga Janis hampir terjatuh.

Charan segera keluar dan menghampiri kantor Kanin.

"Nin biar Phi jelaskan." ujar Charan.

Kanin menatap tajam pada Charan.
Charan terpaku, wajah itu, mata itu kembali muncul setelah berbulan2 berlalu.

Kanin berdiri dan mendorong Charan lalu keluar dari kantornya.
Charan memejamkan matanya, dan menghela nafas panjang.
Charan tahu kalau masalah akan datang menghampirinya.

Kanin keluar dari kantornya dan melihat Janis yang baru keluar dari kantor Charan sambil merapikan roknya.

Janis berdiri tegak dan menatap Kanin dengan sombong.
Kanin berjalan menghampiri Janis.
Disaat yang sama Charan keluar dari kantor Kanin.

Charan melihat Kanin berjalan melewati Janis yang berdiri di depan kantornya.

"Kanin, tunggu." teriak Charan.

Namun Kanin tetap meneruskan perjalanannya.
Charan berlari berusaha menyusul Kanin.
Namun tangan Janis tiba2 memegang tangan Charan ketika Charan berlari di depannya.

"Lepaskan aku, Jan." ujar Charan dengan wajah marah.

Janis melepaskan tangan Charan dan mengangkat tangannya ke atas.

Charan menatap Janis lalu kembali berlari mengejar Kanin.
Charan melihat2 sekitar sampai akhirnya dia keluar gedung.
Dia tahu kalau Kanin pasti pergi dari gedung itu.

Charan kembali berlari ke kantornya dan mengambil kunci mobilnya lalu kembali berlari turun ke tempat parkir.

Sesampainya disana dia melihat Janis di depan mobilnya.
Charan menghela nafasnya dan berjalan menghampiri mobilnya.

"Minggir." ujar Charan.

Namun Janis malah memegang tangan Charan.

"Ran, dengarkan aku dulu." ujar Janis.

"Lepaskan aku." teriak Charan.

"Aku tidak terima aku bisa dikalahkan oleh seorang pria seperti itu. Aku lebih cantik, kaya dan yang pasti aku lebih pantas jadi pasanganmu daripada pria pendek itu." ujar Janis.

Plak...

Tiba2 Charan menampar Janis.

"Dengar, sudah cukup orang2 menghina Kaninku. Mungkin benar perkataanmu, namun dimata dan hatiku, hanya Kanin yang pantas untukku." ujar Charan.

Charan memegang lengan Janis dan menariknya ke belakang Charan.

Charan segera masuk ke dalam mobil dan mengendarainya.
Mata Charan melihat sekitar, sepanjang jalan menuju rumahnya.
Namun tidak ada bayang2 Kanin disana.

Setelah sampai di rumah, Charan segera berlari dan masuk kedalam rumah.
Charan melihat keadaan rumah yang masih gelap.

Kemana dia, pikir Charan.

Namun Charan mendengar suara isakkan dari dalam kamar.
Charan segera berlari menghampiri kamar tidur mereka.

Charan melihat Kanin yang menangis sembari memeluk lututnya.
Baju2 berserakkan dilantai dan tempat tidur yang berantakan.

Charan mendekati Kanin.

"Pergi.. Keluar kau.." teriak Kanin.

"Kanin, sayang. Dengarkan Phi dulu, na?" ujar Charan yang perlahan mendekati Kanin.

Kanin menatap tajam pada Charan.
Charan lemas melihat mata Kanin yang merah dan berair penuh dengan kemarahan.

Jangan lagi, pikir Charan.

Charan pun bersimpuh di depan Kanin.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

623

If Only (ZeeNunew)  015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang