IO 03

435 48 1
                                    

"Kanin, apa bisa jika setiap hari sabtu, kita berkencan?" tanya Charan.

"Berkencan?" ujar Kanin.

"Khap, supaya kita bisa lebih saling mengenal."

Kanin terkejut dengan perkataan Charan, bagaimana mungkin pria dengan pria pergi berkencan.
Tapi baiklan akan kuturuti kau Charan, pikir Kanin.

"Baiklah Phi." ujar Kanin dan disambut senyuman oleh Charan.
Dan tanpa sadar Kanin pun ikut tersenyum melihat senyum Charan.

"Apakah juga boleh jika setiap hari Phi antar kamu pulang?" tanya Charan lagi.

"Khap, Phi."

"Khop khun, na." ujar Charan.

Mulai dari hari itu Charan dan Kanin selalu makan siang bersama dan Charan juga mengantar Kanin pulang setiap malam.

Tanpa terasa mereka pun semakin dekat.
.

Hari itu seperti biasa Charan dan Kanin akan makan siang di restoran seberang kantor dan ketika mereka pergi menyebrang tiba2 ada seorang wanita yang menyebrang tak jauh dari Charan dan Kanin.

Kanin melihat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju di jalan itu namun wanita itu dengan headsetnya sama sekali tidak menyadari itu.

Charan pun melihat pada wanita dan mobil yang melaju kencang.

"Nonaaa.." teriak Charan dan Charan pun berlari dan memeluk wanita itu lalu melompat ke pinggir beberapa detik di depan mobil yang melaju kencang tadi.

Charan dan wanita itu terjatuh dan berbaring di trotoar jalan.
Kanin berlari dan menghampiri Charan dan wanita itu.

"Hey, nona hati2lah di jalan, bagaimana kalau kau tertabrak?" teriak Charan.

Dan wanita itu pun meminta maaf dan berlalu dari sana.
Charan berdiri dan membersihkan pakaiannya yang sedikit kotor.

Kanin memandang Charan dan terpaku melihat aksi Charan yang mempertaruhkan nyawanya demi orang yang dia tidak kenal.

"Phi tidak apa2?" tanya Kanin.

Charan tersenyum dan menggenggam tangan Kanin.

"Sudahlah. Phi tidak apa2. Ayo kita makan sebelum waktunya habis." ujar Charan.

Kanin tak sadar kalau tangannya di genggam Charan.

Mereka pun makan siang dan setelah selesai mereka pun kembali ke kantor.

Tak beberapa lama Kanin mengetuk pintu kantor Charan, Kanin akan memberikan beberapa berkas hasil kerjanya pada Charan.

Ketika Kanin masuk Charan sedang membuka kemejanya dan bertelanjang dada.

"Ohh maaf." ujar Kanin dan Charan pun tersenyum.

"Tidak apa2, ada apa, Kanin?" tanya Charan.

"Ini berkas yang bapak minta."

Charan memakai kemejanya kembali namun Kanin melihat merah2 di siku kanan Charan.

"Bapak terluka?" tanya Kanin.

Charan melihat pada sikunya.

"Humm. Tapi tak apa, hanya luka kecil." ujarnya sambil tersenyum.

"Ada yang lainnya?" ujar Charan yang melihat Kanin hanya memandang sikunya dan Charan menghampiri Kanin.

"Au na, Phi tidak apa2, hanya luka kecil." ujar Charan lagi sambil memegang bahu Kanin dan menyuruhnya kembali keluar.

Kanin keluar dan terdiam di depan pintu kantor Charan.
Tak lama Kanin pun berjalan menuju kantornya.

'Apa dia orang baik? Tidak mungkin, mungkin ini semua hanya kedok untuk menutupi kebusukkannya.' pikir Kanin.

Sore harinya Kanin dan Charan berjalan bersama menuju parkiran dan memasuki mobil Charan.
Kanin memperhatikan gerakan Charan yang selalu menggerakkan sikunya ketika menyetir.

"Phi, siku Phi masih sakit?" tanya Kanin.

"Tidak juga hanya sekarang terasa agak pegal saja." ujar Charan dan melihat pada Kanin sambil tersenyum.

Setelah sampai di depan apartemen Kanin.

"Apa Phi mau mampir dulu, biar Kanin obati Phi?" tanya Kanin.

"Apa tidak mengganggumu?"

"Tidak Phi. Ayo." ujar Kanin dan turun dari mobil.

Mereka pun menaiki lift agar sampai di apartemen Kanin di lantai 5.
Kanin membuka pintu dan mempersilahkan Charan masuk.

Charan pun masuk dan melihat2 keadaan rumah Kanin.

"Phi tunggu sebentar, Kanin akan ambilkan obatnya." ujar Kanin dan masuk ke dalam kamar mandi.

Kanin membawa tempat obat di tangannya.
Karena kemeja Charan yang panjang hingga susah untuk di obati akhirnya Charan membuka kemejanya.

Kanin menatap badan Charan yang gagah dan berotot.
Charan pun duduk disofa ruang tamu dan Kanin pun duduk disampingnya.

Kanin memgoleskan obat ke siku Charan sementara Charan menatap wajah Kanin yang begitu dekat dengan wajahnya.

Ketika Kanin selesai memakaikan pembalut luka, Kanin menatap mata Charan.

Charan memegang dagu Kanin, dan mengusapnya lembut.
Kanin tak sadar, dia hanya memandang wajah Charan yang menatap mata dan bibirnya.

Perlahan Charan menundukkan kepalanya dan mencium bibir Kanin.
Kanin memejamkan matanya.
Namun ketika Charan menggerakkan bibirnya, Kanin tersadar dan melepaskan ciuman itu.

Charan memandang Kanin.

"Maaf." ujar Charan dan segera memakai kemejanya.

"Lebih baik Phi pulang dulu. Sampai jumpa besok, Kanin." ujar Charan yang memandang Kanin yang membeku.

Charan tersenyum dan membuka pintu lalu pergi dari apartemen Kanin.

Setelah Charan pergi, Kanin memegang bibirnya.

"Apa yang sudah ku lakukan?" gumamnya.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

714

If Only (ZeeNunew)  015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang